webnovel

Love Plan

Jangan tinggalkan aku Elena, jangan tinggalkan aku setelah kau tau apa yang terjadi padaku selama ini" dia menangis, serius?suamiku menangis? Aku mendekat lagi kearahnya menyuruhnya untuk berdiri namun ia bersujud padaku. "Arsya apa yang kau lakukan" ujarku padanya dengan tak enak. "Elena jangan pergi, kumohon tetaplah berada di sisiku" dia menangis memohon padaku. "Elena aku telah mempunyai anak dari seorang wanita" disitu bagaikan disambar petir disiang bolong. Tubuhku hambruk terduduk bersamanya, dengan tangan bergetar aku meraih wajahnya. "Kau ber-canda kan" kataku tak percaya dengan ucapannya "Tidak" ARSYA RAFIZAN ELENA Letyna Elena adalah sosok gadis pendiam dengan kacamata yang selalu bertengger rapi di hidung nya, dengan senyum manis yang jarang dilihat oleh siapapun. Bagi Elena di dalam hidupnya hanya perlu kebahagiaan tanpa ada nya embel-embel apapun. Cinta? Elena sangat meng- agungkan itu, tapi bagaimana jika Elena tidak bisa meraih cinta nya sendiri?. Sedangkan Arsya, sosok yang sudah Lama menjadi temeng cinta Nya Elena namun hingga detik ini Arsya tidak akan mau menyadari hal itu. Arsya yang cuek dan dingin, namun dibalik semua itu ada penyebabnya Ia harus mengganti kan Ayah nya sebagai tulang punggung keluarga dengan menjadi BIG BOS di kantor miliknya. Sekolah dan bekerja? Sulit dipercaya.

widiyamulya · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
2 Chs

Awal mula pertemuan

Kita diperkenalkan

Dan Disitu Rasa Tiba

-------------------

Pagi hari yang cerah, seorang gadis tengah duduk dimeja makan dengan gencar melahap sarapannya. Hingga bundanya menegur prilakunya.

"Elena, jangan buru-buru kalau makan." kata bunda Elena memperingati.

Namun Elena masih sibuk dengan nasi goreng yang ia lahap, mungkin ia rasa cukup. Setelah itu dia meminum susu putih dengan buru-buru hingga membuatnya tersedak. Hukhuk

Bunda Elena dengan sigap menepuk-nepuk punggungnya. "mangkanya kalau dikasih tau itu nurut, kenapa sih buru-buru kayak gitu." Tegur bundanya penasaran dan marah.

"Anu, Elena ada MOS di sekolah bun." ujar Elena sambil mengelap bibirnya dengan lap serbet. Dan membenarkan kaca mata minesnya itu.

"Yaudah, naik sepedanya hati-hati. Jangan ngebut." Peringatan bunda dan diangguki oleh Elena.

Diperjalanan menuju sekolah, Elena bersiul riang. Sebab cuaca pagi ini sangat indah dipandang mata. Dengan mengayuh sepeda berwarna pinknya

Lisa pun terkejut oleh klakson mobil

Tittitttt...

Elena hampir saja terjatuh bersama sepedanya. Elena pun melihat mobil yang mengelaksonni nya tadi. Dia bukannya marah malah tersenyum bahagia, sebab orang yang berada didalam mobil itu. Adalah ARSYA pria yang ia suka selama ini.

Elena pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolah, sesampainya disana. Ia melihat Arsya yang digeromboli oleh sekelompok gadis kaya. Elena hanya tersenyum simpul, dan pergi dari hadapan gerombolan itu.

Kok bisa Elena suka sama Arsya? Tentu saja itu yang menjadi pertanyaan diotak kalian bukan?

Flassback.

Dua tahun lalu di SMA ANGKASA, seorang gadis dengan rambut dikepang dua, dan Kacamata menghiasi wajah cantiknya, Gadis itu berjalan dengan malu memasuki SMA yang terpandang dikota ini. Gadis itu melangkahkan kaki dengan pelan menuju Aula

MOS dihari pertamanya itu hari ini, dia gak memiliki teman kenalan, Sebab ia gak pernah sekolah ditempat semewah ini, kalau tidak karena otaknya mana mungkin bisa.

Gadis itu memasuki Aula dengan tangan gemetar, ia tau kalau memiliki satu kesalahan yang Fatal, Terlambat

"Lo, yang barusan terlambat!" Teriak seorang pria yang diketahui sebagai ketua osis ter'killer di SMA ini.

Elena pun menunduk, tak berani melihat kearah suara itu.

"Eh Lo! yang pakai kacamata. Buruan kesini." Lagi-lagi kaka kelas yang menjadi anggota Osis meneriaki nya

Elena pun berjalan dengan sekenannya saja, sambil menundukkan wajahnya malu itu yang ia rasakan saat ini namun tak ada satupun yang ingin membela dirinya dalam ke adaan seperti ini.

Ia melewati anak-anak se angkatan nya yang menatap dirinya dengan tatapan merendahkan, Elena tidak ada apa-apa nya di antara semua orang yang berada di ruangan ini. Dia masuk kesini saja sudah bersyukur akibat otak nya yang lumayan pintar

"Kenapa Lo telat?" tanya ketos yang bernama Rafa itu dengan tatapan tajam menusuk mata tembus jantung

"Ma-maaf kak tadi saya- alasan Elena diabaikan malah ia didorong untuk duduk. Semua orang menahan tawanya sebab gadis itu tersimpuh dilantai dengan kacamata terlepas dari tempatnya, gelak tawa semakin kencang saat adegan dimana Elena meraba lantai untuk mengambil kacamata miliknya.

"Minta maaf itu begini, asal Lo tau!" Ujar ketos itu pada Elena yang masih sibuk memasang kacamata nya dengan gemetar tangan mungil itu.

"Ma-maaf kak, sepeda saya tadi ban nya bocor jadi harus kebengkel dulu." Kejujuran Elena malah ditertawakan oleh semua siswa/siswi disini, merasa kebingungan Elena mengedarkan pandangan nya dengan miris.

"Oh rupanya cewek miskin." Ejek Ketos dengan sombongnya. Elena tak berani membalas pernyataan tadi jika ia berani pun akan menjadi perkara.

"Padahal, gak pantas sih Human semacam ini berada dilingkungan kita!" Elena hanya meremas Roknya

Enggan berbicara, Elena membiarkan dirinya menjadi bahan tawa murid-murid disini karena mungkin itu kenyataan.

"Ketos macam apa Lo" Teriak seorang pria datang dengan tatapan dingin sambil memasukkan tangan nya ke dalam kantong celana Cream seragam sekolah ini. Dengan tatapan dingin menatap Ketua OSIS itu

"Maksudnya? " tanya ketos itu.

"Seharusnya Ayah ku tidak memperkejakan Ayah Lo! Sombong banget sih? emang Lo disini berhak ngelakuin hal itu? Lo siapa!?" Ucap ketus lelaki berbadan jangkung sambil mendorong pundak Rafa dengan telunjuk nya.

"Jangan pernah bawa-bawa nama Ayah ku disini." Rafa memperingatkan Lelaki itu dengan memperkokoh kan rasa sombong nya.

"Owh oke, kalau nama Lo yang gue bawa-bawa gimana?" Ketua OSIS itu menggeram kala pria dengan mata dinginnya itu berbicara lebih songong darinya.

"Arsya Lo- Rafa menujuk wajah Arsya dengan telunjuknya, namun ia urungkan dengan menyamping kan wajahnya menahan amarah.

"Gue kenapa? anak baru? harus nurutin permintaan ketua OSIS? seharusnya Lo yang nurut ke Gue!" Ujar Arsya sambil menatap sekitarnya yang sudah bungkam menyaksikan argumen yang seharusnya tidak ada.

Rafa menatap tajam ke arah Arsya, lalu pria itu melepaskan Bet pelaksanaan MOS dengan kasar,

"Dani, Lo gantiin Gue sebentar." Rafa berbicara kepada Dani wakil ketua OSIS, Dani menurut lalu Rafa pergi dari sini sambil menatap ujung Sepatu nya.

Arsya melihat kepergian Rafa dengan senyum miringnya, lalu melemparkan pandangannya ke arah gadis yang menjadi objek pembuly'an tadi.

"Jangan lemah jadi cewe, sudah miskin Lemah pula" Ujarnya kepada Elena yang menatap Arsya dari balik kacamata nya dengan tatapan kagum.

Arsya mengulurkan tangannya untuk Elena, lalu Elena pun menyambutnya.

"Makasih" ucap Elena setelah itu Arsya hanya tersenyum miring dan pergi.

FLASSBACK OFF

Setelah hari itu, benih-benih cinta muncul begitu saja tapi Rasa ini hampa karena pria yang Elena cinta begitu sempurna dan Elena rasa dirinya tidak ada apa-apa nya. Hanya Beribu bintang dilangit, yang nampak namun tidak dikenali

Beberapa ia mencoba menangkis rasa itu, namun semakin menjauh rasanya makin sakit. Melihatnya tersenyum kepada gadis yang ia cintai. Mungkin ini adalah takdir dari cinta Elena