webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
368 Chs

32. Awal Keraguan Yang Menggebu

"Kalau kakak ragu, datang saja padaku." Davira menghela kasar napasnya. Tak henti-hentinya ujung kuku runcing gadis itu saling beradu satu sama lain untuk meredakan kegelisahannya siang ini. Meskipun sorot mata bulat gadis berambut hitam pekat itu masih terfokus pada pantulan bola yang diciptakan oleh kekasihnya jauh di tengah lapangan, namun pikiran dalam kepalanya melayang entah ke mana perginya. Perkataan yang ia dengar beberapa hari lalu itu benar-benar sukses membuatnya tidak tenang hingga siang ini. Davira tak tahu, ada apa dengannya belakangan ini. Tentang Adam, entah sejak kapan ia mulai meragukan kekasih hati yang hampir genap dua tahun menjalin hubungan dengannya itu.

"Sampai kapan lo mau kucing-kucingan sama Adam?" Suara bariton membuyarkan lamunan Davira. Fokusnya yang tadinya untuk Adam, kini diambil paksa oleh perawakan jangkung yang tak asing olehnya.

"Siapa? Gue?" Davira menyipitkan matanya.

"Davira Faranisa. Itu lo 'kan?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com