webnovel

Makan malam

Happy reading!

Sepulang sekolah.

Saat Kiara hendak berjalan keluar kelas, tiba-tiba handphone nya berbunyi menandakan ada sebuah chat masuk.

Faldo

Ayo pulang bareng

Me

Nggak

"Chat dari siapa Ra?" tanya Cia yang melihat Kiara sibuk membalas pesan.

"Enggak," jawab Kiara menggelengkan kepalanya.

Kiara pun berjalan menuju halte, sementara Cia dijemput oleh kakaknya.

Setelah sampai di rumah, Kiara tak melihat adanya motor Faldo di garasi itu artinya Faldo belum pulang. Saat masuk ke dalam rumah, tiba-tiba ada yang menyambutnya. Ia ingat bahwa tadi satpam rumah memberi tahunya bahwa asisten rumah tangga mereka sudah datang.

Faldo

Nanti malam dinner di rumah mama, oh ya gue masih ada urusan di luar lo siap-siap aja dulu nanti gue balik kita langsung berangkat

Kiara membaca chat tersebut, dan melihat bahwa saat ini jam sudah menunjukkan pukul 17.12, ia pun menghela napas.

"Harus banget gitu mendadak?" ucap Kiara menggerutu kesal.

"Bi, bibi nggak perlu masak malam ini aku sama Faldo mau makan malam di rumah mama," ucap Kiara kepada Bi Rumi, asisten rumah tangga nya yang baru.

Kiara pun segera bersiap-siap, ia memakai dress berwarna nude selutut, dan membiarkan rambutnya yang panjang tergerai indah.

Pukul 18.45 terdengar suara motor Faldo, yang artinya Faldo baru saja pulang. Namun anehnya, Faldo sudah rapi memakai kemeja putih dengan melipat lengannya sampai siku.

"Kiara dimana bi? Udah siap belum?" tanya Faldo.

Belum sempat Bi Rumi menjawab, Kiara sudah berjalan menghampiri Faldo terlebih dahulu.

"Ayo," ucap Kiara membuat Faldo mengalihkan pandangannya menatap Kiara.

"Sial Kiara cakep banget pake dress gitu," ucap Faldo dalam hati.

"Ehem bentar," ucap Faldo dan mengulurkan sebuah jepit rambut dengan dihiasi beberapa mutiara kecil membuat jepit rambut tersebut terlihat elegan dan mewah.

"Jepit rambut?" tanya Kiara, ia menatap Faldo dengan penuh kebingungan.

Faldo mengangguk, melihat Kiara masih menatapnya dengan bingung, Faldo pun memakaikan jepit rambut itu ke kepala Kiara. Kiara terkejut dengan perlakuan Faldo barusan, melihat Faldo memakaikan jepit rambut dan merapikan tatanan rambutnya membuat ia sedikit terheran-heran.

"Oke udah cakep, ayo," ucap Faldo seusai memakaikan jepit rambut yang ia khusus beli untuk Kiara.

Faldo berjalan duluan sementara Kiara masih terkejut di belakang mengikuti langkah Faldo.

"Baru gitu doang jantung gue berasa udah mau copot," ucap Faldo dalam hati serta memegang dadanya yang berdegup kencang.

Faldo membukakan pintu mobil untuk Kiara, ia berpikir sudah sewajarnya bukan?

Selama perjalanan mereka hanya diam saja, tidak ada satu pun yang membuka suara. Kiara sibuk dengan pikirannya sendiri, memang ini bukan pertama kali ia makan malam di rumah mertuanya tapi tetap saja rasanya masih sedikit canggung.

"Lo bawa apaan?" tanya Faldo membuka suara. Ia baru sadar bahwa Kiara membawa sesuatu yang terlihat seperti hadiah atau bingkisan mungkin?

"Rahasia ini buat kakak ipar," jawab Kiara membuat Faldo semakin penasaran.

Faldo memiliki 1 orang kakak perempuan yang sekarang sudah berumur 22 tahun bernama Esther. Namun, Esther belum juga menikah hingga saat ini.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai dan disambut baik oleh keluarga Faldo.

"Si anak bandel itu nggak nyusahin kamu kan sayang?" tanya Airin, mama Faldo yang berarti mertua Kiara.

"Enggak kok ma," jawab Kiara tersenyum kecil.

Kiara sedang membantu Airin dan Esther menyiapkan makan malam.

"Faldo masih sering sibuk di luar nggak?" tanya Esther menimpali.

"Duh anak itu selalu aja sibuk di studionya sendiri sampe nggak inget keluarga," ucap Airin menepuk dahinya sambil menghela napas karena kelakuan Faldo.

"Enggak kok kak, ma, Faldo sering di rumah cuma emang kadang beberapa kali keluar lama," ucap Kiara tidak mungkin ia menyebutkan Faldo selalu keluar bukan? Nanti bisa-bisa dikira rumah tangganya tidak harmonis.

Kiara memang sudah tau bahwa Faldo memiliki studio foto sendiri, dan fotografernya adalah Faldo sendiri. Kemampuan Faldo dalam hal fotografi memang tidak diragukan lagi. Ia seorang fotografer yang handal, dan studionya sudah berdiri kurang lebih 1,5 tahun dan terkenal. Ya, walaupun setengahnya terkenal karena fotografernya yang tampan.

Mereka pun memulai makan malam dengan tenang, dan juga bersama papa Faldo yang bernama Alver.

Seusai makan malam setelah berberes-beres, mereka mengobrol dengan santai.

"Kak Esther, ini aku ada sesuatu buat kakak," ucap Kiara kepada Esther.

"Wah makasi banyak ya adekku tersayang," ucap Esther sengaja sambil menatap Faldo agar merasa tersindir.

Faldo hanya mendengus pelan dan mengalihkan pandangannya. Sementara Kiara hanya tersenyum kecil.

Esther pun terkejut karena ternyata Kiara memberikan sebuah tas merk kesukaannya apa lagi model tersebut sangat terbatas.

"Huhu Kiara kamu emang adek terbaik," ucap Esther sembari memeluk Kiara. Sementara Faldo menatap mereka berdua dengan bingung.

"Anak bandel, awas aja kalau lo sampe bikin Kiara tersayang gue nangis," ucap Esther menunjuk Faldo. Faldo menghela napasnya pelan, lagi-lagi dia yang kena omel.

"Iya kakakku yang terhormat," ucap Faldo menunduk kepada Esther dengan senyum yang dipaksakan.

"Bagus bagus," ucap Esther menepuk-nepuk kepala Faldo sembari tersenyum puas.

Setelah berpamitan, Faldo dan Kiara pun bergegas pulang. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 22.15, mereka berdua juga sudah ditawari agar menginap namun besok harus masuk sekolah. Lagipula Kiara juga tidak ingin satu ranjang dengan Faldo. Ya, setidaknya untuk saat ini.

Kiara sudah merasa sangat mengantuk, ia bahkan sudah menguap beberapa kali. Faldo yang masih menyetir pun menyadari bahwa Kiara sudah mengantuk.

"Tidur aja, lagian masih lama juga," ucap Faldo membuat Kiara mengalihkan pandangannya menatap Faldo.

Karena merasa sedang ditatap oleh Kiara, Faldo pun balik menatap Kiara. Namun, setelah itu Kiara langsung kembali mengalihkan pandangannya.

"Nanti bangunin gue kalau udah sampe," ucap Kiara dan mulai memejamkan matanya.

Faldo pun tersenyum kecil melihat Kiara yang sudah langsung tertidur. Sebenarnya ia pun sudah merasa mengantuk, apa lagi ia belum beristirahat sejak pulang sekolah tadi karena langsung ke studio.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah. Namun, Kiara belum juga bangun, ia terlihat sudah tertidur sangat lelap. Faldo pun dengan perlahan menggendong Kiara ke kamar. Ia melepaskan sepatu Kiara dan menyelimuti Kiara sampai leher.

Faldo pun menatap Kiara sejenak dan tersenyum kecil. Setelah itu, ia segera keluar dari kamar Kiara.

"Bi saya mau keluar dulu ya, kalau Kiara nanyain bilang aja saya ke studio," ucap Faldo kepada bi Rumi.

---

"Faldo belum bangun bi?" tanya Kiara yang sudah rapi dengan seragamnya dan sedang menyantap sarapan yang dibuat bi Rumi.

"Belum non, semalem waktu pulang langsung keluar lagi baru aja pulang jam 4 pagi," jawab bi Rumi membuat Kiara terkejut.

Kiara pun sebenarnya bangun kesiangan pagi ini. Ia terkejut karena ternyata ia ketiduran bahkan sampai rumah pun ia tidak terbangun. Namun ia lebih terkejut karena ternyata Faldo keluar lagi setelah selesai makan malam semalam. Kiara menjadi bertanya-tanya, apa ia tidak merasakan lelah sama sekali?

To be continued...