Suasana ramai. Riuh suara pelanggan yang datang dengan sambutan ramah dari pemiliknya. Gadis yang baru saja memilih tempat di sisi pintu masuk itu kini menghela napasnya kasar. Menatap aneh seorang pria yang duduk tepat di depannya sembari menyantap rice bowl yang ada di depannya. Lahap, seakan tak ada beban meskipun dirinya sedang terkesan begitu merepotkan untuk Davira Faranisa. Adam berjanji akan turun di halte terakhir tempatnya tinggal. Ia akan pulang berjalan kaki selepas Davira menghantarkannya di sana. Davira menurutinya. Ia menghentikan mobilnya tepat di sisi bangunan halte. Namun, naas! Adam menipu dirinya. Ia tak mau turun. Adam merajuk dengan terus memegangi sabuk pengaman agar Davira mengusirnya untuk pulang ke rumah. Ia ingin ikut dan terus memaksa dengan kalimat itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com