webnovel

Lelaki Dalam Kabut

Bagi Mimi, mimpi adalah bagian dari kenyataan. Apapun yang hadir dalam mimpinya akan hadir pula di dunia nyata. Namun ada satu mimpi yang tak kunjung jadi nyata, mimpi tentang lelaki yang wajahnya selalu tertutup kabut. Berbagai petunjuk hadir tentang lelaki dalam kabut tersebut, namun Mimi tak juga menemukan lelaki itu didunia nyata. Sahabatnya menganggap Mimi sudah gila karena jatuh cinta pada lelaki dalam mimpi yang bahkan tak diketahui wajahnya seperti apa. Dia juga mengabaikan cinta yang nyata ada dihadapannya karena lelaki kabut itu. Apakah lelaki itu memang benar-benar ada? Dan apakah yang dirasakan Mimi adalah cinta atau obsesi semata? Akankah pencarian Mimi membuahkan hasil? 

Zianaabia_79 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
74 Chs

Prasangka

Pagi itu sebelum berangkat ke Cafe, Tama mengantar Mimi ke rumah Ayah dan Ibu. Seperti rencana, hari ini mereka berdua akan bermalam disana.

"Aku langsung berangkat ya Bu!" kata Tama setelah menurunkan Mimi dan bersalaman dengan Ibu.

"Ngga masuk dulu?"

"Nanti terlambat Bu. Aku akan pulang cepat kok! Ini hari terakhir Cafe buka sebelum libur lebaran."

"Lho kok tutup? Biasanya kan buka walau lebaran?"

"Lagi pandemi gini Bu! Lagipula lebaran ini ngga seperti dulu-dulu."

"Kasihan, padahal karyawan biasanya mengharapkan uang lembur lebaran kan ya?"

"Ibu ngga usah khawatir, THR mereka aku naikin kok Bu! Jadi Insya Allah tanpa mereka lembur cukup."

"Alhamdulillah kalau gitu. Ya udah, kamu berangkat aja!"

"iya Bu, aku titip Mimi ya!"

"Titip, emangnya Mimi barang pakai titip segala. Tenang Mimi kan anak Ibu juga, jadi aman," jawab Ibu sambil tertawa dan menepuk bahu Tama.

Sepeninggal Tama, Mimi diajak masuk ke dalam rumah.

"Pada kemana Bu, kok sepi?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com