webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

328. Delwyn's Rage

Pagi hari, mendung yang gelap.

Marvith masih belum rela dengan kepergiannya. Dia terus memandang ke arah wanita yang memasukkan semua barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya membiarkannya. Daeva bahkan bertingkah layaknya dia akan pergi piknik di sebuah pegunungan yang tinggi atau pantai yang luas dengan cuaca yang jauh lebih baik dari sekarang.

"Kenapa menatapku begitu?" Daeva berbasa-basi. "Bukankah lebih baik kau membantuku untuk mengemas semua barang-barang? Aku tidak pandai menata," katanya. Menunjuk tumpukan barang-barang yang akan dia bawa pergi untuk satu minggu ke depan.

"Nona ...."

"Berhenti untuk mendebatku," sahutnya kemudian, sepertinya dia tahu pembicaraan macam apa yang akan terjadi di antara mereka berdua Jika dia terus membiarkan pria ini berbicara sesuai dengan isi hatinya. "Sudah aku katakan kau hanya perlu percaya seperti biasa dan aku akan kembali seperti biasa juga," katanya lagi.