Di dalam kamar berukuran kecil itu terlihat seorang wanita cantik yang sedang sibuk memilih tas yang akan ia kenakan.
Mulai dari tas berwarna hitam hingga ungu muda terlihat di dalam lemari yang khusus tas miliknya.
Yah benar, wanita itu sangat menyukai tas. Karena ia merasa tas dapat melengkapi penampilan nya semakin menjadi sempurna.
"Hmmm... aku harus menggunakan yang mana..." ucap Caerin sambil memegang dagunya.
Ia tengah sibuk memilih dan berpikir tas mana yang akan ia gunakan untuk hari ini.
Hah... dasar wanita...
"Baiklah! aku akan memakai tas ini saja!" ucap Caerin menetapkan pilihan nya.
Pilihan nya jatuh pada tas selempang miliknya yang berwarna coklat gelap dengan tali rantai berwarna gold yang terlihat sangat elegan.
Caerin mengambil tas miliknya itu dan segera memakai nya, tidak lupa mengambil sepatu boots putih miliknya.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi.
Drrtt... drrtt... drrtt...
Caerin segera raih ponselnya dan mengangkat panggilan itu.
"Nde yeoboseoyo?"
"..."
"Jinjja?! baiklah aku akan segera keluar."
Tutt... tutt... tutt...
Panggilan singkat itupun berakhir. Caerin dengan segera mengenakan sepatu boots lalu berjalan keluar dari kamar miliknya.
...
KLEK
Caerin mengunci pintu rumah nya, lalu memasukkan kunci itu ke dalam tas yang ia kenakan.
Lalu Caerin segera berjalan ke arah seorang pria berada di atas motor besar berwarna hitam, dengan helm yang menutupi kepala nya.
"Mianhae, kau sudah lama menunggu ku Subin-ah," ucap Caerin.
Benar! pria yang merupakan pemilik motor besar itu adalah Subin.
Subin membuka kaca helm yang menutupi wajah nya itu. Terlihat lah wajah tampan Subin yang tersenyum.
"Tidak masalah darling, lihat... kau membutuhkan waktu yang lama because you look amazing," ucap Subin melihat penampilan Caerin dari atas sambil bawah.
Saat ini Caerin memang lah terlihat sangat cantik. Dengan penampilan simple nya, yang hanya menguntungkan atasan crop top berwarna hijau, celana pendek jeans, dan boots putih.
That's how Caerin dress up her self right now.
Caerin tersipu malu. Ya ampun, Subin seperti kekasih nya yang sedang memujinya saja.
"Kau ini... ada-ada saja!" ucap Caerin.
Subin mengambil helm putih yang ia bawa, lalu memberikan nya kepada Caerin.
"Jja... ini pakailah..." Caerin mengambil helm itu dari Subin lalu segera memakai nya.
Subin memutar balik motor miliknya, lalu Caerin segera naik dan duduk di belakang motor itu.
Subin menoleh. "Sudah?"
Caerin mengangguk. "Ya, sudah."
Setelah memastikan, ia pun langsung menjalankan motor besar gagah miliknya berjalan meninggalkan rumah Caerin.
...
Subin menjalankan laju motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota Seoul yang sangat indah itu.
Jalanan sedang tidak terlalu padat, itulah mengapa Subin dapat menjalankan motor nya dengan sangat mulus.
Caerin yang berada di belakang, melihat gedung-gedung pencakar langit yang mereka lewati.
Naik motor memang lah yang terbaik. Karena kau dapat menikmati setiap pemandangan yang kalian lewati. Meskipun terkadang harus kepanasan dan kehujanan.
Caerin memegang ujung jaket hitam yang Subin kenakan.
"Pegangan yang erat..." Subin menarik tangan kanan Caerin, mengarahkan nya pada pinggang nya.
Caerin terkejut karena Subin yang tiba-tiba menarik tangan nya. "Yak! aku kan sudah berpegangan," ucap Caerin.
Yah, ia kan sedari tadi sudah memegang jaket Subin. Jadi bagaimana mana nya yang mengatakan kalau ia tidak berpegangan?
Subin terkekeh. "Bukan yang seperti itu maksud ku, tapi yang seperti ini," ucap Subin sambil memegang tangan Caerin yang melingkari pinggangnya.
Caerin memutarnya dengan malas. "Hah... kau ini benar-benar!" ucap Caerin.
Subin melihat wajah cantik Caerin dari kaca spion itu, yang membuatnya kembali terkekeh.
"Pegangan yang erat darling!" Dan seiring dengan itu Subin langsung menaikkan laju motornya yang langsung membuat Caerin menempel pada punggung Subin.
"Astagaaaaa! Subin kau akan membunuh ku!" teriak Caerin.
...
"Berikan helm nya kepada ku," ucap Subin setelah melepas helm yang ia kenakan.
Yang membuat beberapa wanita yang ada di tempat parkir itu menatap Subin dengan melotot.
Caerin melepaskan helm itu dan memberikan nya kepada Subin. "Ini, gomawo..."
Subin mengaitkan helm itu pada motor nya, lalu kedua nya pun berjalan keluar dari parkiran itu.
Percayalah pada ku, saat ini mereka berdua terlihat seperti pasangan kekasih yang sangat serasi.
Mereka pun telah berada di dalam tempat makan itu, yang mana aroma daging yang sangat menggugah selera langsung menyapa indra penciuman mereka.
"Nah, itu Min-Jun!" ucap Subin.
"Dimana?" tanya Caerin.
Subin langsung menarik tangan Caerin dengan pelan, melewati beberapa meja pelanggan yang lainnya.
Min-Jun mendongak. "Oh... kalian sudah sampai? Jja... duduk lah," ucap Min-Jun begitu melihat Caerin dan Subin.
Yah, mereka memang lah akan menemui Min-Jun.
Masih ingat kan dengan apa yang di katakan oleh Min-Jun semalam? Nah... saat inilah Min-Jun akan menepati janjinya untuk mentraktir dua teman nya itu.
Yakni di tempat makan daging panggang yang paling enak di Seoul dan juga tentunya cukup terkenal.
"Kau sudah dari tadi menunggu kami?" tanya Subin.
"Hmmm... tidak juga, mungkin sekitar sepuluh menit yang lalu," jawab Min-Jun.
"Maafkan aku, aku kan menunggu darling ku yang harus terlihat cantik," ucap Subin sambil menoleh menatap Caerin.
Caerin yang tengah meminum air mineral itu langsung terbatuk-batuk. "Uhuk... uhuk... mwo?"
SREK
Subin merangkul bahu Caerin, hingga membuat bahu mereka saling bersentuhan saking dekatnya.
Subin menatap Caerin. "Iya kan darling?"
Caerin tertawa kecil. "Aish... Subin kau dan sifat flirting mu itu benar-benar sangat mengagumkan," ucap Caerin.
Min-Jun dan Subin tertawa mendengar ucapan Caerin yang memang ada benarnya.
"Kalian pacaran saja sana... kalian berdua terlihat sangat serasi," goda Min-Jun.
Apa yang ia katakan saat ini berdasarkan dari penglihatan nya. Karena memang keduanya terlihat sangat serasi.
"Yak! kau ini sembarangan saja," ucap Caerin.
Subin tersenyum tipis. "Aku sih mau-mau saja... tapi sepertinya darling tidak menyukai ku," ucap Subin sambil menoleh menatap Caerin.
Caerin tertawa kecil. "Hey... kita ini saling berteman. Aku mana mungkin memacari teman ku sendiri," ucap Caerin.
Yah, ia tidak ingin merusak hubungan pertemanan nya dengan Subin. Dan kalian juga ingat bukan dengan apa yang ia katakan sebelumnya.
Min-Jun menatap Subin. "Yang sabar yah... sepertinya kau terjebak dalam friend zone," goda Min-Jun.
Subin berdecak. "Ck, sialan kau," ucap Subin yang langsung membuat mereka bertiga tertawa.
"Tapi Caerin..." gantung Min-Jun.
Caerin yang sedang membakar daging itu langsung menghentikan tangan nya yang sibuk membalikkan setiap daging yang ada di atas pemanggangan itu.
"Hmmm? Wae? Apa kau ingin daging nya lagi?" tanya Caerin.
Min-Jun menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku hanya ingin bertanya. Apa selama dua hari ini ada yang mengganggu pikiran mu?" tanya Min-Jun sambil menatap Caerin.