Setelah minum obat, Zach berbaring dengan menggunakan paha Adriana sebagai tumpuan kepalanya. Dia memeluk pinggang kekasihnya itu hingga wajahnya menempel pada perutnya yang tertutup pakaian.
"Kamu sangat panas, Zach," gumam Adriana sambil menyugar rambut Zach, mengusap-usap keningnya yang masih sangat panas karena demam semakin tinggi.
"Hmmm ... Mataku sampai terasa pedih. Apa kamu tega meninggalkan aku dalam keadaan seperti ini? Aku mohon, tetaplah di sini sampai siang." Zach berkata dengan sangat sendu.
"Baiklah. Aku harus menelpon Bryan supaya tidak mencariku," sahut Adriana kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi karyawannya.
"Hallo, Bryan. Mungkin aku akan kembali saat siang," ucap Adriana saat sudah terhubung dengan Bryan.
"Hmm ... Memangnya kamu di mana sekarang?" tanya Bryan dari telepon.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com