"Wulin, kemari!" Seorang anak muda berusia dua puluhan, dengan tubuh tinggi dan kokoh, memaggil Tang Wulin.
"Kakak Long, tugas apa yang diberikan guru padaku hari ini?" Tang Wulin bertanya sambil tersenyum.
Kakak Long balas tersenyum, "Ada banyak pekerjaan yang harus kamu lakukan. Kau bisa masuk dan melihatnya sendiri. Kau benar-benar membuat aku iri. Kau lebih muda dari ku, namun kau memiliki lebih banyak pekerjaan." Pandai besi adalah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan. Semakin banyak pekerjaan yang kau lakukan, maka semakin banyak penghasilan yang kau terima.
Tertawa kecil, Tang Wulin kemudian bertanya, "Jika aku sebanding denganmu, mengapa guru belum mengizinkanku membuat komponen besar?"
Kakak Long menjawab, "Guru melakukan itu agar kau memiliki dasar yang lebih kuat. Cepatlah masuk. Jika tidak, kau tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan hari ini dalam waktu dua jam yang kau miliki."
Bengkel Mang Tian hanya memiliki tiga pekerja, yaitu Mang Tian, Kakak Long, dan Tang Wulin. Awalnya, Kakak Long adalah satu-satunya murid Mang Tian, tetapi setelah kedatangan Tang Wulin, ia menjadi murid kedua Mang Tian. Pada saat hari kedua ia mendatangi bengkel Mang Tian tiga tahun yang lalu, Tang Wulin memanggil Mang Tian dengan sebutan guru.
Mang Tian adalah seorang guru yang tegas. Ia memiliki tuntutan yang tinggi terhadap murid-muridnya, tetapi ia juga mendidik mereka dengan segenap kemampuannya. Tang Wulin sering mendapati dirinya berpikir bahwa ia mengetahui banyak hal selama ia di bengkel daripada di akademi.
Setiap orang memiliki ruangan kerja sendiri untuk bekerja. Mang Tian membawa beberapa kompenen mesin yang ditempa dari luar kemudian membaginya. Ia memberikan yang mudah kepada Kakak Long dan Tang Wulin, sementara yang rumit, ia mengerjakannya secara pribadi.
Setiap minggu, mereka memiliki satu hari pelatihan dimana Mang Tian akan membimbing mereka secara pribadi. Dan pada hari lainnya, mereka hanya perlu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Mang Tian kepada mereka. Semakin banyak mereka bekerja, semakin baik keahlian mereka dan semakin banyak pula uang yang mereka terima.
Tang Wulin memasuki ruang tempanya sendiri. Sangat berbeda dengan ruang administrasi di luar yang berantakan dan kotor, ia membuat ruang tempanya bersih dan rapi.
Pada meja kerjanya sudah terdapat beberapa bahan mentah dan sebuah desain tempa di sampingnya.
Pertama kali bekerja, Mang Tian hanya menyuruhnya memukul logam selama tiga bulan penuh untuk mengajarinya teknik mengontrol kekuatan dan mengurangi kerusakan pada saat menempa. Setiap hari, ia harus memukul logam selama dua jam, dan selama dua jam itu merupakan saat-saat terberat bagi Tang Wulin.
Karena pelatihannya yang ketat, membuat Tang Wulin tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Awalnya, ia hanya bisa menggunakan palu kecil. Tetapi seiring bertambah kuat, semakin besar pula palu yang ia gunakan. Setelah tiga bulan berlatih, ia diizinkan melakukan peleburan logam yang sederhana. Setelah satu tahun, ia mulai membuat komponen yang sederhana.
Tidak sampai setengah tahun, ia naik tingkat dari menempa kompenen kecil ke komponen yang berukuran sedang. Mang Tian bahkan mulai mengajarinya lebih ketat dibanding dengan Kakak Long. Namun, karena kepribadian Tang Wulin yang selalu tekun. Selama tiga tahun bekerja di bengkel Mang Tian, tidak sekalipun ia mengeluh tentang pekerjaan yang di berikan.
Setelah melihat desain tempa dengan teliti, ia mengerti tugasnya hari ini. Ia harus membuat sepuluh sendi pergelangan kaki lapis baja. Karena bentuknya bulat, apabila dikerjakan menggunakan cetakan hanya perlu ditekan dua kali dan selesai. Namun jika harus menempa, makan kesulitannya jadi lebih tinggi.
Menempa juga dibagi menjadi beberapa bagian. Secara umum, ada Hundred Refined. Hundred Refined adalah ketika sebuah komponen disempurnakan seratus kali. Lebih tinggi dari itu adalah Thousand Refined.
Semakin banyak dimurnikan, semakin sedikit kotoran yang tersisa pada logam. Secara alami, dibutuhkan logam berkualitas untuk bisa menahan tekanan pada proses Thousand Refined. Untuk saat ini, Tang Wulin masih belum mampu membuat komponen Thousand Refined, sehingga ia tidak pernah diminta untuk melakukan pekerjaan seperti ini.
Dengan gerakan terlatih, ia menekan tombol pada meja kerjanya, menyebabkan meja tersebut terbelah pada bagian tengah memperlihatkan tungku tempa. Ia meletakkan beberapa logam pada lubang pipa di samping meja, lalu menekan tombol lain yang mengirim logam ke tungku.
Ia mengambil sepasang palu logam berwarna hitam mengkilap. Ukuran kedua palu ini kira-kira sama persis seperti palu yang ia kenakan saat pertama kali datang ke sini. Untuk mengerjakan komponen kecil seperti ini, palu seukuran ini adalah yang paling cocok.
Palu ini merupakan hadiah yang diberikan Mang Tian padanya setelah bekerja di bengkel selama satu tahun. Mang Tian secara pribadi membuatkan Thousand Refined Tungsten Hummers ini untuknya. Masing-masing memiliki berat 40 kilogram, yang membuatnya sulit diayunkan oleh manusia biasa. Namun, kedua palu tersebut tampak ringan saat digunakan Tang Wulin.
Di bawah suhu tungku yang tinggi, dengan cepat logam menjadi merah. Tang Wulin mengayunkan palu di tangan kanannya pada puncak logam. Palu di tangan kirinya segera menahan bagian belakang logam. Mengapit dari dua sisi, Tang Wulin kemudian memindahkan logam panas tersebut.
Dengan cepat ia mengayunkan palu Tangsten di tangannya secara berurutan dan mulai menempa, menyebabkan bunyi 'bang, bang, bang' terdengar keluar.
Menempa adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian, bukan hanya pekerjaan keterampilan yang sederhana. Sejak awal, Mang Tian telah mengatakan bahwa untuk menjadi seorang pandai besi yang handal, ia juga harus menggunakan otaknya. Selama proses menempa, ia harus merasakan setiap getaran dan perubahan logam tersebut. Hanya dengan memahami kedua hal ini, maka ia bisa menempa barang-barang berkualitas.
Dalam aspek wawasan, Tang Wulin memiliki wawasan yang sangat bagus. Ia bahkan tidak menyadari fakta bahwa ketika Mang Tian menghadiahkan sepasang palu Thousand Refined Tungsten Hummers padanya, itu menandakan bahwa ia secara resmi telah menjadi seorang pandai besi.
Meskipun penghasilannya tidak bisa dianggap banyak, tetapi ia masih menyempatkan diri untuk menabung tiap kali menerima upahnya. Sisanya, ia sisihkan sebagian kecil untuk belanja adik perempuannya, dan sisanya lagi ia berikan kepada ibunya untuk membantu kebutuhan keluarga.
Saat ini, ia hanya seorang anak berusia sembilan tahun. Tetapi selama tiga tahun bekerja sebagai pandai besi dan sifat tegas yang ia miliki, ia jauh lebih tangguh dibandingkan dengan anak-anak sebayanya.
Dua jam kemudian, ia menyelesaikan kompenen terakhir. Sambil menghela napas, ia mengambil handuk dan menyeka keringatnya. Melihat sepuluh komponen yang bersinar di depannya, membuat ia sangat puas.
Setelah terbiasa menempa, ia jadi menyukai pekerjaan ini. Setiap hari ia akan mengayunkan palunya, dan itu merupakan caranya untuk melampiaskan perasaan senang yang ia rasakan. Selain itu, ada kalanya ketika ia memalu logam, ia akan memasuki kondisi yang luar biasa. Seolah-olah ia beresonansi dengan palu dan juga logam yang ia tempa. Kapan pun hal ini terjadi, hasil komponen yang ia tempa akan sangat luar biasa. Komponen-komponen itu bahkan bisa menarik pujian dari Mang Tian yang bertemperamen dingin dan galak.
"Guru?" Baru saja Tang Wulin bersiap untuk menyerahkan hasil kerjanya ketika ia menemukan Mang Tian telah berada di dalam ruang tempa.
Mang Tian berjalan ke meja kerja untuk memeriksa hasilnya. Ia mengangguk kemudian menyerahkan beberapa uang kertas pada Tang Wulin. "Ini upahmu untuk bulan ini. Pekerjaanmu sangat bagus."
"Terima kasih guru." Dengan gembira, Tang Wulin menerima uang kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam saku. Karena kegembiraannya, rona merah terlihat di wajahnya. Ia bahkan mengepalkan tinjunya untuk melampiaskan rasa gembiranya itu.
Mang Tian menatapnya dengan heran, "Aku belum pernah melihat mu sangat gembira ini setelah menerima upah."
Sedikit terengah, Tang Wulin kemudian menarik napas dalam-dalam kemudian berkata, "Guru, aku telah menabung uang yang cukup untuk membeli Soul Spirit!"
Mang Tian tertegun menatap Tang Wulin, lalu berkata, "Maksudmu, kekuatan Soul Power milik mu telah mencapai tingkat sepuluh?"
Tang Wulin mengangguk, "Aku hampir mencapainya."
Mang Tain kemudian tersenyum padanya, "Semoga berhasil!"
"Guru, aku akan kembali ke rumah." Tang Wulin meletakkan komponen yang dibuatnya ke dalam kotak, lalu pergi dengan penuh kegembiraan.
Saat melihat Tang Wulin pergi, Mang Tian tidak bisa menahan senyunya. "Akhirnya, anak ini bertingkah seperti anak pada umumnya. Sayang sekali Martial Soul miliknya adalah Rumput Perak Biru. Tetapi tidak peduli Martial Soul apa yang ia miliki, aku tetap mendukung keinginannya. Ini juga merupakan suatu keberuntungan untukku bisa menjadikannya murid karena bakat menempa anak ini bahkan melebihi aku."