webnovel

Pertemuan

Apa yang Voran tak pikirkan ialah Kerajaan Edarecia mulai bergerak dan menunjukkan sikap yang benar-benar tegas. Mereka mengirim pasukan dalam ukuran sedang ke perbatasan, memang terlihat seperti penguatan perbatasan. Namun, jika dilihat dari sudut pandang lain maka tindakan mereka seperti sebuah ancaman atau peringatan pada Kerajaan Salauster. Sebagai Raja dari kerajaan tersebut, Voran tidak bisa membiarkan tindakan yang Kerajaan Edarecia lakukan.

Sulit baginya menerima keadaan ini. Dengan tindakan yang dilakukan oleh Kerajaan Edarecia, Voran merasa bahaya mulai mendekati Kerajaan Salauster. Apalagi, dia belum membuat kontak dengan Kerajaan Sevaeni. Seandainya dia berhasil membangun kerja sama dengan Kerajaan Sevaeni mungkin hal semacam ini tidak akan terlalu buruk. Sayangnya, ini belum terjadi. Oleh karena itu, situasi yang ada di perbatasan membuat Voran bergidik.

"Aku harus mendiskusikan hal ini dengan mereka bertiga. Kuharap Valaunter, Larsson, dan Veus memiliki beberapa rencana untuk menanggulangi hal ini. Tanpa informasi tentang kekuatan Kerajaan Edarecia, terutama kekuatan yang berpengaruh di dalam kerajaan. Sulit untukku menggerakkan pasukan. Sekali aku salah langkah, keberlangsungan hidup kerajaan ini akan berakhir. Perang yang berkelanjutan akan melemahkan kekuatan kerajaan. Namun, tanpa perang, sulit untuk bertahan dari situasi di sekitar!"

Voran menunggu kedatangan pasukan ekspedisi dengan cemas. Bukan karena ada kesalahan dari tindakan mereka. Dia cemas akan pergerakan Kerajaan Edarecia yang terlalu tiba-tiba. Jika dia gagal merespons tindakan mereka, mungkin kerajaannya lah yang akan menerima pukulan telak. Dia tidak tahu apakah mereka memiliki niat untuk menyerang atau hanya menjaga perbatasan. Namun, dilihat dari perkembangan ini, Voran yakin niat Kerajaan Edarecia tidak baik.

Kembalinya pasukan ekspedisi sesuai dengan rencana. Jumlah mereka tak berkurang terlalu banyak dan mereka memancarkan aura yang jauh lebih sengit dan kuat dibandingkan sebelum mereka berangkat. Larsson dan Veus segera menemui Voran sesaat setelah mereka kembali, sedangkan sisanya diberikan pada para letnan yang ditunjuk oleh Veus. Mereka berdua tahu ada sesuatu yang tak biasa setelah mereka menginjakkan kaki ke istana, apalagi mereka melihat Selek Valaunter.

Ketika Larsson dan Veus melihat Selek Valaunter. Mereka terkejut dan segera menjadi lebih waspada. Namun, setelah melihat sekelilingnya beberapa kali, kewaspadaan mereka sedikit menurun. Mereka tahu bila tidak ada yang salah dengan sekitarnya. Jadi, keberadaan Selek Valaunter tidak menunjukkan sesuatu yang berbahaya. Larsson berjalan lebih cepat dan dalam satu langkah cepat, dia berada di depan Selek Valaunter sambil melepaskan tekanan kuat.

"Apa yang menyebabkan kau di sini, Valaunter? Apa kau sudah menyerah pada Yang Mulia dan memilih untuk mengabdi pada Kerajaan Salauster?" Larsson tersenyum dengan wajah dingin dan tatapan mata yang tajam. Dia tidak meremehkan Selek Valaunter. Meskipun pria ini sering disebut sebagai seorang Marshal tua yang tangguh dan perkasa. Dia tahu bila pria ini memiliki pikiran yang lebih baik dibandingkan dengan jenderal biasa.

Selek Valaunter menghela nafas dan tersenyum tak berdaya sembari berkata, "Ya, aku memang berlindung pada Yang Mulia. Apalagi yang bisa aku lakukan selain memilih ini? Dengan berlindung pada Kerajaan Salauster aku bisa mempertahankan situasi di Provinsi Aran. Para penduduk dan keluarga membutuhkanku, jadi aku hanya bisa mengambil pilihan ini."

"Hahaha … kau benar. Kau tidak salah dalam mengambil keputusan. Melayani Yang Mulia akan memberi keamanan serta kemakmuran di Provinsi Aran. Dengan adanya dirimu, aku yakin tempat ini bisa berjalan baik. Para penduduk akan mendengarkanmu dan melihatmu sebagai sosok panutan. Namun, kau harus mengingat satu hal, Valaunter. Jangan berlagak seperti kau seorang pengkhianat, sekali aku mengetahuinya aku akan meratakan seluruh peganganmu!" seru Larsson dengan suara dingin.

Dengan penambahan Selek Valaunter kekuatan kerajaan akan semakin berkembang kuat dan orang-orang yang memiliki kultivasi bertambah banyak. Saat ini hanya ada beberapa orang yang memiliki kultivasi tinggi ataupun jenderal yang memiliki kemampuan mengatur strategi serta kemampuan bertarung yang mumpuni. Oleh karena itu, beberapa penambahan kekuatan akan semakin meningkatkan kekuatan kerajaan yang mana itu hal sangat baik.

Tak berapa lama kemudian, Voran muncul dengan senyum hangat di wajahnya menutupi kekhawatiran yang telah menyelimutinya selama beberapa waktu belakangan ini. Voran mengerti bila ada ketegangan di antara mereka bertiga dan udara di sekitar mereka cukuplah berat. Tidak ada yang bisa menyangkal hal semacam ini setelah situasi yang terjadi beberapa waktu belakangan. Perang belum lama berakhir dan penyerahan diri Selek Valaunter terbilang cukup cepat.

"Oh … tiga orang terkuat sudah bertemu. Sangat bagus. Aku harap kalian bisa bekerja sama untuk meningkatkan kerajaan dan membuat kerajaan semakin makmur. Namun, saat ini ada sebuah situasi yang menghalangi semuanya dan kita harus mengubah rencana sebelumnya. Aku benar-benar tidak menyukai hal ini dan tidak mengharapkan kejadian ini. Namun, apa daya. Semuanya sudah terjadi di depan mata. Kuharap kalian bisa mencerahkanku!"

Suara Voran bergema dan membangkitkan perhatian mereka bertiga. Saat mereka melihat Voran, mereka segera membungkuk dan menangkupkan tinjunya. Ekspresi mereka serius dan dipenuhi dengan rasa percaya diri yang kuat. Di samping itu, pikiran mereka segera berputar cepat setelah mendengar kekhawatiran yang Voran miliki.

Bagaimana situasi berkembang ke titik yang mengejutkan, semua ini terjadi akibat seseorang yang mengetahui berita kemenangan Kerajaan Salauster atas Kerajaan Arannor. Pria itu sama sekali tidak mengerti bagaimana perang itu bisa berakhir dengan cepat. Selain itu, dia juga melihat situasi kerajaannya yang kacau dan hanya bisa menggerakkan sebagian kecil kekuatan kerajaan ke perbatasan.

Di dalam aula istana itu, Voran menatap mereka bertiga dengan serius. Dia mengamati ekspresi mereka yang tenang tapi memikirkan sesuatu yang mendalam. Dia tak berbicara dan menunggu apa yang akan respons mereka akan situasi yang tak mengenakkan ini.

"Yang Mulia, apa ada masalah atau hal buruk di Kota Higgster? Apakah ada sesuatu yang menimpa perbatasan. Kalau Yang Mulia tak mengatakannya, kami hanya bisa menebak sesuai dengan apa yang ada di sekitar kerajaan," ucap Veus dengan suara yang dalam dan tenang. Dia benar-benar memikirkan beberapa masalah yang mungkin saja terjadi, terutama yang berasal dari tiga kerajaan lain.

Larsson sedikit mengernyit saat mendengarnya. Dia benar-benar tidak mengharapkan situasi akan berkembang seburuk ini. Seandainya tiga kerajaan mulai bergerak, bahkan salah satu dari mereka saja bergerak untuk menyerang kerajaan maka itu akan buruk. Apalagi, kalau itu Kerajaan Edarecia. Pastinya situasinya akan sangat buruk. Menenangkan Provinsi Aran akan menjadi tugas yang sulit. Jika perang pecah, situasi pasti akan sangat buruk.