webnovel

LUKA DI SMA

Fiona. Gadis berusia 18 tahun yang cantik, berprestasi, dan menjadi kebanggaan keluarga serta teman-temannya. Sejak kecil ia bercita-cita menjadi seorang Arsitek karena ia memiliki keinginan untuk bisa membangun rumah yang mewah dan nyaman. Itu semua dia inginkan karena sejak kecil hingga berusia 18 tahun ini Fiona hanya bisa tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil dan tidak layak huni oleh kedua orangtuanya. Sehingga Fiona ingin sekali membangun rumah yang layak huni untuk kedua orangtuanya dengan tangannya sendiri. Sejak kecil Ayah dan Ibu Fiona sudah mewanti-wanti Fiona untuk menjaga anak perempuan semata wayangnya supaya tidak salah dalam pergaulan sehingga bisa menjadi anak yang sukses suatu saat nanti sesuai dengan yang dia cita-citakan selama ini. Fiona juga pernah berjanji kepada kedua orangtuanya jika dia akan fokus sekolah dan tidak akan pacaran. Tetapi semuanya berantakan sejak Fiona mulai mengenal Lukas hingga akhirnya Fiona hamil dengan Lukas, pacarnya, yang kemudian pergi ke luar Negeri dan meninggalkannya. Inilah perjalanan hidup Fiona di mulai, yaitu llika-liku Fiona untuk menghadapi kehamilannya. Semua cita-cita yang sudah dia bangun sejak kecil hancur seketika. Kehilangan kepercayaan orangtua, di kucilkan teman, di tinggalkan kekasih, perjuangannya menjadi seorang Ibu muda namun dia juga harus tetap meraih cita-citanya. Ternyata Fiona masih memiliki keberuntungan. Ketika dia sedang dalam keadaan sangat terpuruk seperti ini bisa bertemu dengan laki-laki baik bernama Kendrick. Sejak saat itu cinta segitiga di mulai, persaingan dengan Jane dan masalah lainnya yang ada di dalam kehidupan Fiona.

Arummsukma · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
21 Chs

Pencarian Lukas

"Fiona," panggil Ayahnya.

"Ayah, Ayah aku harus masuk ke dalam sana. Aku yakin kalo di dalam sana pasti ada Lukas."

"Pak, saya mohon izinkan anak saya untuk masuk ke dalam sebentar aja. Ini sangat penting Pak."

"Maaf Pak, tidak bisa. Silahkan kalian semua pergi dari sini. Atau saya panggilkan security untuk mengusir kalian semua?"

Tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi. Ayah dan Ibunya Fiona membujuk Fiona untuk pergi dari sana. Walaupun sebenarnya Fiona masih tetap sangat ingin untuk masuk ke dala sana dan mencari keberadaan Lukas. Fiona tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Dia menangis karena harus menghadapi masalah ini sendirian.

"Udah sayang. Kamu jangan nangisin laki-laki pecundang seperti dia," ucap Ayahnya.

"Tapi Ayah. Lukas udah janji kalo dia akan menghadapi masalah ini sama-sama. Dan aku ga akan kuat kalo aku harus hadapi masalah ini sendirian."

"Kata siapa kamu sendirian? Kamu kan ada Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu pasti akan selalu ada untuk kamu."

"Iya sayang. Biar bagaimana pun Ayah dan Ibu tetap sayang dan peduli sama kamu. Walaupun awalnya kita emang marah dan kecewa sama kamu. Tapi kita juga ga akan tega kalo harus liat kamu sedih seperti ini sayang. Udah ya kamu jangan nangis lagi."

"Iya Ayah, Ibu. Makasih banyak ya Ayah dan Ibu udah selalu ada untuk Fiona. Dan sekaliagi Fiona benar-benar minta maaf atas apa yang udah Fiona lakukan."

"Iya sayang," jawab Ibunya sambil memeluk Fiona. Ayahnya pun ikutan memeluk mereka berdua.

Lukas dan kedua orangtuanya tidak juga bisa ditemukan di bandara itu. Akhirnya Fiona dan kedua orangtuanya memutuskan untuk kembali ke rumah. Karena sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi oleh mereka berdua. Lukas sudah benar-benar pergi ke Jepang untuk meninggalkan Fiona.

Sedangkan Lukas sekarang ini sudah berada di dalam pesawat tujuan ke Jepang bersama dengan kedua orangtuanya. Lukas sebenarnya masih kepikiran dan sayang dengan Fiona. Tetapi dia takut untuk menghadapi orangtua FIona. Dan juga kedua orangtuanya sendiri.

"Maafin aku Fiona. Maafin aku karena aku udah ingkari janji aku kalo aku akan sama-sama terus sama kamu. Aku mencintai kamu Fiona. Tapi aku ga sanggup kalo orangtua aku harus tau semuanya," ucap Lukas di dalam hatinya.

Mamahnya yang melihat Lukas seperti sedang ada yang dipikirkan pun langsung berusaha untuk memenangkan dengan cara mengenggam tangan Lukas dengan sangat erat sambil berkata :

"Kamu pasti bisa bersosialisasi di Jepang dengan hidupkan kamu yang baru. Keputusan kamu untuk ikut Mamah dan Papah udah telat sayang."

"Iya Mah," jawab Lukas sambil tersenyum.

Sekarang Sudah sudah benar-benar pergi meninggalkan Fiona sendirian untuk melewati masa-masa berat yang ada di dalam hidupnya. Sekarang ini Lukas hanya memikirkan masa depan dirinya saja tanpa memikirkan bagaimana masa depan Fiona nantinya.

*******

Setelah dari bandara, Fiona langsung masuk ke dalam kamarnya. Fiona nangis sendirian di sana. Fiona masih tidak menyangka jika Lukas telah tega meninggalkan dirinya begitu saja setelah apa yang sudah dia lakukan kepada Fiona. Apalagi dengan semua janji-janji manis yang pernah dia lontarkan kepada Fiona.

"Kamu kenapa tega Lukas? Kamu kenapa tega ninggalin aku seperti ini? Sekarang aku ga tau lagi nantinya aku akan seperti apa. Nantinya aku bisa menjalani hari-hari aku seperti biasanya atau engga."

Fiona terus menyendiri di dalam kamarnya. Bahkan dia sampai tidak masuk ke dalam sekolah selama 3 hari. Ayah dan Ibunya Fiona tidak tega melihat Fiona yang terus-terusan seperti itu. Hingga akhirnya Ayah dan Ibunya Fiona mempunyai rencana untuk menyelamatkan masa depan Fiona.

Sekarang ini Fiona dan kedua orangtuanya sudah berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan masalah kehamilan Fiona.

"Iya jadi gimana? Kamu mau apakah anak itu?" tanya Ayahnya Fiona.

"Aku ga tau Yah. Aku ga tau harus berbuat apa sekarang ini. Tapi dulu aku pernah kepikiran untuk menggugurkan anak ini."

"Apa? Kamu mau gugurin anak kandung kamu sendiri? Apa kamu ga mikir nantinya kamu pasti akan selalu sedih dan keringat dengan anak kamu yang pernah kamu gugurkan ketika kamu melihat anak kecil."

"Iya Ayah. Maka dari itu aku sekarang udah ga mau gugurin anak aku. Aku akan mempertahankan anak aku. Walaupun tanpa Lukas di samping aku."

"Iya lah. Udah kamu ga usah mikirin laki-laki itu lagi. Dia itu ga lebih dari seorang laki-laki pecundang. Sekarang itu Ayah dan Ibu punya rencana untuk kamu."

"Rencana? Rencana apa Ayah, Ibu?"

"Jadi rencanannya gini sayang, kita pindah ke luar Negeri. Kita hidup di sana sampai kamu melahirkan," jelas Ibunya.

"Apa? Ke luar Negeri?"

"Iya. Kita bilang aja ke semua orang termasuk keluarga besar kita kalo kita buka usaha restaurant di sana. Dan Ibu juga udah bilang kalo Ibu itu hamil. Jadi nanti kalo anak kamu lahir, semua orang taunya itu adik kamu. Bukan anak kamu."

Fiona terdiam. Dia tidak menyangka jika orang yang selama ini dia takuti adalah orang yang paling penting dalam kehidupannya. Orang yang paling peduli dengannya. Ayah dan Ibunya Fiona rela melakukan itu semua karena demi masa depan Fiona nantinya.

"Gimana sayang? Kamu setuju kan?" tanya Ayahnya.

"Ibu, Ayah. Makasih banyak ya Ibu dan Ayah tuh udah baik banget sama aku. Cuma Ibu dan Ayah yang bisa mengerti aku sekarang ini. Dan cuma Ibu sama Ayah yang rela berkorban seperti ini untuk aku. Padahal aku udah buat kalian berdua sangat kecewa."

"Kita itu adalah orangtua kamu sayang. Semarah dan sekecewa apa kita sama kamu, kita juga ga akan tega liat kamu yang seperti ini terus. Kamu juga jangan khawatir ya sayang. Kamu ga sendiri. Karena ada Ibu dan Ayah yang akan selalu ada untuk kamu."

"Iya. Makasih banyak ya Ayah, Ibu."

"Sama-sama sayang."

Fiona dan kedua orangtuanya berpelukan. Sekarang hubungan Fiona dengan kedua orangtuanya sudah kembali membaik. Fiona dan kedua orangtuanya akan melakukan rencana mereka bertiga mulai besok. Mulai besok Fiona akan mengurus perpindahan sekolahnya ke luar Negeri.

******

Hati ini setelah 3 hari tidak masuk sekolah akhirnya Fiona kembali ke sekolah. Karena hari ini Fiona harus mengurus perpindahan sekolahnya ke luar Negeri. Setibanya di sekolah, Fiona langsung di sambut oleh kedua sahabatnya.

"Fiona. Ya ampun gua kangen banget tau sama lu."

"Iya. Gua juga kangen banget sama lu. Katanya lu sakit ya? Sekarang udah ga apa-apa?"

"Iya sekarang gua udah ga apa-apa kok."

"Syukurlah kalo gitu. Oh iya, Lukas pindah ke Amerika ya? Kok dia pindahnya mendadak banget kaya gitu si? Dan kayanya lu sama Lukas udah putus ya?"

"Udah ya. Ga usah bahas itu. Gua ga mood."

"Yaudah deh. Sorry ya."

"Iya ga apa-apa. Yaudah sekarang kita masuk kelas aja yuk."

"Ayo."

-TBC-