webnovel

Ch. 2 "Skors"

"Tunggu apa! Kamu di skors?"

Tujuh iblis dan satu manusia yang berada di ruang makan tersebut saling menatap satu sama lain. Mereka tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh gadis bernama Artemis tersebut.

"Kenapa bisa di skors?" ucap Beelzebub sembari memakan makanannya. Hanya dia yang masih makan di ruangn tersebut, yang lainnya sudah kenyang hanya dengan satu piring.

"Jadi sebenarnya, itu karena ada yang ngadu soal aku tiap pulang selalu di jemput sama cowok yang beda tiap harinya. Nah, habis itu sampe ada yang bikin rumor kalo aku udah punya anak."

"Siapa yang ngomong kayak gitu." Satan mematahkan sendok yang sedari tadi di genggamnya. Hawa gelap mencuat dari tubuhnya. Namun, tampaknya kondisi tersebut tidak hanya terjadi pada Satan saja.

Lampu di rumah Artemis mati satu persatu, dan hawa mencekam membuat bulu kuduk Artemis berdiri, ia mengusap tengkuknya yang merinding ngeri.

"E-Eh, semua? Ka-Kalian kenapa?"

Suara meja yang di pukul terdengar di telinga Artemis. Gadis tersebut dapat melihat wajah ketujuh penguasa neraka tersebut berkat bantuan cahaya rembulan yang merambat masuk dari sela-sela pintu jendela halaman belakang rumah Artemis.

Tak ada suara kendaraan yang menghiasi, hanya terdapat suara beberapa serigala malam hari dan jangkrik. Salahkan kedua orangtuanya yang semasa hidupnya begitu menyukai alam hingga membuat rumah mereka berada di tengah hutan seperti ini.

"Eum, kalian kok diem aja sih?" ucap Artemis berusaha memecah keheningan di ruang makan yang minim pencahayaan tersebut.

"Besok pokoknya bakal kita samperin sekolah mu!"

"Eh?"

===

Pekikan senang terdengar. Seluruh gadis di sekolah bergerombol keluar dari kelas mereka hanya untuk menyaksikan pandangan yang mengugah mata atau dalam bahasa simpelnya adalah cuci mata.

Tujuh pria dengan pakaian kasual mereka yang sangat cocok saat dipadukan dengan tubuh atletis, tampang menawan, dan kulit putih mulus masing-masing mereka tersebut membuat seluruh gadis di sekolah Artemis mengalami aksi pingsan berjamaah.

Tidak hanya pingsan berjamaah. Beberapa gadis bahkan ada yang menganggap bahwa ketujuh pria ini merupakan grup idol dari Korea yang sedang booming dan datang khusus ke sekolah mereka untuk melakukan kejutan fans. Namun, satu sosok pemandangan menganggu adegan cuci mata tersebut.

Artemis dengan seragam sekolah lengkap berada di tengah-tengah ketujuh pria tersebut.

"Apa mereka selalu seberisik ini, mendengarkan semua teriakan itu benar-benar bikin aku malas untuk berjalan lagi," ucap Belphegor sembari menggaruk telinganya dengan jari kelingking pria tersebut.

Mulutnya yang mengemut permen, dan tatapan mata malas yang selalu melekat di matanya itu benar-benar membuat Belphegor menjadi seperti sosok model bad boy yang sangat sempurna. Pria pemalas tersebut kemudian mengacak rambutnya kasar untuk menahan rasa malasnya tersebut, dan kejadian tersebut semakin mengundang lebih banyak sorakan.

Flash kamera terlihat dari segala arah. "Artemis, apa sekolahmu separah ini ya? Asal kamu tau aku benar-benar benci yang namanya cahaya loh," ucap Mammon dingin. Tangannya terangkat untuk menghalangi matanya dari cahaya kamera yang terus mengikutinya.

Di sisi lain, Leviathan memperhatikan gantungan kunci di ponsel seorang gadis. Pria tersebut menghampiri gadis tersebut dan sontak gadis tersebut memekik senang. Tangan kekarnya meraih gantungan bermodel Rilakuma tersebut dan berkata, "Hm, aku iri karena kamu mempunyai gantungan ini, kamu beruntung."

"Astaga dia memujiku! Ini... Kamu boleh memilikinya!" teriak gadis tersebut sangat bahagia. Ia memberikan gantungan ponselnya kepada Leviathan, beberapa gadis lainnya menatap iri ke arah gadis tersebut dan hal itu membuat Leviathan menyeringai senang.

Tidak hanya rasa iri yang terundang dari perlakuan Leviathan, beberapa hawa rasa marah, serakah, bangga, dan nafsu birahi pun menjadi pekat. Kekuatan tersebut membuat ketujuh pria yang berada di lorong sekolah saat ini menyeringai senang.

"Hm, di mana ruang kepala sekolahnya?" tanya Lucifer menoleh ke arah Artemis, dan pada saat itu juga Leviathan semakin senang dengan rasa iri hati yang meningkat pesat tersebut.

Lucifer memberikan kode pada keenam penguasa neraka lainnya untuk segera sadar akan tujuan mereka kemari sebelum keenam penguasa tersebut kehilangan kontrol diri dan merubah diri mereka menjadi sosok neraka. Jika sampai hal tersebut terjadi kemungkinan besar mereka bertujuh tidak akan dapat hidup di Bumi lagi.

"Ruang Bu Linda ada di lantai lima. Biar aku anterin aja," ucap Artemis.

Lucifer terbatuk pelan ketika mendengar nama kepala sekolah tersebut. "Wow Dejavu. Apa gak rusak nih sekolah kalau Bu Linda yang jadi kepala sekolahnya, ye gak?" ucap Lucifer ke arah Satan.

"Hem, masa depan mereka gak akan cerah kalau dirawat Bu Linda," sahutnya. Dan Artemis pun hanya dapat bingung karena tak mengerti kemana arah pembicaraan para makhluk neraka ini.