Semakin malam, semakin dingin cuaca di kawasan itu.
Adam menuntun tangan kinan dan berjalan menuju mobilnya.
"Masuklah, di luar sangat dingin. Kamu bisa demam karena cuaca dingin seperti ini, dengan pakaian yang kamu kenakan sekarang tidak akan mampu melindungimu dari angin malam yang akan semakin dingin menuju tengah malam nanti".
Mendengar adam mengatakan "tengah malam" kinan langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan adam yang menuntunnya menuju mobil.
"Apa katamu? tengah malam?????? apa kita akan sampai tengah malam disini????? tidak,,,,, aku tidak mau".
Kinan heran karena adam berpikir mereka akan sampai tengah malam menghabiskan waktu disana. Dan dia menolak sebelum itu terjadi. Dia takut ibunya khawatir di rumah, terlebih lagi besok pagi kinan akan bepergian dengan perjalanan yang cukup jauh menuju jakarta.
"Sudaaaaah,,,,,, kamu masuk saja dulu, nanti kita lanjutkan perdebatan ini di dalam, disana lebih hangat. Aku tidak tahan melihatmu kedinginan disini, atau aku tidak akan melepaskanmu dari pelukanku agar kamu tidak merasa kedinginan,,,,,, Atau..... itu yang kamu mau????".
Adam tidak menghiraukan kata-kata kinan yang tidak ingin berlama-lama dengannya.
Adam sebaliknya malah menggoda kinan, yang membuat dirinya tertawa karena lucu melihat ekspresi kinan yang semakin kesal padanya.
Kinan akhirnya masuk ke dalam mobil, dan di susul adam duduk di kursi kemudi.
Situasi sempat terasa canggung, suasana di dalam mobil sama seperti saat empat tahun lalu mereka berdebat tentang keputusan adam untuk pergi ke Australi melanjutkan sekolahnya.
"Aku ingin merubah kenangan pahit yang terekam di benakmu, menjadi kenangan indah malam ini. Posisi kita saat ini bukankah sama persis saat empat tahun lalu???? Aku disini, dan kami berada tepat di sampingku".
Adam menghapus rasa canggung yang hinggap sesaat pada romantisme mereka malam itu.
"Hemmmm,,,, Mungkin... Aku tidak begitu ingin mengingat apa yang terjadi malam itu disini, itu luka yang sulit aku hapus jadi tidak perlu membahasnya lagi".
Kinan menanggapi ucapan adam dengan ketus, dia tidak suka jika adam mengungkit hal-hal yang pernah sangat menyakiti perasaannya.
"Kenangan malam itu akan kuganti dengan kenangan baru. Kenangan yang indah, kenangan yang manis dan kenangan yang tidak akan dengan mudah kamu lupakan selamanya, bahkan jika kamu sedang marah padaku, cukup mengenang malam ini, kamu akan kembali tersenyum padaku dan memelukku, apa kamu siap dengan semua perubahan yang akan aku buat malam ini denganmu?".
Saat terus berbicara, Adam membalikkan tubuhnya dan menghadap kepada gadis yang berada disampingnya.
Ia meraih tangan kinan dan menatap tajam pada mata kinan yang indah. Keindahan matanya membuat adam tidak bisa memalingkan pandangan bahkan hanya untuk beberapa detik saja.
Kinan kembali hanyut dalam keromantisan yang diramu sedemikian rupa oleh lelaki tampan di hadapannya.
Adam benar-benar lelaki yang mampu membuat semua gadis lemah tak berdaya mendengar semua kata-kata indahnya, bahkan kinan tidak perlu kenangan lain malam itu, hanya mendengar kata per kata yang terucap dari bibir adam yang merah, sudah mampu menghapus semua kesedihan, kegelapan, yang selama ini merundungnya.
"Aku benar-benar telah jatuh untuk kedua kalinya ke dalam perangkap lelaki ini,,,,,, aaaah sungguh aku gadis yang tidak berpendirian dan gampangan di hadapannya saat ini. Lelaki satu-satunya yang mampu membuatku tidak ada bedanya dengan semua gadis alay yang hanyut hanya karena kata-kata gombal dari seorang lelaki, dia benar-benar membuatku terlihat mudah, Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, aku telah lama memiliki perasaan ini, dan sungguh ajaib bahkan sampai malam ini rasa itu selalu tumbuh dan semakin besar di dalam hatiku untuknya".
Kinan yang membalas tatapan adam dengan sedikit malu-malu, terus berkata dalam hati berbicara pada dirinya sendiri karena perasaannya yang semakin tak terkendali.
"Aku tidak pernah tahu apa sebenarnya yang membuatku bisa sangat sakit saat kamu memutuskan untuk pergi meninggalkanku dulu, Kamu benar-benar muncul tiba-tiba dalam kehidupanku yang sunyi, hampa, dan tanpa warna".
"Aku yang membentuk hidupku agar menjadi seperti itu. Aku menghukum diriku sendiri atas semua yang terjadi dalam keluargaku dulu. Memutuskan untuk tidak hidup dalam kebahagiaan yang banyak orang idam-idamkan disaat masa muda menjadi raja dalam fase kehidupan setiap manusia".
"Kemudian kemunculanmu membuatku tidak fokus pada pijakanku sebelumnya. Aku tidak bisa membedakan apakah itu perasaan cinta atau hanya kebahagiaan sesaat karena kamu satu-satunya warna dalam hidupku setelah sekian lama. Kamu membawa warna baru dalam pandanganku yang awalnya hanya hitam putih yang sengaja aku torehkan disana".
"Sehingga saat rasa sakit itu terasa begitu di luar nalarku, aku bertanya-tanya kenapa sesakit itu saat kamu pergi meninggalkanku. membuatku kembali berpikir bahwa aku memang tidak ditakdirkan untuk hidup dengan warna-warni yang indah di dunia ini. Sampai saat itu aku belum juga menyadari perasaan apa sebenarnya yang aku miliki untukmu".
"Hingga tiba saat temanmu berkata padaku bahwa tidak ada kebenaran sama sekali dalam setiap kata-kata yang kamu ucapkan padaku saat itu, Hatiku benar-benar nyata merasakan sakit yang lebih dalam dan tidak bisa dibayangkan lagi bahwa hati ini ternyata bisa sangat serapuh itu".
"Kinan yang terkenal angkuh, sombong, dan pemarah ternyata bisa sangat terluka karena seorang lelaki yang hanya ia temui 2 hari terakhir sebelum akhirnya lelaki itu pergi jauh disana, tempat yang tidak bisa aku jangkau saat itu".
"Karena rasa sakit itu aku menyadari, kekecewaanku terhadap semua kata-kata indahmu, kata-kata yang membuatku benar-benar merasa menjadi gadis yang sangat dicintai, faktanya ternyata hanya omong kosong. Dan pada akhirnya aku berpikir ternyata hatiku sebenarnya mengharapkan bahwa semua pengakuanmu tentang perasaanmu kepadaku itu adalah benar".
"Dan aku juga berharap kamu tahu bahwa aku juga mencintaimu sejak saat itu".
Adam mendengarkan semua kata-kata kinan. kata per kata yang ia ucapkan membuat adam sangat ingin menghapus air mata kinan yang selama ini ia keluarkan untuk menangisinya.
Adam meletakkan tangan kirinya di pipi kinan yang hangat dan menghapus air mata yang menetes disana.
Suasana semakin erat antara keduanya, kinan sudah bisa mengungkapkan semua yang ia rasakan selama ini.
Adam sangat senang mendengar semua pengakuan gadisnya saat itu. Pengakuan yang selama ini dia tunggu-tunggu, sudah empat tahun lamanya adam menunggu moment disaat kinan menerima perasaannya yang sangat tulus selama ini.