Setibanya di kawasan apartemen, Maxime segera mengajak Adriana dan Evan memasuki pintu utama gedung pencakar langit yang tidak begitu tinggi dengan warna putih kecoklatan yang mendominasi itu. Dia masih menggendong Evan yang sedang tidur sambil membawa ransel hitam milik Adriana, sementara Adriana berjalan di belakangnya agak tertatih menggunakan tongkat Kruk sikunya.
"Di lantai berapa kamu tinggal?" tanya Adriana saat berjalan sambil menatapi suasana koridor yang tampak sepi, bernuansa monokrom dan tidak tampak mewah.
"Nomor tujuh," jawab Maxime lalu memasuki lift.
Adriana pun segera masuk lift, lalu berdiam diri setelah Maxime menekan tombol menuju lantai tujuh. Sesekali dia melirik pria di sampingnya yang sudah menggendong ransel di punggung, masih harus menggendong putranya di depan.
"Aku sangat merepotkan mu," ucapnya.
"Tidak masalah. Anggap saja aku sedang berlatih untuk menjadi ayah dan suami yang baik," sahut Maxime dengan tersenyum hangat.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com