webnovel
#ROMANCE
#TEEN
#CINTA
#CINTASEGITIGA
#PERSELINGKUHAN

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Adolescent
Pas assez d’évaluations
368 Chs
#ROMANCE
#TEEN
#CINTA
#CINTASEGITIGA
#PERSELINGKUHAN

47. Teruntuk Rasa dalam Kata.

"Gue emang suka sama lo, tapi ... gue gak bisa berkomitmen lebih dari ini."

"Apa alasannya?"

"Sebab hubungan kita sudah baik-baik saja dan terasa nyaman tanpa harus saling mengikat perasaan."

Percakapan singkat yang sedikit menggores bantin itulah yang menjadi kalimat terakhir di antara keduanya sebelum Adam juga Kayla memutuskan melanjutkan makan dan menghabiskan semua menu yang sudah mereka pesan. Tak banyak interaksi yang terjadi di antara keduanya sebab saling diam tak bersuara adalah aktivitas penutup pertemuan mereka di dalam kafe bergaya modern yang memang dibangun khusus sebagai tempat 'nongkrongnya' anak muda jaman sekarang. Setelah semuanya selesai, Adam memutuskan untuk menghantar Kayla pulang ke rumahnya sebelum senja benar bertugas mengakhiri sengatan sang surya yang seakan ingin membakar semua komponen yang ada di bawahnya.