webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

209. Cold night

"Aku tidak ingin mengejutkan dirimu, Nyonya." Daeva menatap ke arahnya. Dia tidak bisa berbicara banyak sebab keadaan wanita tua yang ada di depannya ini belum 100% pulih. "Namun, perlu aku katakan bahwa aku bukan manusia seperti yang kau pikirkan. Tempat ini juga bukan hotel biasa seperti yang kau anggap, Nyonya."

Wanita yang diajak berbicara hanya duduk di atas ranjang, sembari terus menatap ke arah sumber suara. Dia saja tidak mengerti alasan dirinya dipanggil ke sini selain kematian putranya. Akan lebih dapat diterima jika putranya dihantarkan ke rumahnya, sebab dialah yang bertanggung jawab atas kematian dan kehidupan putranya sendiri.

"Namaku Daeva Desdemonav. Kau bisa memanggilku Daeva."

Yang diajak berbicara masih saja diam, tentu saja psikisnya belum benar-benar membaik. Apa yang didapati olehnya tadi, pasti membuat jiwanya terguncang.