webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
368 Chs

39. Asa Dalam Rasa

Baiklah, sekarang ia mulai mengerti. Nomor asing yang mengiriminya pesan dengan mengatakan bahwa ia akan datang ke tempat Davira adalah nomor milik buaya brengsek bernama Adam Liandra Kin.

--dan remaja itu kini sudah ada di depannya sembari tersenyum ringan untuknya. Persetanan, selalu saja begini situasinya!

Davira kembali meneruskan langkahnya maju ke depan untuk cepat sampai ke dapur dan melaksanakan tujuannya—meletakkan piring dan gelas kotor lalu mengangganti gelas berisi air putih yang baru dari dalam kulkas— kemudian sesegara mungkin lekas naik ke lantai atas dan mengunci diri di dalam kamar sebab Adam ada di sini saat ini. Entah apa yang diinginkan buaya brengsek yang selalu saja mengekorinya itu. Namun, apapun itu Davira dengan tegas mengatakan bahwa semesta bodoh dengan terus saja menuruti segala doa dan harapan Adam agar bisa mencuri momen bertemu dengan Davira Faranisa.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com