webnovel

Lord Draynir

"Aneh sekali, kenapa mereka menerima permintaanku?" Pria paruh baya dengan perawakan besar dan garang duduk diantara dua senjata yang memancarkan hawa dingin.

Tidak pernah ia bayangkan permintaannya akan diterima oleh Kerajaan Salauster. Sebelumnya, tidak ada satupun tawaran yang datang kepadanya dan tiba-tiba saja kini ia mendapatkan tawaran yang menggiurkan dari Kerajaan Salauster.

"Hanya satu orang yang pernah menawariku tawaran semacam ini, tapi dia menolak permintaanku. Sekarang apa yang aku inginkan ada. Namun, kenapa aku merasa tidak nyaman?" pikirannya bergejolak dan membuat raut wajahnya menjadi masam.

Ia tinggal di sebuah area kecil yang pantas untuk disebut kota. Memiliki ratusan hingga ribuan prajurit yang siap mematuhi segala perintahnya, termasuk beberapa orang berbakat yang membantunya.

Bakat-bakat di bawah naungannya berada di depannya dan mendengarkan gumamannya sedari tadi. Mereka tidak merespons perkataannya karena mereka juga bingung dengan situasi ini.

Salah seorang dari mereka tidak lagi diam dan berkata, "Tuan Draynir, kenapa tidak menerimanya saja? Keinginan Tuan akan terkabul dan nantinya tempati ini lebih terjamin lagi keamanannya. Walaupun status tuan akan berbeda, tetap tuan akan mendapatkan manfaat lebih jika menerimanya."

"Ya, aku tahu itu dengan pasti. Sayangnya, situasi ini berbeda dari sebelumnya. Ditambah lagi, aku merasakan ada arus gelap kuat yang bergerak di wilayah ini. Entah apa yang akan terjadi nanti, tapi kekalahan Kerajaan Arannor menjadi titik awal segala perubahan," ucap pria paruh baya yang bernama Draynir itu.

Dia tidak bisa begitu saja menerimanya. Namun, dia tidak memiliki alasan yang tepat untuk menolaknya sehingga dia hanya mengulur waktu sejenak untuk mencari tahu kebenaran tentang tawaran itu.

Di Kerajaan Sevaeni, situasi tidak berbeda jauh dengan Kerajaan Salauster. Keputusan Raja untuk mendukung koalisi melawan Kerajaan Edarecia membuat suasana kerajaan menjadi tegang dan banyak pergerakan yang terjadi, terutama pemindahan pasukan.

"Ini kesempatan sekali seumur hidup. Tidak mungkin koalisi semacam ini akan ada lagi. Bagaimana menurutmu, Tuan?" tanya Sevande Rodrig.

"Peluang sekali sewaktu tapi penuh dengan variabel dan bahaya. Kuharap Yang Mulia tidak terlalu percaya pada Raja Voran. Kita tidak tahu apa dia bisa dipercaya atau tidak. Apalagi, kejadian beberapa waktu lalu membuktikan jika dia seorang raja yang ambisius," ucap pria tua dengan mata penuh perhitungan.

"Sulit memang. Namun, apa kita hanya akan melihat Kerajaan Edarecia semakin kuat dan memiliki hegemoni tak terbantahkan di wilayah ini, Tuan? Aku tidak memungkiri jika ini memang pilihan yang sangat sulit dengan konsekuensi yang tak terbayangkan. Untuk menahan mereka aku harus memilih ini." Rodrig mengatakan hal itu dengan tegas dan bertekad.

"Sebaiknya Yang Mulia mengaktifkan mereka juga untuk mengantisipasi kejadian tak terduga. Kita harus mempersiapkan semuanya dan tidak boleh ada kesalahan dalam prosesnya. Yang paling utama dan terpenting bukan mengalahkan mereka tapi mengamankan kekuatan kerajaan, Yang Mulia."

Pria tua itu mengesampingkan koalisi yang dibangun oleh Rodrig dan memilih untuk membuat kerajaannya menjadi lebih aman serta kuat dibandingkan dengan mengerahkan seluruh kekuatan kerajaan hanya demi mengalahkan Kerajaan Edarecia.

Berbeda dari Kerajaan Sevaeni yang mengadopsi langkah cukup bertahan, Kerajaan Elaydric lebih cenderung untuk melepaskan semua kekuatannya setelah mendapatkan sebuah surat dari Kerajaan Edarecia.

Sang Raja yang masih mudah tak bisa menerima sikap Kerajaan Edarecia termasuk utusan yang datang ke hadapannya. Dia tak begitu menyukai cara mereka meminta sesuatu kepadanya. Keberaniannya membuat situasi di Kerajaan Elaydric menjadi hidup tapi penuh dengan ketidakpastian.

Di dalam istana kerajaan, sang raja dihadapkan dengan beberapa masalah, terutama masalah yang ada di perbatasan antara kerajaannya dengan Kerajaan Edarecia. Setelah penolakan yang dia lakukan, situasi di perbatasan memanas. Beruntungnya masih ada beberapa bala bantuan yang membantu.

"Mereka datang menawarkan kerja sama tapi juga memberikan ancaman. Sekarang mereka menunjukkan taringnya! Mau aku menolak ataupun menerimanya, keadaan di kerajaan ini tak berubah. Bagaimana menurutmu, menteri?" tanya sang raja dengan tampang gelisah.

"Jelas kita hanya memiliki satu pilihan saja, Yang Mulia. Kita disudutkan dan berada dalam posisi koin. Tak peduli sisi mana yang kita pilih, tidak ada yang pasti, bahkan mungkin kerajaan bisa mengalami petaka mengerikan. Bersikap menunggu dan pasif juga tak menjadi pilihan bijak untuk kita."

"Benar saja ... Pada akhirnya kita harus melawan mereka dan memberikan bantuan penuh pada koalisi ini. Huft ... Hanya karena kehancuran satu kerajaan, situasi menjadi seperti ini. Beruntung Kerajaan Edarecia tak memfokuskan kekuatan mereka di perbatasan, jika tidak ... Entah apa yang akan kita hadapi!" sang raja muda tampak tertekan setelah mengatakannya.

Berita pergesekan antara dua pasukan di perbatasan tersebar dan banyak yang mengetahuinya, termasuk Draynir. Ketika dia mengetahui kabar tersebut, ia segera mengumpulkan pasukannya dan melakukan persiapan.

Draynir merasa jika kesempatannya untuk mendapatkan keuntungan telah tiba sekaligus menerima reputasi yang besar. Tidak hanya menyiapkan pasukan saja, dia juga mengirim beberapa bawahannya untuk memberitahukan para Lord lain untuk berkumpul.

"Perang besar akan tiba dan ini waktu yang tepat untukku melakukan gerakan besar. Kerajaan Sevaeni pasti akan mengirim seseorang untuk menemuiku dan dengan situasi seperti ini kedamaian di tempat ini akan hilang. Momen-momen terbaik untuk merangkak ke puncak telah tiba!" Draynir tersenyum besar dengan datangnya berita ini.

Tak mungkin dia melewatkan kesempatan seperti ini. Draynir memanggil koneksinya dan melakukan persiapan dalam ukuran yang besar.

Di dalam wilayahnya, pasukan telah bergerak dan menyiapkan perbekalan dalam jumlah besar. Langkah mereka seperti guncangan bumi, suasana di dalam benteng menjadi lebih hidup dan semarak saat para prajurit bergerak mengumpulkan segala perbekalan serta perlengkapan.

Kabar serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Edarecia terdengar oleh Voran. Dia tak mengharapkan mereka akan bergerak dengan cepatnya. Serangan tiba-tiba ini menangkap kelengahan tiga kerajaan dan menyebabkan beberapa kerugian terhadap salah satu kerajaan.

Bernan Fasuk dan Selek Valaunter segera ke istana. Voran sudah menanti mereka dengan ekspresi cemas. Langkah yang coba dia persiapkan memang sudah berjalan tapi serangan mendadak Kerajaan Edarecia membuat situasi menjadi lebih tegang dan panas.

Selek Valaunter melihat ekspresi cemas di wajah Voran. Perbatasan telah meledak dalam waktu cepat dan setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda, tapi jelas bila perbatasan berada dalam situasi mendesak serta buruk.

"Meningkatkan pasukan di perbatasan jelas urgensinya. Valaunter bisakah aku mempercayaimu untuk membawa setengah pasukan ke sana dan membantu Larsson serta Veus? Bekerja samalah dengan mereka untuk mempertahankan perbatasan," ucap Voran begitu mereka berdua tiba.

Selain meminta Valaunter pergi ke perbatasan, Voran juga meminta Fasuk untuk menghubungi dua kerajaan serta para Lord. Sedangkan, dia sendiri mempersiapkan dirinya untuk menuju ke perbatasan. Namun, dia memutuskan untuk berdiam diri selama satu hari sebelum bergegas ke perbatasan.

"Aku harus mempersiapkan semuanya sebelum bergegas ke sana, termasuk perasaan tak menyenangkan ini!"