webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

293. Lost her

"Jujur saja kita tidak tahu di mana dia sekarang." Delwyn menatapnya dengan serius. Sesekali mengubah pandangan matanya, tertuju ke arah Daeva yang duduk bersila di atas lantai. Jack, Ben dan Zero sudah pergi dari tempatnya, tugas mereka hanya menghantarkan dirinya saja. Untuk pergi ke tempat di manapun dia inginkan.

"Kita juga tidak tahu kapan dia akan kembali, ini sudah hampir tiga hari. Dia terus saja berada di posisi itu, tidak pernah berubah." Pria itu jelas-jelas memberikan banyak khawatirnya, ini semua lebih dari janji yang dia katakan padanya, bahwa perjalanan itu hanya akan sebentar saja. Nyatanya dia sudah lama menjadi patung hidup seperti itu.

Marvith tidak memberi jawaban apapun selain hanya menghela nafasnya panjang. Pandangan matanya tertuju pada Daeva. Tentu saja bukan hanya pria itu yang berdoa agar Daeva kembali ke dunia setelah berhari-hari melakukan perjalanan roh.