webnovel

Lelaki Dalam Kabut

Bagi Mimi, mimpi adalah bagian dari kenyataan. Apapun yang hadir dalam mimpinya akan hadir pula di dunia nyata. Namun ada satu mimpi yang tak kunjung jadi nyata, mimpi tentang lelaki yang wajahnya selalu tertutup kabut. Berbagai petunjuk hadir tentang lelaki dalam kabut tersebut, namun Mimi tak juga menemukan lelaki itu didunia nyata. Sahabatnya menganggap Mimi sudah gila karena jatuh cinta pada lelaki dalam mimpi yang bahkan tak diketahui wajahnya seperti apa. Dia juga mengabaikan cinta yang nyata ada dihadapannya karena lelaki kabut itu. Apakah lelaki itu memang benar-benar ada? Dan apakah yang dirasakan Mimi adalah cinta atau obsesi semata? Akankah pencarian Mimi membuahkan hasil? 

Zianaabia_79 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
74 Chs

Pesan Ibu

"Kak Mimi tidur di kamar aku ya!" kata Rani.

"Siaaaap!" jawab Mimi sambil tersenyum.

"Kalau kalian tidur bareng, Ibu yakin pasti malah ngobrol nantinya."

"Hehehe Ibu tahu aja. aku emang pengen ngobrol sama Kak Mimi."

"Oya, besok kita perginya jam 10 ya!" kata Ibu.

"Lho katanya sore?" kata Rani.

"Kita mau belanja barang seserahan. Mumpung ada Mimi, jadi bisa pilih sendiri barangnya. Gimana Mi?"

"Baik Bu, Mimi ikut aja."

"Tama, besok bisa antar ngga? Atau kamu mau ke Cafe?"

"Bisa Bu, besok aku yang antar."

---

"Kak, perasaannya gimana udah mendekati hari H gini?" tanya Rani saat mereka berdua sudah di kamar.

"Perasaannya gado-gado Ran. Yang jelas sedikit cemas."

"Lho kok cemas Kak?"

"Iya Ran, aku agak cemas kalau-kalau acaranya nanti ngga sesuai harapan."

"Bismillah Kak, Insya Allah semua sesuai harapan. Kak Tama juga belakangan sering melamun, sepertinya dia nervous juga."

"Oya? Nervous atau dia mulai ngga yakin ya Ran?" tanya Mimi dengan nada khawatir.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com