webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Romance
Pas assez d’évaluations
375 Chs

101. Monsters are coming!

"Maafkan aku, Nona Daeva. Aku pergi tanpa berpamitan denganmu." --Itulah isi pesannya.

"Aku merasakan tubuhku ada di dekatku, jadi aku bergegas mengikuti sinyal itu. Aku tidak bisa menunggu mu atau membangunkan dirimu, katanya kau berada di tempat paling tertinggi di bangunan ini, jadi kau tidak bisa diganggu tanpa mendapat ijin terlebih dahulu."

Daeva menatap surat yang ada di depannya, tulisan tangan yang tak rapi, ditinggalkan di atas ranjang kamar dengan noda darah di atasnya.

"Pria itu pergi?" Delwyn yang berdiri di belakangnya ikut melirik, menatap secarik kertas yang ada di dalam genggaman Daeva. "Aku tidak tahu kalau hantu bisa menulis surat," guraunya. Namun, itu bukan bahan lelucon yang cukup untuk membuat Daeva tertawa, bahkan tersenyum saja tidak.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com