Ketukan pintu dilakukan untuk ketiga kalinya oleh gadis bersurai pekat yang baru saja datang dengan buah tangan di dalam genggamannya. Ada buah-buahan segar, satu tanaman hijau yang katanya mampu menjaga udara tetap bersih. Ia tersenyum sesekali, kala melirik bawaannya sudah sangat memuaskan. Davira tak ingin datang dengan tangan kosong untuk menyambangi sahabat penanya malam ini. Dirinya ingin datang membawa kebahagian, meskipun hatinya gundah, gulana, resah, dan gelisah. Dirinya amat merindukan Larisa Hannara Putri tiba-tiba saja. Tak ada angin juga tak ada hujan yang turun menghantam bumi, namun bak disambar petir dari langit lepas, dirinya tiba-tiba berbeda.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com