webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

339. Jealous

Kunjungan mereka akhirnya selesai. Mereka kembali ke tempat yang akan menjadi ruangan untuk mereka beristirahat. Daeva sengaja meminta satu ruangan saja, tempat dirinya dan sang kekasih akan tidur bersama.

"Kalau dipikir-pikir ini adalah kali pertamanya kita tidur bersama," ucapnya pada Daeva. Meletakkan jaket yang dia kenakan tadi. Sekarang pandangan matanya tertuju pada wanita yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kakinya bergelayut dengan sesekali menghentakkan ke atas lantai. Kedua tangannya direntangkan, memenuhi ranjang itu.

"Haruskah melepaskan bajuku?" celetuknya. Membuat wanita itu menoleh dan memandangnya dengan sinis.

"Aku akan membunuhmu dan membelah dadamu dengan pedangku jika kau melakukannya," sahut Daeva lirih. Kembali menatap langit-langit ruangan. Padahal itu hanya berisi satu lampu neon dengan cahaya remang-remang, tidak seterang kamar pribadi miliknya di Green Bank.