webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

302. Hidden tomb

mereka melanjutkan langkah kakinya lagi, berjalan semakin menjauh dari ambang pintu masuk yang membawa mereka ke tempat seperti ini. tentu saja yang asing dengan suasana yang ada di sini hanyalah pria itu, delwyn terus mencoba untuk menatap ke kanan dan ke kirinya seakan sedang memastikan kalau semuanya akan baik-baik saja.

"ngomong-ngomong tempat ini tidak pernah dibersihkan?" pada akhirnya dia kembali membuka celah bibirnya, menatap ke arah wanita yang berdiri dan berjalan sedikit lebih cepat darinya.

daeva terlihat begitu tenang, meskipun kaki mereka menginjak tanah becek padahal sudah beberapa hari tidak hujan.

anehnya di tempat ini, meskipun sekarang tengah malam tetapi tidak terasa bahwa ini adalah tengah malam. gelapnya hanya sebab rindangnya pepohonan di atas sana, suasananya seperti hutan di sore hari tetapi sedikit lebih seram dengan suasana yang menandakan bahwa tempat ini tidak pernah dirawat oleh siapapun.