Adam menatap gadis yang masih fokus dengan beberapa kertas di depannya dan sebuah pena yang ada di dalam genggaman tangan kanannya. Mata bulat gadis itu sesekali menelisik setiap bagian tulisan yang ada di depannya. Diiringi dengan bibir merah muda miliknya yang samar berucap untuk membaca apa-apa yang dituliskannya barusan. Setelah Davira pergi keluar dari perpustakaan sekolah, Adam tak lagi mengejar atau menghentikan langkah gadis yang terlihat kalang kabut saat dirinya menyebut kata 'sayang' untuk ditujukan pada Davira Faranisa dengan nada lembut nan mengoda. Samar lensa Adam mendapat kedua pipi gadis itu yang memerah. Tak mau kepergok sedang malu-malu kucing, Davira pergi meninggalkan Adam. Membuat si remaja yang tadinya kokoh dalam diam sembari menatap setiap langkah Davira Faranisa itu tersenyum simpul. Memberi keyakinan penuh pada dirinya bahwa dua minggu lagi, ia akan bisa berkencan buta bersama gadis cantik bertubuh mungil sedikit semampai itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com