webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

218. Althea-Lux

Ben terus mengawasi apa yang ada di depannya sekarang ini. Sejak semalaman kitab Althea-Lux mencuri perhatiannya hingga dia tidak bisa memalingkan pandangan matanya lagi. Terus berdiri di depan kotak itu, terus mengawasi dan memperhatikan apapun yang berputar di atasnya.

"Aku memanggilmu sejak tadi dari depan pintu. Kalau aku memutar dan berpikir kau mungkin saja berada di belakang bangunan ini. Namun, Aku mengantuk hampir 100 kali mungkin dan menyebut-nyebut namamu juga menunggu kau untuk datang seraya mengetuk pintu, tetapi kau tidak datang juga." Jack mengomeli pria itu sembari berjalan mendekat padanya. Tentu saja dia berhak marah sebab pria itu masih saja diam dengan fokusnya sekarang.