Semilir embusan sang bayu kuat membelai helai demi helai rambut gadis yang kini berjalan tegas menyusuri trotoar jalanan untuk sampai ke halte bus yang samar terekam oleh sepasang netra teduh miliknya. Sesekali menghela napas kala tak sengaja tatapannya turun menatap selembar kertas yang menjadi tiketnya masuk ke dalam stadion sebagai tamu VIP yang diberikan kursi nyaman paling depan. Ia menyia-nyiakannya. Sebuah kesempatan yang bisa saja menunjukkan betapa berharapnya Davira pada Adam saat ini. Ya, tiket yang dibawanya bukan atas nama sang sahabat Arka Aditya, melainkan nama pemuda brengsek yang sedang mengusik hatinya belakang ini. Adam Liandra Kin.
"Kenapa ngikuti gue?" selanya dengan nada lirih. Sejenak menoleh ke samping untuk memastikan yang diajak berbicara adalah remaja yang benar tepat dalam dugaannya.
"Lo 'kan ada tanding." Davira menyambungkan kala yang diajak berbincang hanya diam sembari terus melangkah mengekori dirinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com