webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
240 Chs

Bab 120

"Bunuh, bunuh aku, dasar Iblis!" Pembunuh itu tidak mampu menahan ras takutnya. Rasa sakit yang dia rakan saat ini membuat dirinya yang telah terlatih sebagai agen memohon pengampunan.

Yves mendekat ke arah pria itu, dia berjongkok sambil menatap ke arahnya. Meskipun dia sendiri tidak suka membunuh, tapi jika dirinya tidak melawan, dirinyalah yang akan berakhir sama seperti pria itu saat ini.

"Katakan padaku, siapa yang telah memperkerjakanmu?" Yves berkata dengan nada dingin.

Mendengar pertanyaan itu, pembunuh itu tiba-tiba tertawa dengan suara menakutkan. "Haha... batuk... kamu... dan keluargamu... akan..."

Sebelum pembunuh itu sempat menyelesaikan perkataannya, mulutnya mulai mengeluarkan busa. Setelah tubuhnya berkedut beberapa kali, akhirnya pembunuh itu mati karena keracunan.

"Mati... Aku terlalu ceroboh. Jika aku tahu bahwa dia memiliki racun, maka aku akan menghilangkannya terlebih dahulu."

"Berbahagialah karena aku tidak menguasai Nekromansi..."

Racun yang digunakan si pembunuh itu terlalu kuat, hanya dalam beberapa detik dirinya sudah mati. Hal ini membuat Yves tidak sempat menggunakan Sihir Healing.

*Boom!*, Fireball melahap tubuh pembunuh itu lalu membakarnya menjadi abu. Setelah api padam, tubuh pembunuh itu hanya menyisahkan sedikit abu. Jika suhu Fireball bisa ditingkatkan lagi, maka debu pun tidak akan tersisa.

Setelah menyelesaikan masalah ini, Yves menghela nafas lega. Ini merupakan kali pertamanya membunuh seseorang, membunuh demi membela dirinya sendiri.

Yves merasa sedikit tidak nyaman, tapi apa yang telah terjadi, telah terjadi. Selain itu yang dia bunuh bukan orang baik, jadi dia tidak merasa bersalah sama sekali.

Kekuatan sihir yang dia gunakan sangat luar biasa! Sama seperti serum, setiap orang yang menggunakannya dapat disebut sebagai manusia super!

Kembali ke ruangan konferensi pers. Yves melepaskan sihir Dimensional Mirrornya, setelah itu dia keluar dari dalam tirai merah di belakang podum, dia melihat ke arah kekacauan di tempat kejadian.

Ilmuwan yang mematenkan penemuan hebat tadi menghilang bersama dengan sang pembunuh.

Orang-orang tidak tahu apa yang terjadi dengan Yves dan pembunuh tadi, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa Yves telah ditembak dan mati.

Saat Yves keluar dari balik tirai, para petugas kepolisian yang panik segera melindungi orang penting itu. Meskipun mereka heran mengapa Yves masih belum mati, tapi mereka tidak terlalu memperdulikannya saat ini. Tugas mereka hanyalah satu, melindungi warga sipil serta Yves!

Segera, seluruh hotel ditutup dan polisi mulai sibuk mencari sang pembunuh.

Setelah hal kacau tadi, konferensi pers tidak dilanjutkan. Apa yang harus dikabarkan telah dikabarkan, adapun penjualan produk ini akan diserahkan kepada siapa, hal itu tidak perlu dikhawatirkan.

Yang perlu Yves lakukan setelah ini tak lebih dari duduk diam di rumah sambil menikmati hidupnya. Tanpa harus bekerja keras, uang akan terus mengalir di kantongnya!

Nah, karena urusan telah selesai, sebaiknya pulang, mandi, makan malam lalu tidur...

Berita penemuan baru serta serangan yang terjadi di konferensi pers itu juga diberitakan.

Hanya dalam satu hari, berita tentang walkie-talkie telah menyebar ke seluruh dunia.

Orang-orang Eropa menyadari manfaat dari teknologi baru ini. Teknologi ini dapat digunakan di banyak industri, walkie-talkie ini tak lain adalah telepon kecil wireless! Tidak perlu kabel, anda dapat menghubungi orang yang anda inginkan!

Yves sekarang menyadari bahwa nampaknya dirinya membutuhkan agen kusus untuk menangani tugas-tugas semacam ini. Bernegosiasi sendiri terlalu merepotkan!

Nampaknya dia harus mencari sekretaris pribadi, sekretaris itu setidaknya harus secantik Pepper Potts!

Ophelia dan Sinthea tidak mungkin dijadikan sekretaris, kedua wanita itu suka berkumpul dan melatih bawahan mereka, selain itu mereka sibuk mempersiapkan balas dendam kepada musuh mereka.

Bibi Sarah dan Bibi Barra juga tidak mungkin, selain tidak cocok, mereka juga sedang mengandung anaknya.

Wanita-wanitanya yang lain juga sama, Dana tidak suka hal-hal yang bersifat bisnis. Raven tidak buruk, tapi sayangnya dia masih kecil, selain itu dia juga masih harus belajar pengetahuan dari tahun pertama sekolah menengah pertama, tentunya tidak cocok dijadikan sekretaris!

"Hei, aku merasakan dilema." Yves menggaruk kepalanya. Di rumah ada banyak wanita, tapi sangat sedikit yang cocok untuk dijadikan sekretaris.

Sera yang kebetulan bersama dengan adik kecilnya di rumah merasa senang. Ketika melihat tingkah aneh adiknya, Sera dengan penasaran menyentuh dahi Yves. "Hmm, nampaknya normal."

"Tentu saja normal, aku tidak demam!"

"Terus mengapa kamu bertindak sangat aneh?"

Yves dengan enggan melepas tangan kakak cantiknya. "Aku hanya memikirkan sesuatu. Beberapa hari ini ada banyak sekali orang yang datang ke sini ingin bernegosiasi denganku, hal ini sangat merepotan. Aku ingin merncari sekretaris untuk membantuku dalam masalah bisnis ini."

"Saya cukup pandai dalam meneliti, tapi masalah bisnis profesional seperti ini tidak terlalu menarik minatku."

Ketika Sera mendengar bahwa adiknya menginginkan seorang sekretaris, hatinya langsung merasakan gatal dan kesal! "Katakan, kamu pasti menginginkan sekretaris cantik, kan? Hmph, dasar bau, mengapa kamu sangat suka memprovokasi begitu banyak wanita?"

"Jangan salahkan aku karena aku terlalu karismatik. Hei, benar juga, bagaimana kalau kamu menjadi sekretarisku?" Yves tersenyum.

"Dasar bajingan. Tidak mungkin aku menjadi sekretarismu, aku masih harus bekerja di kantor polisi. Jika aku keluar, terus siapa yang akan membantumu dalam urusan-urusanmu lagi?" Sera memeluk Yves sambil mengacak-acak rambut pirang adik kecilnya.

Yves merasa heran mengapa wanita cantik pirang bermata biru ini selalu sangat dekat dengannya. Benar mereka adalah saudara, tapi apakah saudara akan bertindak sangat intim seperti ini?

Jika Sera tahu apa yang dipikirkan Yves, dia pasti akan meninju adik kecil bodoh ini. Adik kecilnya memang jenius, tapi dia masih tidak tahu bahwa mereka berdua bukanlah saudara kandung!

Hal seperti inilah yang selalu membuat Sera merasa frustasi.

-----

read chapter 214 on;

patréon.com/mizuki77