webnovel

Piano

Happy reading!

"Ya udah gue duluan," ucap Faldo beranjak dari duduknya. Namun seperti biasa Faldo menyematkan jepit rambut baru lagi di kepala Kiara.

Kiara pun mengalihkan pandangannya menatap Faldo sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Iya."

Kiara pun melanjutkan sarapannya dengan santai. Toh ia juga tidak terburu-buru untuk berangkat sekolah, telat juga tidak apa-apa.

Saat Kiara sudah menghabiskan sarapannya, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari Cia.

"HALO RA, LO NGGAK BERANGKAT SEKOLAH?" teriak Cia di seberang membuat Kiara otomatis menjauhkan handphonenya dari telinganya.

"Berangkat kok, gue abis selesai sarapan," jawab Kiara dan membereskan bekas piring sarapannya.

"Kirain lo nggak berangkat, tumben banget jam segini baru selesai sarapan."

"Ya udah gue mau ke halte dulu," ucap Kiara sembari berjalan keluar rumah.

"Oke hati-hati ya Ra."

"Iya."

Tut tut tut

Setelah mengatakan hal itu, Kiara memutuskan panggilannya. Ia menunggu datangnya bis di halte bis, sepertinya sudah ada bis yang baru saja lewat jadi ia akan menunggu sedikit lama.

Karena merasa bosan, Kiara membuka aplikasi instagram miliknya. Ia iseng membuka snapgram sekolahnya, ternyata banyak foto pertandingan kemarin yang diposting. Sampai ia menemukan ada foto Faldo juga.

"Ya Faldo emang ganteng sih," batin Kiara.

"Ya semua orang juga tau," ucap Kiara yang langsung sadar dengan perkataannya barusan.

Kiara sebenarnya suka dengan suasana saat menunggu bis, karena ia bisa melihat kendaraan berlalu lalang dan melihat aktivitas orang-orang sekitar. Kiara juga bisa memikirkan banyak hal saat ia sedang menunggu begitu juga saat berada di dalam bis. Baginya itu adalah hal yang menyenangkan.

Sesampainya di sekolahan.

"Lo berangkat siang banget Ra," ucap Cia saat melihat Kiara masuk ke dalam kelas.

"Iya gue nunggu bis lumayan lama," ucap Kiara dan duduk di tempat duduknya.

"Oh iya Ra tadi kata Adel kalau lo udah berangkat disuruh ke ruang musik," ucap Cia mengingat tadi Adel, adek kelasnya yang sekaligus anggota osis memberikan pesan tersebut kepadanya untuk disampaikan kepada Kiara.

"Ya udah gue ke sana dulu ya Ci," ucap Kiara dan dibalas anggukkan kepala oleh Cia.

Kiara pun melangkahkan kakinya menuju ruang musik.

"Udah lama gue nggak ke sini," lirih Kiara saat membuka pintu ruang musik.

Saat ia masuk tidak ada siapa pun di dalam. Tatapan Kiara tertuju ke arah piano yang sedikit berdebu, mungkin karena jarang digunakan.

Tangan Kiara menyentuh piano tersebut, rasanya sudah lama sekali ia tak menyentuh piano, apa lagi memainkannya. Adel sudah memberitaunya bahwa ia akan tampil bernyanyi sambil bermain piano. Rasanya Kiara sedikit ragu, ia sudah lama tidak bermain piano.

Kiara pun duduk dan dengan ragu mulai menekan tuts piano tersebut. Setelah itu seperti air mengalir, tuts yang ia tekan mengeluarkan nada-nada indah. Kiara mulai menikmati dan masuk dalam iramanya sendiri.

"Rasanya masih sama," batin Kiara. Ternyata ia masih menyukai bermain piano, bahkan rasanya tidak canggung sama sekali. Kiara tersenyum kecil karena ternyata skill bermain pianonya sama sekali tidak hilang.

Kiara terkejut saat tiba-tiba ada yang bertepuk tangan.

"Kak Kiara keren banget," ucap Adel yang ternyata sudah masuk ke dalam sejak beberapa menit yang lalu dan melihat Kiara bermain piano tadi.

"Loh kamu udah di sini Del," ucap Kiara yang terkejut, Adel pun membalas dengan anggukkan kepala.

"Aku tadinya manggil kak Kiara ke sini soalnya siapa tau kak Kiara mau latihan buat pensinya. Tapi ternyata kak Kiara masih jago kayak biasanya," ucap Adel membuat Kiara tersenyum kecil.

"Oh iya kak Kiara besok waktu pensi tampil di pertengahan acara, nanti wardrobenya juga disiapin dari panitia jadi kak Kiara tenang aja," lanjut Adel menjelaskan dengan rinci.

"Iya makasih ya Del," balas Kiara mengangguk kecil.

"Gapapa harusnya aku yang makasih kak Kiara mau tampil, soalnya banyak yang request kak Kiara biar tampil, bahkan dari SMA Couller juga tau kak Kiara," ucap Adel. Kiara sedikit bingung, padahal sepertinya ia tidak sepopuler itu. Ya, itu perasaan Kiara saja, ia tidak tau saja bagaimana populernya dia.

"Ya udah kak aku mau balik ke ruang osis, aku udah ijin kalau mau pake ruang musik jadi kak Kiara boleh latihan di sini," ucap Adel.

"Iya Del," balas Kiara sembari mengganggukkan kepalanya.

Tangan kanan Kiara sedikit kaku dan tidak seluwes seperti biasanya saat bermain piano. Kiara berpikir mungkin karena luka di tangan kanannya, ia bahkan masih merasakan tangan kanannya terasa sedikit berdenyut.

Setelah selesai memainkan satu lagu, Kiara berjalan keluar dari ruang musik. Ia mendapatkan chat dari Cia bahwa Cia dan Natasha tengah menonton pertandingan voli. Kiara merasa malas untuk menonton tapi kedua temannya itu terus memaksanya.

Saat Kiara baru keluar dari ruang musik dan tengah berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba ada yang menahan tangannya.

"Kiara."

Dari suaranya saja Kiara sudah bisa tau siapa yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan si mantannya, Gersa.

"Aw." Kiara mengaduh kesakitan karena tangan kanannya yang ditahan oleh Gersa.

Gersa yang menyadari bahwa Kiara kesakitan langsung melepas genggamannya, ia pun terkejut karena melihat tangan kanan Kiara yang penuh dengan plester.

"Tangan lo kenapa Ra?" tanya Gersa menyelipkan nada khawatir dalam ucapannya barusan.

"Gapapa, kenapa manggil gue barusan?" tanya Kiara, untung saja tempat ini cukup sepi. Kiara tidak ingin mencuri perhatian banyak orang.

"Gue udah sadar sama kesalahan gue Ra, jadi tolong maafin gue ya," ucap Gersa. Bahkan Gersa tidak berani menatap mata Kiara, mungkin kesalahan yang ia perbuat membuat ia malu sendiri.

Kiara menghela napasnya, ia berpikir jika ia bilang belum memaafkan Gersa nantinya Gersa akan terus menerus mencarinya. Namun, ia juga belum sampai pada tahap bisa memaafkan kesalahan yang Gersa lakukan. Ya mungkin bisa dibilang Kiara yang egois saat ini. Tetapi semua orang juga butuh waktu bukan untuk memaafkan kesalahan orang lain?

"Kalau lo sadar harusnya lo juga tau kan betapa susahnya gue buat maafin lo," balas Kiara. Ya sepertinya dilihat dari sini ia akan terlihat seperti tokoh antagonisnya.

"Gue bukan orang baik yang bisa langsung maafin kesalahan orang lain," batin Kiara.

"Yang gue butuhin cuma waktu Ger, nanti seiring berjalannya waktu gue juga bakal ngelupain kesalahan yang lo buat," ucap Kiara.

"Gue juga bukan orang yang pendendam, jadi lo tenang aja," lanjut Kiara dan berjalan pergi meninggalkan Gersa.

"Ya kalau permasalahan tentang lo, gue nggak pernah nyimpen dendam sih. Tapi beda lagi kalau sama orang lain," batin Kiara.

"Kayaknya gue jadi keliatan kayak orang jahat," gumam Kiara.

"Harusnya tadi lo tonjok aja mukanya," ucap Faldo yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Lo suka banget ya muncul tiba-tiba," ucap Kiara. Ia yakin pasti dari tadi Faldo sudah bersembunyi dan menguping pembicaraan Kiara.

"Tangan lo gapapa?" tanya Faldo karena ia melihat tadi Gersa menahan tangan kanan Kiara.

"Gapapa," jawab Kiara dan melanjutkan jalannya. Namun ia mengernyit bingung karena Faldo juga ikut berjalan di sampingnya.

"Lo ngapain?" tanya Kiara.

"Bareng ya lo mau ke gedung olahraga kan, lagian lo udah bilang kalau gue ini punya lo jadi gapapa kan," jawab Faldo sembari merangkul bahu Kiara dengan begitu percaya diri.

"Dia tau dari mana kalau gue ngomong kayak gitu ke Trisha," batin Kiara. Tentu saja ia merasa terkejut, namun lebih besar rasa malunya.

"Enggak gue nggak bilang gitu ya," ucap Kiara mengelak dan segera melepas rangkulan Faldo darinya. Setelah itu ia segera berjalan cepat meninggalkan Faldo.

Sementara Faldo tersenyum kecil melihat punggung Kiara yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Cia

Lo dimana Ra?

Me

Ini mau ke gedung olahraga

Cia

Telat udah kelar Ra pertandingannya

Me

Loh cepet amat

Cia

Cepet apanya orang udah dari tadi. Lo ke kantin aja sini, gue sama Natasha lagi makan.

Me

Ok

Setelah membalas chat dari Cia, Kiara tidak jadi ke gedung olahraga tapi beralih menuju kantin. Karena mengetahui bahwa pertandingan volinya sudah selesai.

"Perasaan gue tadi di ruang musik cuma bentar, tiba-tiba udah selesai aja pertandingannya," batin Kiara.

To be continued..