Di siang hari, Yves menghabiskan wakutnya dengan mendengar bualan dari para petinggi akademik. Pada malam hari, dia berlatih keterampilan bertarungnya dengan Sinthea.
Ketika berbicara dengan Zola, pembahasan utamanya tak lain adalah senjata, karena peneliti botak itu adalah ahli senjata.
"Sekarang ini adalah era senjata berkekuatan tinggi. Mobilitas, jarak dan kekuatan adalah indikator terpenting dalam senjata." Yves membual lagi, meskipun dia tidak terlalu memahaminya, tapi hal ini tidak mencegahnya untuk memberikan efek kuat dalam bualannya.
Dr. zola mengangguk beberapa kali sambil melihat ke arah pria muda yang bahunya sedang dipijat oleh Sinthea. Dia tak pernah menyangka bahwa Yves mampu menaklukan Sinthra, putri Schmidt dalam waktu yang sangat singkat!
"Kamu benar, aku juga sering bertanya-tanya bagaimana cara menyelesaikan masalah semacam itu. Secara umum, semakin besar kalibernya, maka cangkangnya harus semakin kuat. Volume meningkat, beratnya pun meningkat. Tapi semua hal itu juga mempengaruhi jangkauan serangan, huh... Sulit untuk menyelesaikannya." Zola menghela nafas berat. Dia menatap ke arah pria muda itu, berharap mendapatkan inspirasi baru darinya.
"Yah, hal itu memang cukup merepotkan. Saya akan mencoba memikirkannya setelah kembali." Yves memang memiliki insipirasi, tapi dia tidak akan mengatakannya. Jika dia ingin, maka dia akan membuatnya sendiri, kenapa dia harus memberikannya kepada Zola?
Jika dia memberikan Zola inspirasi, bagaimana jadinya jika Zola berhasil membuat rudal? Kemudian rudal itu digunakan pada dirinya?
"Junior ingin kembali? Pemandangan di Berlin sangat bagus, apakah anda yakin tidak ingin menetap?" Zola mengingatkan pria muda itu dengan hati-hati. Tidak mudah untuk keluar dari negara ini setelah ditargetkan oleh Hydra.
Yves bahkan tidak berkedip ketika zola mengatakan itu. Dia memang tidak berencana untuk pergi dengan cepat. Mungkin dia harus berjalan-jalan dan melihat apakah Hellfire Club yang legendaris telah didirikan atau tidak.
Siapa tahu dia mungkin akan bertemu dengan Sebastian Shaw. Orang itu bukanlah orang yang baik, pria itu adalah manusia pertama yang membangkitkan kemampuan mutan di perang dunia ke-2.
"Hmm, jika Dr. Zola memiliki waktu, mungkin anda dapat mengantarku ke kamp militer? Saya ingin melihat pasukan Third Reich yang legendaris!" Yves bertanya.
"Pergi ke kamp militer? Saya takut tidak dapat mengantar anda ke sana. Negara ini tidak akan membiarkan orang yang tidak terkait memasuki kamp militer. Tapi jika anda ingin pergi ke tempat lain, kamu bisa pergi ke sana."
"Ada kamp konsentrasi dekat kota perbatasan, anggap saja sebagai kamp militer. Apakah kamu ingin ke sana untuk melihat-lihat?" Zola berpikir sebentar, kemudian dia mengemukakan pikirannya.
Detak jantung Yves tiba-tiba menjadi lebih cepat ketika mendengar 'Kamp Konsentrasi' tersebut.
Kamp itu tak lain adalah neraka, jika ada tahanan yang masuk ke dalamnya... Hanya kematian yang menunggu mereka.
"Kamp konsentrasi... Apakah ada eksperimen rahasia di sana?" Yves bertanya dengan ragu-ragu.
Zola lantas tertawa ketika mendengar pertanyaan tersebut. "Tentu saja, apakah anda tahu? Objek eksperimen terbaik tak lain adalah tubuh manusia, haha. Jika kamu benar-benar ingin ke sana, maka aku akan menjemputmu besok, kita akan melihat 'basis eksperimen' yang hebat bersama."
Setelah Zola pergi, Yves menghela nafas lega. Berpikir sejenak, Yves merangkul Sinthea dan bertanya, "Apakah kamu tahu situasi di kota perbatasan itu?"
Sinthea yang dipeluk mencoba melawan sedikit, tapi perlawanan itu tidak efektif. "Itu adalah kamp konsentrasi para tahanan. Peneliti yang bertanggung jawab di kamp itu bernama Klaus, orang-orang dari militer Nazi sepertinya sedang melakukan eksperimen di sana."
Eksperimen? Tentunya itu adalah eksperimen gas! Selama perang dunia pertama, orang yang meninggal karena altileri hanya sedikit, kebanyakan meninggal karena gas beracun! Bahkan perang Vietnam pun juga sama!
Semua eksperimen keji itu tak lebih untuk mencari terobosan dalam bidang medis. Eksperimen itu pada akhirnya adalah eksperimen yang mengarah ke program Super Soldier. Bahkan Dr. Abaraham bertugas di Third Reich Jerman.
Singkatnya, tidak perduli eksperimen macam apa itu, kamp konsentrasi pastilah kamp neraka yang sesunggunnya. Bahkan orang-orang dengan tekad besi akan menangis ketika mereka masuk ke sana.
Yves yang memiliki cukup banyak pengalaman saja merasa ketakutan ketika mendengar nama tersebut. Dunia ini maupun dunianya sebelumnya sama-sama menakutkan!
"Tunggu, siapa yang bertanggung jawab dalam eksperimen tersebut?" Yves tiba-tiba bertanya, dia berpikir bahwa nama yang baru saja dia dengar cukup familiar.
"Klaus dan Schmidt? Eksperimen militer Nazi yang kejam dilakukan oleh orang-orang Nazi berpangkat tinggi." Sinthea menjawab sambil menatap ke arah pria itu secara diam-diam.
Klaus? Yves akhirnya mengingat siapa orang itu. Jika tidak salah, nama itu adalah nama samaran dari Sebastian Shaw!
Sebastian Shaw, mutan perang dunia ke-2, memiliki kemampuan menyerap semua energi untuk memperkuat dirinya sendiri. Energi itu memiliki batas, tapi sepesifikasinya masih tidak diketahui.
Meskipun tidak terlalu kuat, tapi orang itu dapat menyerap energi kinetik peluru! Jika kemampuannya digunakan dengan baik, potensinya jelas lebih besar dari pada kekuatan yang di dapat dari Super Soldier Serum.
Coba pikirkan, anda menembak Sebastian Shaw dengan meriam, tapi orang itu menangkap meriam itu dengan tangan kosong, kemudia melakukan juggling beberapa kali sebelum membuang bongkahan besi tak berguna itu ke samping. Tidak perduli bagaimana anda melihatnya, aksi itu membuat orang-orang tidak berdaya!
Meskipun begitu, bukan berarti dia tak terkalahkan. Jika dia ditembak dengan nuklir, maka dia akan mati. Cara mengalahkannya muda, tapi harganya sangat mahal!