webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

225. Bad incident (1)

"Tidak ada pekerjaan apapun hari ini?" Delwyn mendatangani wanita itu. Diri di sisinya seraya menatap jalanan yang ada di bawah mereka sekarang. Tentunya adalah hal yang sedikit mengejutkan pasalnya dia tidak memberitahu pria ini kalau dirinya akan berkunjung ke museum Kota pagi ini. Setidaknya dia punya sedikit waktu untuk menenangkan pikirannya dan mengembalikan semuanya pada posisi awal.

"Tahu dari mana kau kalau aku ada di sini?" Daeva menyahut, meliriknya dalam sejenak. "Sepertinya aku tidak mengabari siapapun, kalau aku datang kemari hari-hari tetap berada di bangunan."

Pria itu tertawa kecil kemudian. "Aku menelepon ke bangunan, katanya kau tidak ada di sana. Jadi aku berpikir, ke mana kau hari ini ...." Dia mengembuskan nafasnya. "Jadi aku berpikir beberapa tempat yang mungkin kau kunjungi, lalu aku mencoba datang kemari."

Keduanya saling menatap dalam sejenak.