webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Science-fiction
Pas assez d’évaluations
375 Chs

110. Brotherhood

"Aku harus pulang pagi ini. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan di kantor. Jadi aku mohon padamu untuk satu hari saja tidak membuat kekacauan. Hiduplah dengan cara yang normal," katanya. Sebenarnya dia tidak perlu berkata begitu pada Daeva. Mau dibilang dengan kalimat apapun, dia akan tetap sama. Dirinya akan terus keras kepala dan bandel dengan semua yang dihadapinya.

"Aku pergi dulu." Kalimat itu menutup pertemuan mereka pagi. Delwyn kemudian masuk ke dalam mobil, menutup pintunya dan membuka kaca mobil. "Aku mungkin akan menghilang untuk beberapa saat, kesibukan di kantor yang membuatku begitu. Jadi, aku akan menghubungimu jika semua sudah selesai."

"Baiklah," jawabnya. Dia berbicara seakan dirinya benar-benar akan memindahkan kalimat itu. Padahal dia tidak akan melakukannya.

Siapa yang peduli soal keselamatan? Sudah ada Eva tegaskan berulang kali, bahwa dirinya tidak akan mati semudah itu.