webnovel

Mafioso

"Oh.. apa? Emmpphhht.." belum selesai berbicara mulut Chanyeol sudah dibungkam sang jalang. Setelah beberapa menit Chanyeol pun bertanya pada camorra. "Ada apa, apa ada hal penting sehingga selarut ini kau menghampiri ku?" Camorra masih tidak bisa berpikir jernih apa yang terjadi saat ini. Bagaimana Chanyeol berubah menjadi pria yang begitu brengsek. "Kalau tidak ada yang begitu penting, bisa kah kau meninggalkan kami?" Camorra pun tidak tahan hampir menitihkan air mata kala jalang itu mencumbui tunangan nya di depan mata nya sendiri bahkan tunangan nya pun hanya diam saja dan menikmati tiap belaian dari seorang jalang. Lagi-lagi Chanyeol berkata.. "Apa kau ingin threesome?" Kata pria itu dengan menunjukkan seringai khas miliknya. Dan air mata pun tidak bisa dibendung lagi, cloe berlari meninggalkan Chanyeol sambil terisak wanita itu mengambil kunci mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, entah kemana tujuan nya yang penting saat ini dia butuh menenangkan diri. Sementara itu masih didalam ruangan kerjanya Chanyeol berteriak sejadi jadinya sementara jalang masih mencumbui lehernya, seketika Chanyeol mendorong jalang itu kelantai sampai terjatuh mendengar suara mobil dihidupkan pria itu melihat ke arah jendela mendapati cloe mengemudi dengan sangat kencang. "Cloe pergi dengan menyetir sendiri, ikuti dia" perintah Chanyeol pada Teyong "Kau menyakitiku sayang, tapi tak apa ayo kita lanjutkan" "Jalang sialan pergi dari hadapan ku" bentak Chanyeol pada sang jalang sambil melemparkan sejumlah uang. Dan akhirnya jalang itu mengutipi uang tersebut dan pergi meninggalkan Chanyeol. "Thanks babe" jalang itu membelai lembut pipi Chanyeol sementara pria itu memalingkan wajahnya. "Aaakkkkkhhh..." Teriak Chanyeol frustasi dan mengacak-acak rambut nya ketika jalang itu benar-benar sudah pergi.

Drunken_pretas13 · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
13 Chs

Chapter 1

Seorang kakek tua sedang menunggu seorang gadis yang terbujur kaku di sebuah ruangan rumah sakit namun ruangan tersebut tidak terlihat seperti ruangan rumah sakit pada umumnya, ruangan itu seperti memancarkan aura dingin dan mencekam.

"Kamu harus bangun. Aku mohon. Bangun Camorra Rusco!!"

Suara yang entah berasal darimana itu telah membuat gue tersadar dari tidur yang panjang.

"Akhirnya kau bangun Cloe, kakek sangat cemas padamu"

sambil memegang tangan gue dengan erat, gue merasakan ke khawatiran kakek, karena cuma gue satu-satunya keluarga yang dia miliki setelah orang tua gue dan paman meninggal.

"Aku cuma kecelakaan kecil kakek, tak perlu secemas itu".

Pada akhirnya gue mencoba menenangkan kakek

"Kecil kau bilang, bahkan kau sudah koma selama setahun belakangan ini."

"Apa jatuh dari sepeda bisa membuat seseorang koma selama setahun kakek?" Gue bingung karena seingat gue hanya jatuh dari sepeda dan karena gue fobia ngeliat darah akhirnya gue pingsan, tapi kenapa pingsannya lama sampai setahun.

"Hahaha.. Mungkin saja." Ketawa kakek nyeremin maklum dia ketua gangster yang terkenal dengan nama Slick gunman yang berarti mata elang yang tak pernah lalai. Ahli dalam minggunakan pistol dan tidak akan pernah melewatkan targetnya.

"Istirahat lah kau baru saja sadar."

"Ya ampun kakek, aku baru saja sadar dari tidur panjangku seperti yang kau bilang tapi mengapa aku harus tidur kembali. Apa kau tak suka aku bangun. " aku sedang menggoda kakek ku yang sama sekali tidak punya humor.

"Baiklah Cloe terserah kau mau bagaimana, aku harus pergi ke mexico dua jam lagi."

"Tapi Mr. Rusco kau akan meninggalkan cucumu yang cantik ini sendiri?" Aku tau menggoda seseorang yang tidak memiliki humor adalah sia-sia tapi aku berharap sekali saja humor kakek ku sereceh humor ku hahaha..

"Straight akan menjagamu." Setelah kakek memanggil seseorang yang dikatanya bernama straight yang akan menjagaku.

"McStraight masuklah"

Seorang lelaki tampan yang memiliki sorot wajah yang datar, dia cukup jangkung, proporsi badan yang cukup menggoda dan hmm... sexy di tambah dengan otot lengan yang tercetak jelas dibalik kemeja itu dan tidak lupa dia juga memiliki tatapan dingin dan mematikan dibalik mata indah itu.

"Dia siapa kakek?"

"Kau melupakannya cloe? Dia calon tunanganmu McStraight, seharusnya kalian sudah bertunangan setahun lalu kalau saja kau tak mengalami kecelakaan waktu itu"

"Benarkah, tapi mengapa aku tak mengingatnya" gue merasa bingung dengan ini semua, bingung dengan kecelakaan sepeda yang berujung koma, dan ini lagi seorang calon tunangan.

"Mungkin itu hanya pengaruh Obat Cloe kau akan mengingatnya sebentar lagi. Ah.. Bagaimana kalau hari ini saja peresmian pertunangan kalian straight, bukan kah kau selalu membawa Cincin itu. Cincin yang akan menjadi cincin pertunangan kalian waktu itu"

Gue rasa ada yang tidak beres...

"Saya selalu membawanya setahun ini tuan rusco" jawab peria itu masih dengan ekspresi datarnya bahkan didepan gue, yang katanya gue itu cewek yang paling dia cinta dan itu membuat gue tidak yakin.

"Ayo pasangkan langsung ke jari cloe sebelum aku pergi ke mexico"

"Baik."

"Tunggu." Kata gue menghentikan pergerakan peria itu yang sudah memegang dan akan memasukkan cincin itu. "Aku tidak bisa bertunangan dengan orang asing kakek, bahkan aku tidak mengingatnya ataupun mengenalunya" ucap gue dengan penuh penekanan

"Lambat laun kau akan mengingatnya, ayo pasangkan waktuku tak banyak."

Lagi-lagi pria itu menuruti perintah kakek gue dan berhasil memasukkan benda itu ke jari gue.

"Sekarang giliranmu cloe"

Setelah pertunangan yang gue rasa seharusnya gak terjadi sebelum gue ingat siapa pria itu telah selesai, kakek gue pergi yang katanya ke mexico karena ada transaksi besar-besaran disana.

Chanyeol Pov

Kejadian ini sudah sejak lama terjadi saat usiaku 12 tahun, aku dan sahabatku Jhony tidak sengaja melihat transaksi senjata besar-besaran yang terjadi diujung pantai selatan Africa. Saat itu aku dan Jhony sedang dalam kesulitan karena orang tuan kami meninggal akibat bentrok antar gangster di Port Elizabeth, saat itu kami melihat kelompok gangster yang memyebabkan orang tua kami meninggal datang mengacaukan transaksi tersebut, mereka menyerang dengan pistol Ak 47 secara bertubi-tubi sampai mengenai salah satu ketua gangster yang menurutku cukup kuat karena memiliki banyak anggota, aku tebak sekitar 100 orang namun sial dia terkena peluru nyasar. Kami melihat peria itu berusaha bersembuyi dan menahan sakit, awalnya aku akan membiarkan pria itu dan menganggap tidak pernah melihat kejadian itu tetapi Jhony bersikeras menolongnya karena dia teringat orang tuanya yang sudah meninggal. "Pasti sebelum meninggal dia juga kesakitan seperti itu." Mendengar kata-kata Jhony membuatku menolong pria itu.

Aku membekap pria tersebut dan menariknya ke goa persembunyian kami yang terletak dibawah laut, goa itu tersembuyi dibawah laut ketika dilihat dari darat seakan itu hanya goa biasa yang berguna mengaliri air laut kesebelahnya namun jika menyelam sedikit saja maka goa ini memiliki daratan yang cukup luas untuk menjadi goa persembunyian. Setelah kami bertiga berhasil masuk kedalam goa kami pun bingung bagaimana dengan luka tembak pria itu.

"Kau terluka tuan, bagaimana kami hanya seorang anak kecil dan tak tau harus bagaimana." Jhony panik dan memberi air pada pria itu.

Aku hanya diam saja dan menatap pria itu dengan tajam, bagiku semua gangster itu sama saja mereka hanya ada untuk membuat kekacauan dan kematian aku benar-benar menbenci gangster terutama kelompok yang membunuh orang tua kami.

"Tidak perlu melakukan apa pun anak-anak kalian sungguh baik hati dan pemberani"

"Tentu saja kami tidak kotor seperti kalian semua tuan, jika kami mau kami bisa saja membiarkan kau mati tadi" jawabku dengan Sarah

"Maafkan temanku tuan, dia memang sedikit keterlaluan karena dia membenci gangsters"

"Wajar saja dia mungkin mendengar gossip yang tidak baik tentang gangster"

"Tidak!! Orang tuaku dan orang tua Jhony meninggal karena gangster, itu bukan hanya gossip."

"Benarkah? Itu sebabnya ya, tapi itu bukan aku akh... Sial." Pria itu mengumpat kesakitan dan mengeluarkan kantung seperti dompet, dia mengeluarkan sedotan yang terbuat dari kaca dan sebuah botol dan peria itu menelannya sedikit ya hanya sedikit saja setelahnya dia terlihat lebih tenang.

"Tuan apa itu, apa itu Obat ajaib yang seperti dicerita petterpan?"

"Kau sangat polos Jhony, itu bukan seperti itu. Itu pasti narkoba yang seperti dikatakan ibuku."

"Hahaha.. Kau juga sama polosnya bocah. Ini bukan itu yang kau bayangkan ini hanya Obat biasa untuk meredam rasa sakitku." Kata peria itu sambil mengacak-ngacak rambutku

"Dasar kau sok tau yeol"

"Sebentar lagi anak buah ku akan segera datang karena GPS yang ada di kalungku"

"Bagus lah kau pergi juga tuan tapi terimakasih sudah membuat tempat kami tinggal akan diketahui oleh banyak orang."

"Kau tak boleh menyalahkannya yeol, karena kau yang membawanya kesini"

"Kalau begitu ikutlah denganku, aku tau kau kesal dengan gangster namun tidak semua seperti itu contohnya aku, kami hanya bergerak di bidang senjata dan obat-obat. Kalau membunuh dan merampok it's not my style. Jika kau ikut maka aku akan mengajarkan dunia ini padamu, jika kau ingin balas dendam pada seseorang maka kau harus menjadi sepertinya."

Jangan lupa meninggalkan jejak ketika sudah membaca. terimakasih 😘