webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

65. Dae-Shim

Daeva duduk di atas sofa sembari memegangi kedua sisi pelipisnya. Pusing, sedikit. Terkejut, sangat!

Orang yang baru saja datang hampir saja membuat dirinya lepas kendali. Jika saja insting yang ada sebab sihir di dalam dirinya atas apapun yang dikirimkan oleh Sang Agung Loralei ada, maka dia pasti sudah berlari dan memeluk pria ini.

"Bukankah ... ini sedikit berlebihan?" Daeva melirih. Bergumam pada dirinya sendiri.

Tak ada yang berani membuka mulutmu. Delwyn pun yang tidak bersalah, hanya diam duduk di atas anak tangga tak jauh dari lantai dasar.

"Aku bertanya padamu!" Daeva membentak tiba-tiba. Suaranya menggema hebat di ruangan. Seiring dengan bentakannya, listrik padam dan menyala beberapa kali. Lampu berkedip, seakan memberi kesan horor di sini.

"Kau!" Daeva menunjuk ke arah pria itu. "Lepaskan tubuh itu dan kembalilah pada bentuk awalmu, Decurion!"