"Sepertinya sudah saatnya aku memanggil cucu-cucuku, kamu tolong hubungi mereka ya." Kata Pramu kepada sekretarisnya tersebut.
"Baik tuan." Ujar sekretaris Pramu.
***
Saat Selo hendak ingin memukul kepala Polin, Polin menghindar dan akhirnya Selo pun terkapar di atas sofa.
"Ya! Apa kamu punya hati nurani?" Ujar Selo kesal, karena ia tidak bisa memberikan pelajaran bagi Polin. Malah dia sendiri yang kena batunya!
Di tengah-tengah perdebatan mereka, lalu tiba-tiba message dari sekretaris Pramu Wijaya berbunyi di handphone mereka masing-masing. Darlie yang saat itu sedang berada di kantornya, juga mendapatkan pesan tersebut.
Polin membaca teks pesan yang dikirimkan oleh sekretaris Pramu tersebut, lalu ia menatap ke arah Selo.
"Iya, sekretaris kakek juga mengirimkan pesan yang sama kepadaku." Ujar Selo, bisa membaca pertanyaan Polin hanya dari melihat tatapan matanya saja.
"Kalau begitu kita pergi sekarang." Ucap Polin segera berdiri dari kursinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com