webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

87. I am not lying

Perlahan matanya terbuka, menerima cahaya yang masuk masuk ke dalam lensa matanya.

Dia menghela nafasnya panasnya panjang. Menatap langit-langit kamarnya yang terlihat begitu membosankan. Dia selalu saja disambut dengan keadaan yang sama. Langit-langit putih yang biasa. Tak ada corak dan ornamen di sana, hanya lampu gantung besar yang khas.

Tunggu, Daeva merasa dia berada di tempat yang lain sekarang. Bukan di kamar tidurnya, bukan juga di dalam Penthouse yang dia tinggali selama ini.

Daeva membuka matanya lebar-lebar, bahkan dia asing dengan aroma wangi ini. Dia tak suka lavender, tetapi ruangan ini beraroma itu.

"Di mana aku ...." Monolong, berbicara pada dirinya sendiri. Memegangi sisi kepalanya yang sedikit sakit, dia merasakan hal yang tidak biasa.

Tak biasanya Daeva merasakan sakit begini. Itu akan hilang beberapa menit setelahnya.

"Di rumahku." Suara seorang pria membuyarkan suasana sepi yang ada di dalam ruangan. Juga, tentu saja, mengagetkan dirinya.