"Adikku meninggal karna terkena usus buntu. Dia terlambat ditangani sehingga nyawanya tidak tertolong. Itulah sebabnya aku menjadi seorang dokter. Karena aku tak ingin ada anak lain yang bernasip sama dengannya." Ujar Bram sambil mengenang masa lalunya.
"Oh jadi itu alasannya kenapa sekarang anda menjadi dokter? sungguh perbuatan yang mulia."
Mereka berdua kini sudah selesai makan. Keduanya tak menyangka bahwa mereka kini bisa mendadak akrab bahkan saling bercerita tentang kehidupan masa lalu mereka. Hingga tak terasa hari mulai semakin gelap.
"Maaf pak Bram. Saya harus pulang." Bintang berdiri dan mendekati kang jono Bintang memesan sebungkus nasi goreng untuk ibunya.
"Biar aku saja yang bayar." Ujar Bram.
"Tidak perlu. Aku masih punya uang kok. Lagian ini aku juga mau bungkus buat ibuk."
"Gak apa-apa biar sekalian. Kang tolong hitung sekalian dengan yang tadi ya!!" Bram mengeluarkan dompetnya dan membayar makanannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com