webnovel

Ch. 9 "Vacation (4)"

"Baiklah, tenda masing-masing sudah dibagikan. Jadi, selamat malam dan mimpi indah," ucap Asmodeus menutup acara menjelajah yang sudah mereka laksanakan seharian penuh dan memulai acara mengistirahatkan tubuh.

Di tenda Belphegor terdapat, Artemis, Lucifer, Leviathan, dan Beelzebub. Sedangkan di tenda Asmodeus, berisikan Satan, Apolion, dan Mammon. Untung saja masing-masing mereka dipilihkan oleh ibu paruh baya tersebut sebuah tenda yang cukup besar dengan daya tampung lima orang dewasa pertendanya.

Ditenda Asmodeus, Satan dan Apolion sibuk dengan rencana mereka esok hari, walau terkadang Satan mengamuk karena tidak sependapat. Asmodeus terus memikirkan cara untuk mengendap masuk ke tenda yang mirip seperti sangkar singa tersebut karena ditiduri oleh empat sosok makhluk neraka yang bertemperamen seperti singa garang. Dan Mammon terus mengawasi gerak-gerik Asmodeus apabila semisalnya pria mesum tersebut mencoba mendekati tenda Artemis.

Sedangkan, mari kita lihat tenda Belphegor yang tampak sunyi dan damai, dan ternyata rahasia di balik kedamaian tersebut ialah...

Karena mereka semua sudah tidur.

===

Waktu terus berjalan dengan selayaknya, lampu di tenda Asmodeus telah lama padam menandakan kalau keempat orang yang berada di dalamnya sudah tertidur.

Suara lolongan serigala malam terdengar menemani suara jangkrik yang melatari malam hari. Tiba-tiba saja suara tenda yang terbuka terdengar dari arah tenda milik Belphegor. Surai putih keunguannya keluar dari tenda tersebut, dan manik periwinkle tersebut berganti menjadi merah menyala.

Ia mengangkat tirai tenda tersebut dan menatap Artemis dengan tatapan mata yang sangat kelaparan. "Aku lapar," ucapnya menatap gadis tersebut yang merupakan satu-satunya manusia di sekitar.

"Baal?" tanya Artemis yang terkejut karena Beelzebub sedang menatapinya. Ia mengusap matanya sekejap, dan menyipitkan kedua matanya untuk melihat keanehan yang terjadi pada manik Beelzebub. "Ada apa dengan matamu?" tanyanya.

Beelzebub tidak menjawab pertanyaan dari Artemis dan masih setia menatapi gadis tersebut dengan pandangan kelaparan.

Gadis tersebut merasa khawatir dengan perilaku aneh salah satu dari tujuh makhluk neraka yang tengah berdiri di depan tenda saat ini sehingga akhirnya ia memilih untuk keluar tenda dan memastikan apa yang sedang terjadi pada makhluk tersebut.

"Ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?" tanya Artemis.

Beelzebub melangkah maju dan mulai mendekati Artemis yang kebingungan dengan tingkahnya. Kedua tangan kekarnya mencengkeram kuat bahu milik Artemis, dan mulutnya terbuka menunjukkan deretan gigi yang entah sejak kapan telah berubah menjadi deretan taring yang amat tajam.

Artemis menatap heran kelakuan Beelzebub, dan mencoba mengoperasikan otaknya yang tampaknya masih terlalu mengantuk untuk berpikir. Bahkan, ketika bahunya di cengkram dengan sangat kuat oleh Beelzebub pun otaknya masih tidak dapat merespon rasa sakit tersebut dengan benar.

Beelzebub mendekatkan gigi taringnya kearah nadi Artemis yang berada di leher gadis tersebut. Ia mendekatkan mulutnya perlahan dan bersiap untuk menarik pembuluh nadi milik Artemis keluar dari daging lehernya.

Yap, sebelum akhirnya kepalanya malah dipukul dengan sangat kencang hingga ia harus menjauh dari Artemis sejauh dua meter. Sang pelaku dari kasus pemukulan tersebut, yaitu Artemis yang masih setengah tidur, hanya dapat menggaruk kepalanya dan menguap lebar. Ia tidak sadar apa yang baru saja dirinya lakukan kepada kepala dan wajah tampan Beelzebub.

"Oh, ada apa? Mengapa kau menjauh dariku? Cepatlah, aku mengantuk," ucap Artemis dengan santainya sambil memperhatikan Beelzebub yang menatap tak percaya kearah dirinya.

Manik merah menyalanya kembali berubah menjadi warna awalnya, Periwinkle. Gigi-gigi taringnya pun menghilang dan berganti dengan gigi normal manusia dewasa. Semua sifat agresifnya menghilang seketika bagaikan terlahir kembali.

"Artemis...," ucap Beelzebub, "aku sangat kelaparan hingga mau mati dan kembali ke neraka rasanya."

Artemis menganggukkan kepalanya dan berjalan kearah Beelzebub dengan langkah yang oleng karena kesadarannya masih setengah, tangannya menepuk pundak Beelzebub dan mengelusnya. "Baiklah, aku akan memasak untukmu. Setelah itu mari kita kembali tidur," ucapnya.

Mata Beelzebub berbinar-binar layaknya seorang anak kecil yang semua permintaannya dituruti oleh orangtuanya, dan merasa sangat bahagia hingga mengangumi kedua orangtuanya tersebut.

"Terima kasih Artemis!"

===

"Apa aku bisa memakan makanan mengerikan ini?" ucap Beelzebub pada dirinya sendiri saat Artemis menyajikan lima buah piring yang berisi makanan dengan bentuk aneh dan tidak tampak meyakinkan. "Apa ini aman untuk dimakan?"

Artemis tersenyum lebar dengan kedua matanya yang terpejam karena mengantuk. Ia mengacungkan jempolnya dengan mata yang masih juga terpejam.

"Kau dapat mempercayai masakanku walaupun aku memasaknya saat mengantuk!" ucapnya.

Beelzebub menatap makanan tersebut, dan mulai mengambil sendok makannya. Ia secara perlahan mencoba sesuap makanan yang telah di masak oleh Artemis dalam keadaan mengantuk. Dan reaksinya,

"Oh, aku mulai membenci lidahku karena merasa kalau makanan berbentuk aneh ini terasa lezat."

===

Burung-burung berkicauan di pagi hari dan menyapa matahari yang telah kembali menyinari pagi hari, ayam berkokok untuk mengucapkan sampai jumpa kepada sang rembulan yang akan tertidur lelap.

Tampaknya, sebuah keributan besar di tengah hutan belantara terdengar. Keributan tersebut bersumber dari perkemahan Artemis, dimana terdapat enam makhluk neraka yang sedang ribut mengenai 'siapa yang telah beraninya makan di malam hari tanpa mengajak mereka!'

Sementara di tengah keributan mereka, Artemis sibuk memikirkan apa yang sebenarnya sudah terjadi di malam hari. Otaknya mengingat samar-samar kejadian tersebut.

"Sudahlah, aku sudah masak," ucap Lucifer sambil memasang senyum kesombongan miliknya.

Kelima iblis yang ribut tersebut sontak terdiam, sementara Artemis dan Beelzebub yang tidak ikut-ikutan dalam acara ribut menoleh kearah masakan Lucifer yang mengeluarkan bau menggoda selera.

Tanpa banyak basa-basi mereka datang berkumpul menghampiri Lucifer dan memulai acara makan pagi mereka sebelum akhirnya melanjutkan penjelajahan mereka untuk mengetahui isi seluk beluk dari hutan luas yang berada di belakang rumah Artemis.

Acara makan berlalu dengan cepat, begitu pula dengan acara mengepak barang dan tenda yang telah mereka bangun. Kesembilan orang tersebut menancapkan bendera mereka ke setiap tempat indah yang sudah mereka jelajahi, dan salah satunya adalah air terjun ini.

"Baik! Sekarang mari kita lanjutkan penjelajahan ini!" teriak Apolion yang memulai langkah pertamanya keluar dari area air terjun kemudian diikuti oleh kedelapan penjelajah lainnya.

Penjelajahan mereka di hari yang kedua ini pun dimulai.