"Tidak mampir dulu, Davira?" Suara berat itu menyela fokusnya. Gadis yang duduk di kursi kemudi itu menoleh. Tepat menatap pria muda dengan hoodie tebal yang membalu tubuh kekarnya. Adam Liandra Kin. Ini adalah kawasan rumahnya.Tepat di depan gerbang besar, Davira menurunkan Adam yang menjadi penumpang utamanya sore ini. Selepas menghabiskan permen kapas mereka, Davira bergegas menghantarkan Adam pulang. Bukan menuju galeri seni, namun Adam meminta untuk dihantarkan ke kediamannya saja. Davira menurut, toh juga berdebat dan menolak permintaan Adam Liandra Kin tak akan ada gunanya sama sekali.
--dan di sinilah keduanya berada sekarang. Bangunan ini tak berubah sedikitpun. Semuanya tetap sama seperti saat terakhir kali dirinya datang kemari.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com