webnovel

MITOS

2 Maret 2010

Seperti apa rasanya menikah…??? Bagaimana mempersiapkannya…??? Dan kenikmatan seperti apa dan kelegaan macam apa ketika pernikahan itu telah direstui..??? dulu aku pernah merasakan semua itu, tapi saat ini yang ada hanyalah rasa kwatir yang berlebihan dan mungkin bisa aku sebut sebagai ketakutan. Dulu persiapan dan semua yang mendebarkan dalam pernikahan aku rasakan sebanyak tiga kali namun yang aku tahu bahwa debar yang menggetarkan itu adalah debar keberhasilan bukan debar kekwatiran akan kegagalan menuju ke pelaminan, kegagalan membuka lembaran baru dan kegagalan dalam mempertahankan utuhnya kesucian cinta yang akan aku balut dalam kehalalan hubungan, air mata mungkin hanyalah bukti kelemahan dan ketidakmampuanku melawan adat namun yang aku tahu bahwa air mata itu akan berbuah manis dengan cerita yang indah, ku harap semuanya bisa terbayar dengan tunai, air mata itu akan membuatku merasakan kebahagian yang tidak akan pernah direnggut lagi oleh ganasnya adat. Namun kadang kala bahwa impian dan kenyataan seperti dua mata uang yang bersisian, kadang mimpi hanya mimpi dan selamanya akan menjadi mimpi dan kenyataan adalah kenyataan yang akan selalu memberikan rasa yang pahit, tidak mampu ku telan dan harus menutup mata untuk menelannya bulat-bulat.

Sejak kapan hal ini ada…???, sejak kapan budaya ini merenggut semua yang dimiliki oleh anak gadis yang sedang tumbuh mengejar mimpi, sejak kapan semua ini terlahir sebagai suatu kebanggaan dan menghancurkan semua kehormatan, kehormatan cinta yang telah memijakkan kaki pada tanah yang sangat kita cinta…??? Aku ingin bertanya pada para perintis adat yang masih perlu dipertanyakan ini, adat yang telah hancurkanku, ini bukanlah suatu kebenaran, tidak ada kejelasan dan tidak berkitab, mengapa harus menjadi ketidakadilan yang sembunyi di balik kata kebenaran…???.

Apa kehebatannya, apa yang akan dijaga oleh adat ini, mengapa harus ada peraturan selain Alquran dan juga hadist, adakah yang lebih berharga dari itu semua…??? Adakah hal hebat dari itu semua…??? Adakah hal yang patut untuk menjunjungnya, sejak kapan bumi yang dipijak ini menjadi milik seorang saja…??/ sejak kapan langit yang dijunjung ini hanya dikuasi oleh seorang saja..??/ apa hebatnya adat jika hanya meruntuhkan semua mimpi yang terbang dan bergelantungan di langit untuk diraih, sejak kapan kebiadaban jadi satu kebanggaan dan sejak kapan bumi ini dipijak tanpa kebenaran dan keadilan..???.

Aku bukan perempuan baik-baik di mata kalian, aku tahu akan hal itu, aku bukanlah gadis penurut seperti semua keluargaku yang lain, aku memandang beda tentang pernikahan, pernikahan yang tidak bertentangan dengan adat tentunya dan agama utamanya.

Pernikahan itu seperti pelangi… penuh warna dan begitu menggoda… semua keindahan itu ingin diraih… seperti fatamorgana, sulit untuk diraih… begitu indah, sangat indah apalagi jika itu dilihat oleh seorang pemudi yang belum menikah sepertiku, ingin merasakan bagaimana indahnya berumah tangga, bagaimana indahnya beribadah secara sempurna pada Allah ketika sebagian dari Iman kita telah disempurnakan, meskipun kadang kala pernikahan itu seperti layang-layang yang terbang tinggi… terlalu banyak angin yang menyerangnya dan mungkin kadang kala membuatnya putus… pernikahan juga diibaratkan sebuah perahu dimana nahkodanya adalah seorang suami dan awak kapalnya adalah sang istri, dibutuhkan kerjasama antara keduanya, saling pengertian dan rukun agar perahu itu tidak kalah oleh ombak kehidupan yang ganas… itulah pernikahan sesungguhnya namun apapun bentuk dan gambaran mengenai pernikahan itu aku tidak peduli, aku ingin merasakannya dan menceritakannya pada orang lain bukan mendengarkan orang lain bercerita tentang pernikahan yang mereka alami, apapun akan aku lakukan meskipun aku tahu untuk pernikahan ini aku harus perjuangkan cintaku dengan penuh linangan air mata, bukankah semuanya akan berbuah manis yaitu pernikahan yang merupakan ladang amal bagi semua muslimah…???.

Aku bukan gadis tolol yang bisa diperintah dan bukan berarti mereka yang tunduk diatas adalah gadis tolol, bukan… mereka terlalu menghargai suatu adat yang tidak pernah tercentum dalam Alquran dan hadist, mereka tunduk dan patuh hanya untuk satu kata yaitu berbakti, aku mungkin menurut kalian bukanlah anak yang berbakti namun satu yang pasti bahwa aku mencintai Allah, aku mencintai Allah, bumi Allah yang telah porak-poranda dengan kata kejayaan dan kebersamaan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, meskipun semuanya hancur tapi adat kita tidak akan pernah hancur dan mungkin menghancurkan segalanya dan segudang kalimat lain yang membanggakan, terkenal dengan persatuan dan kegagahan, yang kadang buat orang lain memandang sebelah mata, betapa hebatnya bumi kita yang terkenal dengan kekuatan dan kebolehannya. Semua tunduk dan turut dengan apa yang memang telah ada seejak nenek moyang melahirkan para penerusnya yang buta dengan kata benar dan tuli dengan kata adil, sejak kapanseorang bayi terlahir dan ditangannya telah tertulis milik keluarga dan tidak untuk diperjual belikan, sejak kapan seorang bayi lahir dengan menggenggam spidol dan kertas yang bertuliskan aku hakkkalian dan aku turuti semua yang telah berlaku di bui ini tanpa sekalipun sempat menuliskan izinkan aku jadi orang yang seperti aku inginkan.

Tunjukkan satu arah saja yang mengabarkan bahwa itu kebenaran, perlihatan satu jalan saja bahwa itulah yang harus aku jalani, jangan bicara keadilan dan kebenaran ketika tangan kokoh tak mampu untuk berjabat dan menyerahkan semuanya dengan ikhlas, itukah yang namanya persatuan…??? Seberapa besar adat mememgang peran yang bisa menghancurkan segalanya.

Aku salut dengan semuanya, kebersamaan dan juga menjaga nama baik adat-istiadat, aku salut, dan mungkin jika saja aku tidak sedang jatuh cinta maka akulah yang akan berdiri di depan dan berorasi tentang kebodohan orang yang menentang adat dan juga mengabaikan norma, aku salut dengan kekeluargaan orang yang menentang adat dan juga mengabaikan norma, aku salut dengan kekeluargaan yang terbangun di atas tangan-tangan yang penuh cinta dan kasih sayang, aku salut pada pohohn kokoh persatuan dan juga akar kebersamaan yang menghujam masuk ke dalam bumi, semuanya nyaris sempurna di mataku hanya satu kehilafan dari adat itu yang sangat aku tidak terima dan sayangnya akulah pencetus pemberontakan terhadap adat-istiadat.

Aku mampu memperjuangkan cinta orang lain namun tidak mampu berbuat apapun untuk cintaku, aku bisa jalani semuanya namun ternyata aku mampu untuk menjalani kisah cintaku, aku memang tegar dan mampu untuk meluluhkan hati semua orang, aku memang hebat mampu untuk mengatur pernikahan sahabatku namun aku tidak bisa sehebat itu ketika aku sendiri harus mengatur pernikahanku,ketika aku sendiri dihadapkan dengan masalah yang sama, aku tidak mampu untuk berbuat apa-apa, aku sendiri tidak mampu untuk bertahan dan mempertahankan cintaku, aku selalu lemah di depan mereka, di depan orang-orang yang mengatakan bahwa mereka mencintaiku namun yang ku tangkap dari sikap mereka ternyata mereka tidak pernah berfikir tentang kebahagianku, bukankah ini hidupku…??? Bukankah aku yang akan menjalaninya…??? Dan bukankah kebahagian itu aku yang merasakannya…??? Orang lain tidak tahu apa-apa tentang aku, orang lain tidak akan mengerti seperti apa bahagia yang aku maksudkan, orang lain tidak paham dengan hati yang selalu berbunga ketika meraih mimpi merskipun penuh dengan resiko dan jalan yang terjal, namun tetap saja itulah kebahagian buatku yang mungkin orang lain beranggapan bahwa itu sama saja dengan bunuh diri.

Tidak masalah buatku ketika aku harus terjun bebas ke jurang kemudian harus mendarat di semak belukar berduri untuk mendapatkan bunga kebahagianku, tidak masalah buatku namun itu bermasalah bagi keluargaku, aku tahu bahwa mereka memikirkan kebahagianku namun tahu apa mereka tentang kebahagianku…??? Mereka tidak tahu apa-apa. Kadang kala semak belukar adalah istana bagi pencinta sepertiku dan kadang kala istana adalah penjara buatku namun secara logika adat yang mereka gunakan ternyata semak belukar itu adalah istana derita dan istana itu adalah gudang kebahagian, salah mereka menilai hati dan bahagiaku, kebahagian itu adalah ketenangan hati yang diperoleh bukan ketika semua harta adalah milik kita namun ketika harta terindah yaitu cinta menjadi milik kita, itulah kebahagian, cinta yang tidak diatur oleh adat tapi cinta yang memang terpilih karena hati yang telah memilih, tapi haruskah semuanya terhenti hanya karena keegoisan adat…??? Haruskah semuanya usai hanya karena sebuah aturan yang diatur oleh manusia dan bukan oleh Allah…??? Tidak ada dosa yang akan membawa kebajikan meskipun ketika berbuat maksiat itu ada tawa lepas yang membanggakan, tapi mengapa adat tidak mau tahu akan hal itu, bukankah Allah memerintahkan untuk menikah agar bisa terhindar dari perbuatan dosa dan bisa menjaga kesucian…??? Tapi mengapa adat terlalu memberikan kriteria dan juga memberatkan untuk langkah suci ini..???.

Keadaan dan takdir yang membuat semuanya semakin rumit… butuh waktu untuk mengerti dan paham semua itu dan juga butuh keberanian untuk bisa membuat semua orang mengerti keadaan yang ada… cinta kadang kala bertolak belakang dengan keadaan dan juga bertolak belakang dengan adat… dan selalu saja itu yang menjadi penghalang dalam cinta… sudah banyak kisah yang bercerita tentang kekejaman adat yang tak mau mengerti cinta… sampai kapan semuanya membuat para pencinta menangis… sampai kapan semuanya berjalan sesuai dengan perih yang ada… ??? kapan aku bisa bahagia…??? Kapan aku bisa memiliki orang yang benar-benar aku cinta dan bukan bersama dengan orang yang kadang memang bukan orang yang benar-benar aku sayang… kenapa kadang kala air mata hanya bisa mengalir dan memberi arti…??? Mengapa kadang kala titik akhir yang harus ditempuh adalah sebuah perpisahan atau mengalah pada keadaan… benarkah seperti ini cinta…??? Mengapa takdir kadang kala bertolak belakang dengan cinta yang ada diantara ke dua insan hingga mungkin salah satu jalan yang pilih untuk bisa bersatu adalah bunuh diri seperti dalam drama cinta Romeo dan Juliet.. haruskah aku menertawakan semua itu..??? atau terharu… atau.. entahlah.. aku tak mengerti karena semakin ku coba untuk mengerti maka semakin sulit bagiku untuk mengerti… cinta itu sangat rumit.

Aku pernah merasa lega ketika memperjuangkan cinta sahabat-sahabatku, kepandaianku beretorika di kampus ternyata sangat membawa manfaat ketika menemui para keluarga mempelai wanita namun kali ini untuk pernikahanku sendiri aku malah tidak mampu untuk bicara apapun, lidahku kaku, bibirku terkunci, kerongkonganku kering dan nafasku sesak, aku tidak bisa berbuat apapun ketika orang tuaku memutuskan untuk tidak meretui hubunganku dengan kak Suthe… aku hanya bisa menangis.. perbendaharaan kataku lenyap, kamus bahasa Indonesia Makassar yang ada di otakku mendadak hilang, otakku tidak mampu memproduksi kata apapun untuk aku ucapkan, padahal semalam semua ucapan dan rangkaian kalimat sakti telah terukir jelas dalam memori otakku, kemana perginya keberanianku…??? Apa semua anak itu akan gugup ketika harus berhadapan dengan orang tuanya untuk masalah serius…??? Dimana kata-kata indah cinta itu, bukankah cinta mampu menghalau segala rintangan..?? termasuk rintangan dari orang tua sekalipun, bukankah aku orang hebat yang selalu berani mati untuk memperjuangkan persahabatanku, bukankah aku orang yang selalu membantu orang lain…???lalu mengapa aku sendiri tidak mampu membantu diriku sendiri. Sekarang aku butuh bantuan, tapi siapa yang bisa membantuku..??? Allah bukankah aku gemar membantu…??? Aku hanya mengharap imbalan dari-Mu kini aku butuh bantuan namun aku tidak tahu dibantu oleh siapa…??? Tidak ada yang bisa membantuku bahkan diriku sendiri tidak mampu untuk menolong. Yang kutahu saat ini hanyalah beroda karena yang aku tahu bahwa senjata paling ampuh seorang mukmin adalah berdoa, dan semoga saja ini jalan yang terbaik untukku, bukankah belum dikatakan beriman seseorang jika belum diuji..??? mungkin kali ini aku tengah diuji ataukah sebenarnya ini adalah musibah…??? Defenisi ujian dan musibah itu berbeda dan tipis tapi jika ini adalah musibah maka dosa apa yang tengah aku lakukan…??? Apakah pernikahan adalah dosa…??? Bukankah menikah adalah sunnahmu Rasulullah..??? yach… Allah mudahkanlah urusanku.