webnovel

Me is me

rannaya · Urbain
Pas assez d’évaluations
108 Chs

aku perisaimu...

sekembalinya dari podium, Zhi han masih menggenggam erat jemari riri dengan senyuman ringan kepada orang orang yang berada di samping tempat duduk mereka yang sambil memberikan selamat kepada mereka berdua. dalam hati riri ia sangat takjut dengan kejadian malam ini, bagaimana mungkin target mereka mampu masuk tiga besar dengan perolehan aset yang drastis naik dari sebelumnya. james yang menatap kagum riri pun seolah ingin beranjak mengucapkan selamat dan memeluknya namun keinginannya beranjak pergi dari kursinya di cegah oleh lelaki yang berada di sampingnya. " kita harus bicara james " ucap park ji woo pada james dengan nada dingin. membuat james berfikir maksud sahabatnya ini barusan.

sebelum Zhi han dan riri sempat bertemu awak media yang menunggu mereka diluar, riri sudah menarik tangan Zhi han dan kabur duluan dari acara karena menghindari para media yang tentu akan habis habisan mencari profil mereka nantinya setelah dirilis berita tentang penghargaan malam ini walaupun mereka hanya menyabet penghargaan kedua, namun tetap saja kehebohan berita pernikahan mereka jadi perbincangan hangat media berita maupun internet.

dimobil Zhi han hanya diam tak banyak bicara membuat riri sempat serba salah. " hey..kau kenapa..apa ada yang kau fikirkan " ucap riri yang mencubit pipi halus Zhi han dengan lembut.

"mmm...banyak,,pertama kenapa kita mesti pergi begitu saja dari acara, kedua... di acara kau bertemu dengan siapa.. dan..." ucapnya sambil memandang dalam mata riri.

"dan...bukankah ada imbalan nya karena kita memasuki tiga besar kali ini" ucap Zhi han.

riri tersadar dengan ucapan Zhi han sambil menoleh ke kaca jendela ia menepuk jidat nya, ia ingat tentang imbalan itu..haruskah..mulai belajar jatuh cinta pada lelaki di sampingnya yang tak lain dengan status suaminya yang sah. bahkan mereka harus saling jujur mulai saat ini. Zhi han memalingkan wajah istrinya ke hadapannya.

"apa kau siap.." ucapnya sambil mendaratkan kecupan di pipi riri.

riri tak mampu berbicara banyak kali ini, karena ia tahu pasti akan banyak hal lagi yang akan di pertanyakan Zhi han padanya.

dihati Zhi han sebenarnya ia tak ingin cara seperti ini untuk mendapatkan hati riri sepenuhnya, tapi ia sangat tak sabaran lagi bahkan terkadang lelah untuk menunggu. mau tak mau iapun terpaksa melakukan sedikit permintaan pada wanitanya dengan janji yaitu imbalan yang pantas untuknya, hati riri seutuhnya.

dikamar hotel tempat mereka menginap riri yang memandangi kota shanghai dari balkon kamar hotel sedang merenungi kejadian malam ini. banyak hal yang tak ia sadari sebelumnya. kota yang masih banyak menyimpan kenangannya bersama almarhum kakaknya dan juga james. james.. riri teringat perkenalan tadi dengan seorang pria kaya. bahkan pria itu bilang mereka sempat bertemu dan berbincang bincang dulu...tapi di mana..membuat hati riri terus bertanya, belum lagi dengan kehadiran james yang secara tiba tiba membawa nama perusahaan majalah ke dalam kompetensi ini. apa maunya... riri sangat tak mengerti. tak lama sebuah pesan massenge tertulis di handphonenya " besok kau harus hadir, penting baby...please." isi pesan massenge james barusan membuat hati riri mulai bimbang. di satu sisi ia ingin menyelesaikan pekerjaan di sini dan secepatnya pulang di sisi lain ia ingat perkataan james " ada janji yang belum terpenuhi pada kakaknya" membangun dan pertahan kan perusahaan itu" membuat hati riri sedikit nyeri, kejadian beberapa tahun lalu yang membuat riri sangat membenci dunia media majalah. akibat kematian kakaknya riri harus menahan pil pahit, semua kehidupan pribadinya sempat terekspos, terlebih kematian kakaknya yang terlalu di besar besarkan, bahkan yang membuat riri sangat benci berita itu di ekspos di majalahnya sendiri karena salah satu karyawannya yang begitu ceroboh, membuat riri kewalahan menangani hal ini. belum lagi harus berurusan dengan pihak hukum. di tambah mami riri yang jatuh sakit begitu saja. semua harus riri yang menanggung dan mengurusnya. bahkan gosip kakaknya dengan seorang perempuan yang di kira kekasih yang sebenarnya adalah riri menjadi topik hangat karena setelah berita itu rilis beberapa hari kemudian kakaknya di temukan tewas. tentu saja banyak orang yang mengira ada hubungannya dengan wanita yang terekspos dengan kakaknya. mata riri memandang jauh dan menarik nafas panjang, perlahan ia hembuskan, meski matanya sangat berkaca kaca. namun ia tahan. sebuah pelukan hangat meraih tubuh riri dan daratan ciuman demi ciuman menghampiri pipi dan lehernya.

"seharusnya...kamu keluarkan semua yang tak bisa kamu tahan sendirian.. denganku...apa aku terlihat seperti orang lain di matamu" ucap Zhi han lirih terdengar lembut membuat hati riri sedikit tersentuh.

"aku hanya khawatir, besok akan banyak berita tentang pernikahan kita...mr.Zhi...aku tak bisa menghadapi para media..." ucap riri dengan pandangan yang mulai tenang ke penjuru kota shanghai sambil merekatkan tangan Zhi han, dan menciumi tangan Zhi han.

"sweety... kau tak sendirian.. aku selalu akan ada melindungi mu,,ingat aku perisaimu" ucap Zhi han yang kembali melayangkan ciuman di kepala riri dengan lembut.

"bisakah ...aku mempercayai mu mr.Zhi" ucap riri sambil berpaling menatap wajah Zhi han mencari sebuah kepastian bahwa ia tak salah pilih apabila mencintai pria yang sekarang sebenarnya adalah sah miliknya. Zhi han mendekatkan dahinya ke dahi riri dengan lembut sambil mengusap lembut rambutnya. riri pun memberikan pelukan lembut di pinggang Zhi han hingga mata mereka saling beradu pandang. bagi Zhi han ia sangat menyukai momen ini, kasih sayang dan kepeduliannya benar benar di hargai dengan sebuah pelukan dari istrinya.

" Wo ai ni "... ucap Zhi han tiba tiba penuh keyakinan sambil menatap mata riri yang tajam memandangi nya.

perlahan hati riri sangat tersentuh sekali dengan kalimat romantis dari Zhi han barusan. ia jingkitkan tumit kakinya tangannya meraih leher Zhi han dan sebuah daratan ciuman menghinggapi bibir Zhi han, sangat manis seperti candy.. membuat zhi han tak mampu meredam gejolak hatinya. ia membalas ciuman riri dengan lembut. meraih pinggang ramping riri dan mendekatkan dengan tubuhnya. riri yang merasakan perlakuan romantis suaminya terhanyut dengan perasaan terenyuh, ia merekatkan bibirnya di bibir Zhi han dengan erat seolah tak ingin di lepaskan. malam itu bintang yang bertaburan dengan gemerlapnya seolah mengisyaratkan dua hati yang saling berpadu dengan kecupan kecupan mesra, keromantisan yang manis sedang ingin membuat kisah love story nya yang indah.

*****

"james...kenapa kau tak memberitahu ku bahwa riri sudah menikah " ucap Ji Woo sambil meminum segelas minuman.

"kau fikir aku ikhlas, kau fikir aku pun tahu hal itu, tadinya aku berfikir riri hanya bercanda, tapi aku tak mengira ternyata itu benar." ucap james sambil memukul dinding.

" bukankah, kalian sudah tak mempunyai hubungan apa apa lagi ". ucap Ji woo.

" kau benar, tapi tetap saja ini menyakitkan, aku masih tak terima kenyataan yang sebenarnya, aku sangat menyayanginya Ji woo." ucap james.

" itu sebabnya kau menolak ajakan ku untuk berkenalan dengan setiap gadis dari beberapa teman relasi kita, sadarlah james...takdir tak berpihak padamu" ucap ji woo

"lalu kau...apa kau masih ingin mengejarnya sedang dia sudah ada yang memiliki" balas james ingin tahu keinginan sahabatnya.Ji woo hanya tersenyum memandang kekesalan di wajah james.

"ingat, kau besok harus mengatur pertemuan rapat dengan riri. ku tak mau gagal" ucap Ji woo.

namun dalam hati james " kau tak tau siapa investor lainnya yang akan hadir besok Park Ji Woo, walau aku tau akan ada persaingan sengit di antara kalian nantinya" ucap james dalam hati.

riri menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang dekat kaca jendela yag transparan, disusul Zhi han yang menarik tubuh riri kepangkuannya, " apa kau letih menciumku Mrs.Zhi han" ucap Zhi han sambil menggoda istrinya. riri yang terbaring di pangkuan Zhi han segera mengecup dagu lancipnya.

" ckckckc...kalimatmu konyol " ucap riri cekikikan. kemudian ia perlahan menarik nafas dan menghembuskan nya.

" apa yang membuatmu terus-terusan menginginkan ku mr.Zhi"

tanya riri mesra sambil memandangi jendela kaca.

" banyak hal, semua apa adanya di dirimu Mrs.Zhi han" ucap Zhi han.

" apa aku sangat menarik " ucap riri memelototkan pandangannya ke wajah Zhi han.

" sangat..." ucap Zhi han lagi yang kembali ingin menciumi riri.

"yaaa...memangnya aku makanan ya.."ucap riri sambil becanda mencubiti pipi Zhi han.

"kamu menggairahkan...aku sukaaa" balas Zhi han sambil membalas cubitan istrinya dengan gemasnya. namun sayang riri yang sedikit berontak harus merelakan Zhi han yang terjatuh ke samping sofa. sambil tertelungkup. "yaaa..kamu gak apa apa..." ucap riri setengah berteriak.

"sakit nih..."balas Zhi han berpura pura dan bangkit dari tempat ia terjatuh kemudian mendekap perlahan tubuh istrinya kembali ke sofa panjang yang berbentuk seperti tempat tidur.

mereka membaringkan tubuh di sofa kembali sambil berpelukan erat. Zhi han kembali melayangkan ciuman manisnya ke bibir riri.."good night..sweety " ucap Zhi han mesra sambil mengeratkan pelukannya.