webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
240 Chs

Bab 102

Bermodalkan pengalaman pertama, perkembangannya menjadi lebih mudah. Meskipun kemajuan tidak terlalu cepat, tapi hasilnya tetap memuaskan.

Jaringan otot tubuh manusia mengandung bola-bola cahaya energi yang tak terhitung jumlahnya. Selama anda dapat merasakan mereka, bola-bola energi itu dapat dirubah menjadi berbagai energi, seperti energi Sihir, Chi, Tenaga Dalam dan lain sebagainya.

Jika Yves ingin menjadi pahlawan bajingan super kuat, dia tidak boleh terus melamun dan harus terus berlatih dengan tekun. Menjadi soerang ahli Sihir merupakan profesi terbaik untuk orang yang cukup malas sepertinya.

Setelah makan tidak perlu repot mencuci piring, pakaian kotor tidak perlu repot mencucinya, dll. Dengan menggunakan Sihir, hampir semuanya dapat di wujudkan!

Sepanjang hari Yves telah bekerja keras untuk membangun fondasi sihirnya.

Waktu berlalu dan sekarang hari telah berubah menjadi malam. Ketika Sindella kembali ke istananya, dia menangguk dengan puas ketika melihat muridnya masih sibuk berlatih Sihir di halaman istana.

Murid muda itu benar-benar tekun, seperti yang di harapkan dari seorang professor dan penemu muda.

Dia mau menerima Yves sebagai murid bukan karena pria itu tampan, juga bukan karena dia kaya. Tapi karena pria itu memiliki rasa keingin tahuan yang nyata untuk hal-hal ghaib seperti Sihir.

Di tahun ini, ilmu pengetahuan mulai menyebar ke seluruh dunia, dengan ilmu pengetahuan itu semakin sedikit orang yang mempercayai adanya sihir. Jika pun mereka percaya, orang percaya itu justru menggolongkan sihir ke dalam hal-hal buruk yang hanya akan digunakan untuk membunuh atau hal yang terhubung dengan iblis.

Jadi untuk dapat belajar sihir anda harus terlebih dahulu percaya pada Sihir tersebut. Jika anda tidak percaya pada sihir dan anda ingin belajar, apakah hal itu mungkin?

"Sudah berapa lama dia bermeditasi seperti itu?" Sindella bertanya dengan rasa ingin tahu. Sebagai seorang guru Sihir, dia secara alami tahu bahwa Yves telah dapat merasakan hal-hal tak terlihat di dalam dirinya.

"Nyonya, tuan Yves telah berlatih selama seharian penuh. Sebelumnya saya telah memberikannya beberapa buku untuk di pelajari, setelah membacanya dia pergi ke halaman istana untuk berlatih merasakan energi sihir." Santana menjawab dengan jujur dan rasa hormat.

"Yah, tidak terlalu buruk. Untuk dapat mempelajari hal itu dalam satu hari sudah sangat memuaskan. Santana, apa pendapatmu tentangnya?" Kata Sindella dengan nada bangga.

"Saya percaya dengan visi anda, nyonya." Santana menjawab dengan jawaban yang sama. Dia tidak akan mengomentari hal-hal yang tida pasti, seperti ketika Sindella menikah dengan Zatara.

Ketika membuka kelopak matanya, Yves tidak tahu sudah berapa lama dia telah berlatih.

Fondasi yang dia bangun telah terpenuhi sepertiga. Bukan karena bakatnya terlalu buruk, tapi karena fondasi yang dia bangun sangat aneh dan penuh dengan ide-ide gila.

Magang sihir lain biasanya hanya akan menyimpan energi sihir itu di suatu tempat tanpa berpikir panjang. Bola sihir itu akan terus menumpuk menjadi bola yang lebih besar, tapi ide Yves berbeda. Dia membangun sebuah gedung megah untuk menampung sihir-sihir yang akan dia kumpulkan, oleh sebab itu prosesnya lebih lama.

Ketika dia membuka matanya, dia melihat Sindella telah kembali. Dia segera berdiri dan menyapa gurunya dengan nada hormat, "Guru, selamat datang kembali!"

Sindella mengangguk, kemudian dia melirik pria itu dari atas ke bawah." Tidak buruk, hanya dalam waktu singkat anda telah dapat berkomunikasi dengan unsur sihir, anda memenuhi syarat!"

"Teruskan latihan anda, bangun kekuatan sihirmu menjadi lebih banyak. Untuk sekarang, kamu masih tidak mampu untuk mengeluarkan sihir tersebut dari dalam tubuhmu."

"Ketika anda dapat menggunakan gelang sihir yang telah saya berikan, saya akan mengajari anda sihir yang sesungguhnya." Kata Sindella.

Yves menganggukkan kepalanya. Untuk sekarang dia akan belajar secara perlahan-lahan, lagi pula dia juga tidak sedang terburu-buru.

"Baik guru, saya akan terus bekerja keras. Guru, saya harus kembali terlebih dahulu, saya telah menghilang cukup lama, saya khawatir orang-orang akan mencari saya."

Sindella tersenyum, "Haha, apakah kamu bosan tinggal di dunia penuh bunga ini?"

"Bukan seperti itu, hanya saja ada hal lain yang harus saya lakukan. Jadi saya akan mencoba mengatur waktu terlebih dahulu, kemudian belajar sihir secara perlahan." Yves buru-buru menjelaskan.

Melihat tingkah laku malu-malu muridnya, Sindella merasa sangat tergelitik. "Hehe, aku hanya bercanda. Baiklah, kamu bisa pergi. Tapi ingat, jangan sampai aku menemukanmu melakukan hal-hal buruk dengan sihir yang aku ajarkan."

Sindella membentuk sebuah lingkaran perak menggunakan sihirnya. Begitu lingkaran itu di dorong, sihir itu langsung menyelubungi Yves dan seketika dirinya menghilang.

Detik berikutnya, Yves merasakan dunia berputar dengan cepat. Dan tak disangka dia telah kembali ke gang kecil yang ada di Berlin!

Melihat ke sekelilingnya, Yves menghela nafas lega. Untungnya dia mendarat cukup jauh dari tong sampah, jika dia mendarat di sana maka tubuhnya akan langsung berubah menjadi bau!

Yves yang telah merasakan teleportasi luar angkasa itu merasa sangat senang dan juga bersemangat. Saat dia masuk ke dalam portal perak, dia merasa seperti menaiki roller coaster berkecepatan tinggi, sungguh mengasyikkan!

Saat Yves hilang dalam ingatan kesenangan tersebut, tiba-tiba dia mendengar sebuah suara gemrisik tak jauh darinya.

Seorang pria muncul secara tiba-tiba dari balik tong sampah. Pria itu memandang Yves yang berpakaian mewah nan bersih dengan tatapan serakah.

"Hah, apakah perampok?" Yves berkata tanpa sadar. Dia tidak pernah menyangka bahwa hal ini akan terjadi padanya tak lama setelah pergi dari istanah milik Sindella.

Dengan kekuatan yang telah dia dapat dari Serum, apakah para tunawisma itu ingin merampok dirinya?

"Benar, kita adalah perampok! Kau, serahkan semua barang-barangmu, jika tidak jangan salahkan kita jika kamu mati!" Seorang pria berwajah galak mengancam sambil menodongkan pisau yang dia pegang.

Yves memandang orang-orang itu dengan tatapan aneh. Sungguh, dengan kekuatannya yang sekarang, apakah orang-orang ini bahkan memiliki kesempatan?

Dengan tiga kali kecepatan orang biasa, Yves bergegas menuju pria yang mengancamnya dengan pisau itu sambil meluncurkan bogem mentah tepat ke wajahnya. Saat tinju itu menghantam, tubuh pria itu langsung membentur ke arah dinding.

Para tunawisma yang tersisa jelas terpana dengan kejadian tak terduga tersebut. Tanpa memberikan mereka kesempatan, Yves langsung membereskan sisa-sia para perampok.

Setelah menggerakkan tulang dan otot-ototnya, Yves merasa puas dan lega. Sudah cukup lama sejak dia menggerakkan tubuhnya seperti ini.

Dua menit kemudian, Yves keluar dari gang kecil itu sambil bersiul. Di sisi lain para perampok itu terengah-engah sambil mengerang kesakitan.

-----

read chapter 196 on;

patréon.com/mizuki77