webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
368 Chs

8. Gundah Gelap Gulana

"Makasih karena udah nganter gue sampai depan rumah. Sekarang lo bisa pergi. Mama mungkin udah tidur, jadi gak perlu menyapa." Kalimat itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan oleh Davira Faranisa untuk mengiringi kepergian sang sahabat yang hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya ringan. Tak banyak membatah atau memaksa untuk mampir berkunjung seperti biasanya. Mengingat ini sudah larut. Jarum jam menunjuk ke angka sembilan lebihnya 30 menit. Benar kata Davira, mungkin saja mamanya sudah terlelap malam ini.

Perpisahan Arka juga Davira Faranisa tak sebaik dugaan. Selepas Arka melayangkan kalimat yang sukses membuat sahabatnya bungkam tak mampu menyanggah atau banyak berkata-kata lagi, gadis itu mengubah topik pembicaraannya. Kembali berjalan ringan dan hanya berbas-basi sesekali terdiam untuk membuat celah. Tak ada yang istimewa dari pembicaraan mereka sebelum ini, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan atau dimasukkan ke dalam pikiran gadis itu saat ini.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com