webnovel

Main Love

Dua insan manusia dengan latar belakang yang berbeda. Maya Salim adalah seorang yatim piyatu berumur 20 tahun yang tinggal bersama dengan adik laki-lakinya yang masih seorang pelajar dan bibi angkatnya. Menjalani kehidupan yang sulit karena kisah kelam di masa lalunya. Marven Cakra Rahardi, seorang pewaris utama dari grup Cakra perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, yang membuatnya menjadi salah satu pria muda terkaya di Indonesia, ia merasa kesal dengan kakeknya yang mendesaknya untuk menikah dengan wanita kaya pilihannya dan selalu menghina ibu kandungnya yang hanya seorang wanita miskin. Sebuah desakan dan penghinaan, menjadi sebuah amarah berujung sebuah pernikahan kontrak. Marven melamar Maya, seorang pelayan dihadapan semua tamu kakeknya hanya untuk membuat kakeknya merasa terhina. Sandiwara cinta terpaksa dijalankan, tapi perlahan menjadi terbiasa dan berubah menjadi sebuah harapan namun dendam Maya di masa lalu selalu menghantui. Cinta yang perlahan muncul bersama keraguan. Rasa tidak percaya dengan cinta yang datang begitu cepat. Sebuah rahasia besar dibalik kisah asmara berselimut dendam masa lalu. Akankah cinta dapat menang melawan keraguan dan rasa sakit hati? (mengandung konten dewasa, mohon bijak sana dalam membaca 18++) *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku 。◕‿◕。 Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. (*˘︶˘*).。*♡ Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Urbain
Pas assez d’évaluations
281 Chs

Vol. 2 (Ancaman mengguncang hati)

Bisma membuka pintu kantornya dan memberi jalan bagi Herlyn untuk memasuki ruang kerjanya.

Herlyn nampak mengedarkan pandangannya kesegala arah dan memperhatikan setiap sudut ruangan yang sedikit berantakan namun cukup bersih.

Ya cukup bersih karena tadi Putri sempat membersihkan kantor Bisma karena jika tidak sudah pasti ruangan ini akan sama kacaunya dengan kapal yang baru diterjang badai.

"Duduklah..." Ucap Bisma canggung, ia gugup sekaligus senang dapat kembali bertemu dengan Herlyn walaupun sejak tadi Herlyn tidak bersuara sedikitpun.

Bisma menuangkan kopi instan kedalam dua buah cangkring dan memasaknya hanya dengan menggunakan air panas dispenser.

"Terima kasih." Herlyn tersenyum tipis setelah menerima secangkir kopi dari Bisma.

Ia masih belum dapat mencerna situasi saat ini, perasaannya saja atau memang Bisma bersikap hangat kepadanya saat ini.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com