webnovel

Ungkapan Hati Anna

"Ada hubungan apa kamu sama Restu huh?" Tanya Bara, kini nada bicaranya meninggi.

Sedangkan Anna masih diam ditempatnya belum bisa untuk menjelaskan apapun kepada Bara Yang sedang emosi itu.

"Kamu menyukai Restu bukan? Jika iya, maka pergilah! Aku tak akan lagi datang untuk menemuimu!" Ucap Bara dan kemudian melangkah kan kakinya untuk pergi dari apartemen milik Anna yang ia belikan.

Tapi saat Bara sampai pada pintu dan bersiap untuk membuka pintu itu, Anna memeluk Bara dari belakang Dengan air mata yang membasahi wajahnya.

"Jangan tinggal kan aku Bar, aku tak ingin siapapun itu selain kamu. Aku mencintaimu Bar, bukan Restu." Ucap Anna di sela Isak tangisan nya.

Bara diam dengan posisi Anna yang masih memeluk nya dari belakang itu.

Jujur saja, sebenarnya ia juga tak bisa untuk meninggalkan Anna, ia mencintai Wanita itu lebih dari apapun itu. Meskipun sebenarnya ia juga sudah menerima Kara sebagai istrinya.

Entahlah, ia juga bingung dengan perasaan nya yang sana sini mau. Ia tak ingin menceraikan Kara tapi ia juga tak ingin Anna bersama dengan laki-laki lain selain dirinya.

"Maaf kan aku Bar, tapi apa yang kamu lihat itu tidak sama dengan apa yang ada di pikiran kamu itu." Lanjut Anna lagi.

Bara masih diam, ia menunggu kata selanjutnya yang akan diucapkan oleh Anna.

"Sebenarnya Restu itu mengajakku bertemu hanya untuk membuat kamu agar ikutan reunian di Bali nanti. Hanya itu saja, tak ada hal lainnya lagi." Ucap Anna, ia mengatakan yang sebenarnya.

Meskipun Restu itu memang menyukainya sejak zaman sekolah dulu tapi ia sama sekali tak memiliki rasa untuk Restu, ia mencintai Bara dan Sampai saat ini rasa itu masih sama tanpa berubah sama sekali.

Bara melepaskan pelukan Anna dari belakang itu dan kemudian menatap wanita yang sedang menangis itu.

"Apakah kamu benar-benar mencintai ku?" Tanya Bara.

Anna menganggukkan kepalanya tanpa berpikir lagi, ia tak ingin salah satu kata saja hubungan nya dengan Bara berakhir.

"Jika tidak untuk apa aku Kembali hm? Aku Kembali untuk kamu Bara. Untuk kisah kita yang harus berakhir dengan bahagia." Jawab Anna.

Ia menatap lekat mata Bara yang mengunci dirinya itu dalam tatapan matanya.

"Bahkan, aku rela untuk menjadi orang kedua dalam hubungan kamu dan Juga Kara. Aku rela, asalkan aku dan juga kamu itu bisa bersama. Kita kisah harus berakhir dengan bahagia Bar, sudah begitu lama kita bersama dan seharusnya aku lah yang berada di posisi Kara mendampinginya kamu, tapi bagaimana lagi kalau keluarga kamu memilih Kara?" Lanjut Anna lagi.

Anna masuk ke dalam pelukan Bara yang masih diam mematung itu, "Aku mencintaimu dengan bodoh Bar, tapi apakah kamu tahu bahwa aku sama sekali tidak peduli untuk apapun itu. Yang aku peduli aku bisa memiliki kamu dan mewujudkan apa yang pernah kita mimpi kan bersama dulu."

Mendengar itu Bara menjadi teringat dengan semua mimpi indah yang dulu pernah Mereka berdua buat.

"Kamu tahu Bar, berada di posisi ku ini bukan lah hal yang mudah, ini sulit Bar tapi demi kamu aku menganggap semuanya ini mudah. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa aku tidak mencintaimu maka itu adalah Sebuah kebohongan."

Entah kenapa mendengar Anna mengatakan itu, hati nya menjadi teriris. Ia tahu bahwa berada di posisi Anna itu bukanlah hal yang Mudah.

Bara mengangkat tangannya dan membalas pelukan Anna, "Maaf," itulah kata yang bisa diucapkan oleh Bara saat ini.

Tangis Anna pecah mendengar kata maaf yang dilontarkan oleh Bara padanya, ia menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban, "Tidak Bar, aku yang harusnya minta maaf karena sudah salah padamu." Ucap Anna.

Hati Bara benar-benar sangat sakit mendengar ucapan Anna itu, ia ini adalah laki-laki yang paling tidak tahu rasa bersyukur.

"Iya, kita berdua salah." Ucap Bara, bersamaan dengan itu air matanya jatuh membasahi pipinya dan menetas jatuh pada tubuh Anna.

Anna bisa merasakan bahwa Bara menangis meskipun ia tak melihatnya secara langsung. Ia mengeratkan pelukannya itu pada tubuh Bara. "Aku mencintaimu Bar, sangat mencintaimu." Ucap Anna.

Bara mengangguk kan Kepalanya, "Iya, aku juga mencintaimu Na, sangat mencintaimu." Ucap Bara, ia mencium puncak kepala Anna dengan Begitu lembut sekali.

Entahlah, hanya di kecup seperti ini saja sudah membuat Anna merasa begitu tenang Sekali. Jujur saja, ia tak pernah siap untuk kehilangan Bara.

Banyak sekali alasan yang membuat ia tak bisa untuk kehilangan Bara salah satunya ia dam Bara sudah pernah Melakukan hubungan intim yang tak seharusnya mereka lakukan.

Ia sudah memberikan semuanya pada Bara hingga pada bagian mahkota nya juga Sudah, jadi Bara tak boleh untuk pergi dari hidupnya apapun itu alasannya. Bara harus tanggung jawab dengan apa yang telah ia lakukan pada dirinya ini

Perpisahan tak akan pernah bisa membuat ia kembali menjadi wanita perawan lagi, jadi tidak salahkan jika ia mau tak mau harus berada di posisi ini untuk mendapatkan semua janji manis yang pernah di ucapkan dulu oleh Bara sebelum mengambil kepemilikan ya?

Jika di mata orang disini ia lah yang salah dan bodoh karena mau-mau nya di bodoh-bodohkan oleh lelaki yang belum tentu adalah jodoh kita. Tapi Tak ada yang mengerti posisi dirinya saat itu yang sedang ingin merasakan segalanya, namanya saja anak muda dimana masanya ingin mencoba untuk ini itu.

Bara melepas pelukan itu dan kemudian menatap lekat Anna yang masih menjatuhkan air matanya.

Ia mendekatkan wajahnya ke arah Anna, mengikis jarak antara mereka berdua itu. Sedangkan Anna sama sekali tidak bergerak untuk menghindari Bara.

Tanpa aba-aba lagi, Bara langsung menghapus air mata yang jatuh membasahi wajah cantik Anna dengan menggunakan Bibirnya.

Anna menutup matanya, merasakan lembutnya perlakuan Bara padanya itu. Benda kenyal yang tadi mengusap air Matanya itu kini sudah menjalari seluruh wajahnya dan berhenti di bibirnya. Anna masih diam tak melakukan perlawanan apapun, sebenarnya ia juga merindukan hal seperti ini.

Bara tersenyum saat menyadari bahwa Anna begitu menikmati sentuhannya itu.

Ia memulai mengecup lembut bibir merah Anna yang sangat menggoda nya sejak tadi, perlahan tapi pasti ciuman itu kini menjadi panas.

Bara mengangkat tubuh Anna untuk membawa wanita itu masuk ke dalam kamar dengan bibir yang masih saling bertautan memberikan kenikmatan satu sama lainnya.

Dalam keadaan seperti ini, sama sekali Bara tak mengingat Tentang kara yang berada di rumah dan juga merindukan sentuhan dari dirinya itu. Tapi jujur, tubuhnya tak bisa untuk menahan diri jika berhadapan dengan Anna ini.