(Kowe ra iso mlayu saka kesalahan, ajining diri ana ing lathi) "Kamu tidak bisa berlari meninggalkan sebuah kesalahan, harga diri seseorang terletak pada lidahnya."
Berhubung semuanya belum ditemukan maupun keberadaan mengenai siapa yang terbaring menggunakan kain putih itu menjadikan Tito harus menetap di sana, lukanya masih cukup parah belum juga sembuh dan ditolak akan rayuan untuk pulang. Kakek Kawit tidak ingin jika dirinya kembali diincar para binatang buas di luar sana.
Malam yang gelap menjadikan suara-suara erangan hewan buas itu semakin terdengar jelas, ia menjadikan ingat ketika sebuah peristiwa membuatnya harus terpisah dengan lainnya dan tentu tanpa kehadiran seorang yang dicintai membuat semuanya merasakan sebuah kehilangan yang luar biasa hebat. Tito pun menjelaskan jika ada orang sangat berharga dihidupnya di hutan.