webnovel

Tiada Waktu Untuk katakan Selamat Tinggal

Dan fajar pun kembali menyapa,Victor yang sudah bangun pagi-pagi sekali tampak tengah gigih berlatih seorang diri dengan kedua bilah pisau pemberian dari Gideon di halaman depan rumahnya.

Secara berulang kali dia mencoba melempar pisau-pisau itu ke sebuah batang pohon besar yang dijadikannya sebagai sasaran.

"Hampir berhasil...,sekali lagi !",ucap Victor untuk menyemangati dirinya sendiri ketika pisau-pisau yang dilemparkannya gagal mengenai titik yang dijadikannya sebagai sasaran.

Gideon yang saat itu baru saja terbangun dari tidurnya sebab mendengar suara Victor yang tengah berlatih di luar pun merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya tengah Victor lakukan.

Dia pun berjalan ke halaman depan dan dari depan pintu rumah itu dia mengamati Victor dengan tersenyum menyaksikan usaha keras yang dilakukannya.

"Sekali lagi ! Aku hampir saja berhasil.",ucap Victor untuk menyemangati dirinya sendiri saat lagi-lagi lemparan pisaunya meleset.

Victor pun kembali mencoba melemparkan salah satu pisaunya namun lagi-lagi gagal,lalu tiba-tiba sebilah pisau yang bukan miliknya berhasil mengenai titik sasaran yang sontak mengejutkan dirinya.

Ternyata pisau itu adalah pisau yang dilempar oleh Gideon dari depan pintu rumahnya,Victor pun segera menolehkan kepalanya ke arah Gideon yang tampak sedang menguap.

"Hey ! Bagaimana kau bisa melakukan hal itu dengan sangat mudah ?!",tanya Victor dengan sangat penasaran.

"Sederhana saja...,ikuti dan percayalah pada instingmu sendiri,maka kau pun akan berhasil melakukannya !",jelas Gideon.

"Baiklah...,bagaimana caranya ?!",tanya Victor kembali.

Gideon pun tersenyum lalu menghampiri Victor untuk mengajarinya apa yang dia bisa,saat telah berada di dekat Victor dia mengamati telapak tangan Victor saat menggenggam pisau-pisau itu.

"Pantas saja...,bukan begitu cara memegang pisau yang benar untuk pemula !",kata Gideon.

"Oh,jadi rupanya caraku memegang pisau ini salah ?",kata Victor sembari menatap telapak tangannya.

"Begini ! Perhatikanlah baik-baik !...",terang Gideon sembari mencontohkan cara memegang pisau secara benar.

Victor pun memperhatikan cara memegang pisau yang dicontohkan Gideon kemudian menirukan sesuai apa yang dicontohkan.

"Begini ?! Selanjutnya bagaimana ?",tanya Victor.

"Perhatikan sasaranmu ! ingat baik-baik titik sasaran ! setelah kau bisa mengingatnya dengan jelas selanjutnya adalah yakinkan dirimu sendiri bahwa kau dan pisau-pisau itu adalah satu kesatuan !...sudah ?!",terang Gideon.

"Ummm...? Sudah !",jawab Victor sesaat setelahnya

"Sekarang lempar !",perintah Gideon.

Victor pun melemparkan pisau itu dan secara mengejutkan pisau yang dilemparkannya berhasil mengenai titik sasaran.

"Hah ?! Berhasil ?!",ucap Victor dengan raut wajah yang tampak terkejut tak menyangka dengan apa yang berhasil dia lakukan.

Gideon pun bertepuk tangan atas berhasilnya Victor,dia kembali menunjukkan keahliannya melempar pisau dengan cara yang lebih gila lagi kepada Victor.

"Sekarang bagaimana dengan yang ini ?!",kata Gideon.

Dia pun menarik dua bilah pisau miliknya lalu dengan kedua mata yang tertutup Gideon melemparkan salah satu pisaunya yang dengan tepat berhasil mengenai titik sasaran.

"Hah ?! Bagaimana mungkin ?!...",ucap Victor yang dibuat terperanga.

"Itu belum apa-apa,hehehe...,lihat ini baik-baik dan jangan sampai berkedip !",kata Gideon dengan berbangga diri.

Kemudian dia berbalik badan membelakangi sasaran dan melemparkan pisau kedua yang juga berhasil mengenai titik dengan tepat.

Victor dibuat semakin terperanga dan kian merasa penasaran setelah melihat kehebatan Gideon dalam melemparkan pisau-pisau itu.

"Tidak masuk akal...,padahal kau tidak melihat ke arah titik sasaran,lalu bagaimana bisa kau melakukan hal itu ?!",tanya Victor yang kian dibuat penasaran.

"Itulah mengapa tadi aku katakan agar kau harus mengingat secara tepat dimana titik yang akan kau jadikan sasaran lalu percayai dan ikuti nalurimu sendiri !",jawab Gideon.

"Sepertinya aku perlu berlatih lebih lama lagi supaya aku bisa sepertimu,sayangnya esok kalian tak lagi di sini untuk mengajariku lebih banyak hal yang ingin bisa ku lakukan...",kata Victor yang mulai kembali tampak murung.

"Oh,ayolah ! Jangan menunjukkan raut wajah yang seperti itu,aku akan mengajarimu agar hari ini kau pun bisa melakukan seperti yang bisa ku lakukan...!",kata Gideon untuk menghibur hati Victor.

"Baiklah !...",ucap Victor yang mulai kembali bersemangat.

Mereka berdua pun tampak sangat serius berlatih hingga Agatha yang baru saja selesai memasak makanan memanggil mereka untuk makan pagi bersama-sama terlebih dahulu sebelum mereka kembali melanjutkan latihan.

Singkat cerita saat mereka berlima baru saja selesai makan pagi bersama tiba-tiba para teman gadis Gideon datang ke rumah Victor membawakan mereka sesuatu.

"Hey tampan apa kau sudah benar-benar pulih ?",kata salah seorang gadis pada Gideon.

"Hey ! Tentu saja,itu juga berkat kalian wahai bidadari-bidari penyelamat jiwaku,hmm...? Apa yang kalian bawa ?",kata Gideon yang seketika membuat para gadis tampak sangat senang.

"Dasar hidung belang...",kata Agatha dalam benaknya.

"Kami membawakan kalian sesuatu yang kami buat sendiri untuk kalian kenakan nanti",imbuh gadis lain.

"Taraaaaa...!",kata gadis lainnya sembari menunjukan beberapa potong pakaian baru untuk mereka berikan kepada Gideon dan teman-temannya.

"Kami harap kalian akan menyukainya,kami sendirilah yang membuatkannya khusus untuk kalian kenakan pada misi kalian berempat nanti.",jelas salah seorang gadis lainnya.

"Terimakasih...,kalian memang para bidadari cantikku yang baik hati,dengan sangat bangga kami akan mengenakannya nanti.",ucap Gideon pada para gadis.

"Nona-nona,terimakasih atas semua kebaikan yang telah kalian lakukan,kami berhutang budi untuk semua bantuan yang kalian berikan selama kami di Helberg",imbuh Castor.

"Maaf merepotkan kalian,terimakasih.",ucap Jacob.

"Terimakasih saudari-saudariku,ku harap kalian akan segera bertemu para pria baik yang akan menjadi takdir cinta kalian sesegera mungkin.",ucap Agatha.

"Oh,Kami sudah menemukan pria itu...",jawab salah seorang gadis desa dengan ekspresi wajah yang tampak berbunga-bunga.

Para gadis pun mengalihkan pandangan mereka pada Gideon yang tampak sedang membanggakan dirinya setelah mendengar apa yang tadi Agatha katakan kepada para gadis desa itu.

"Dia mulai lagi...",kata Agatha dalam benaknya sembari menahan jengkel melihat gelagat Gideon.

Victor pun hanya diam terperanga seakan tak menyangka jika Gideon semenarik itu di mata para gadis cantik yang ada di desanya.

"Ini mustahil...,dia bisa membuat para gadis cantik itu tergila-gila kepadanya...,sungguh hal yang tidak masuk akal...",kata Victor dalam benaknya yang keheranan dan tak habis fikir dengan apa yang disaksikannya.

Sementara itu di tempat lain Samantha tengah berada di sebuah ruangan bawah tanah dari sebuah kastil,dia tampak sedang termenung seorang diri tanpa alasan yang jelas.

"Apa yang sedang kau lamunkan ?",tanya Baltus yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

"Bukan urusanmu !",jawab Samantha dengan nada yang ketus.

Tak lama setelahnya Samantha pun berbalik badan lalu berjalan pergi melewati Baltus yang sosoknya masih misterius.

"Kau memang selalu merasa tak baik-baik saja,aku bisa memahami itu...",ucap Baltus saat Samantha melewatinya.

Samantha pun menghentikan langkahnya dan mereka berdua kini saling membelakangi satu sama lain,sesaat Samantha dibuat terdiam setelah mendengar perkataan Baltus.

"Kau hanya perlu memaafkan dirimu sendiri sebelum menyelamatkan hatimu dari rasa kesepian...,dengan begitu kau akan bisa menjalani hidupmu dengan tenang...",kata Baltus pada Samantha.

"Aku telah sangat lama berteman baik dengan kesendirian...,jadi bagaimana mungkin aku akan merasa kesepian...?! Lagi pula aku ini juga sudah lama sekali telah mati...",jawab Samantha sebelum dia kembali melangkah meninggalkan Baltus di sana.

"Hmmm....?",gumam Baltus sesaat setelah Samantha melangkah pergi meninggalkannya di ruangan bawah tanah itu.

Sedangkan di ruangan utama kastil,Adrian yang tengah duduk bersantai rupanya telah kedatangan sesosok tamu misterius.

"Kau terlalu lama mengulur waktu...!",kata tamu misterius itu.

"Oh,kau rupanya...,tenang saja,semua harus difikirkan dan dipersiapkan dulu sedemikian matang sebelum aku menjalankan rencana utama...",jawab Adrian.

"Hehehehehe...,kau sedikit meragukan,cepat atau lambat akan ada musuh yang datang untuk menggagalkan semua rencana yang saat ini sedang kau persiapkan sedemikian rupa lalu menghancurkan mimpi-mimpimu wahai yang mulia...!",ucap si tamu misterius yang menyembunyikan sosoknya di sudut gelap dari ruangan kastil itu.

"Itu tidak akan pernah terjadi...!",bantah Adrian sembari melebarkan senyum jumawa.

"Hehehehe...,lucu sekali...,sepertinya ini akan menjadi semakin menarik,semoga rencanamu berjalan dengan lancar...,vampir kecil !",ucap si tamu misterius dengan nada yang tampak menyepelekan.

"Tenang saja...,sebab aku pasti akan berhasil mewujudkan tujuanku untuk merombak ulang tatanan dunia di bawah kuasa Grimdale lalu menciptakan dunia baru dimana para vampir dan manusia kembali hidup berdampingan secara damai seperti dahulu kala...!",jelas Adrian yang tampak sangat optimis dengan semua yang sedang direncanakannya.

Tak lama tamu misterius itu pun pergi dari sana sembari tertawa dengan nada yang terdengar aneh dan menyeramkan seakan dirinya telah mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya.

"Kita lihat saja nanti...",ucap Adrian sembari melebarkan senyum jumawa.

Jelang sore hari di Helberg seorang utusan pemimpin desa datang ke rumah Victor untuk menyampaikan undangan pesta yang akan diadakan di balai desa Helberg pada malam harinya,sang pemimpin desa berharap agar Castor dan yang lainnya termasuk Victor bisa menyempatkan diri untuk hadir di sana sebagai acara perpisahan.

Castor dan ketiga rekannya yang lain pun menyanggupi untuk hadir ke acara itu demi menghormati undangan tersebut,namun Victor memilih untuk tetap berada di rumah dengan alasan karena dia ingin terus berlatih.

Jacob dan Agatha yang merasakan keanehan pada gelagat Victor seakan sedang mencoba menutup-nutupi sesuatu pun berusaha untuk membujuk dan meyakinkannya untuk ikut hadir ke pesta tersebut dan akhirnya Victor pun bersedia ikut hadir bersama mereka berempat.

Mereka pun segera bersiap dan menata ulang penampilan mereka agar terlihat lebih layak dan sedap dipandang,mereka mengganti pakaian mereka yang sudah sedikit rusak setelah semua pertempuran yang mereka lewati di Helberg dengan pakaian baru pemberian para gadis desa.

"Oh,Hey...! Lihatlah penampilanku ! Tak ada satu pun gadis di desa ini yang akan mampu mengalihkan tatapan mata mereka dari pesona dan ketampananku...",ucap Gideon yang dengan begitu percaya diri memuji dirinya sendiri.

Victor,Jacob dan Castor yang saat itu tengah duduk di teras menunggu Gideon dan Agatha selesai merias diri pun tersenyum sembari memuji penampilan Gideon yang tampak sangat rapi dan menawan.

"Ya...,ku rasa mereka akan berfikir bahwa kau adalah seorang pangeran...",puji Castor.

"Aku rasa teman-teman gadismu memang punya selera yang sangat bagus,aku pun sangat suka dengan pakaian pemberian mereka...",kata Jacob.

"Ya...,pakaian ini sangat bagus",imbuh Victor.

Tak berselang lama Agatha pun keluar dari rumah,seketika mereka berempat pun terdiam menatap Agatha dengan pakaian barunya yang membuatnya terlihat sangat berbeda dari Agatha yang biasanya.

"Kenapa ? Ada apa dengan kalian ? Tolong jangan menatapku dengan tatapan seperti itu...!",ucap Agatha yang tampak malu-malu dan sedikit risih dengan pakaian barunya yang cukup terbuka.

"Ummm....???",gumam Victor yang tak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

"Sebaiknya aku memakai jubah juga,pakaian ini terlalu terbuka untukku,kalau tidak aku pasti akan mati kaku karena kedinginan.",kata Agatha.

"Kau...,kau...,oh hey ! ummm....?? ku rasa tidak perlu,kau tampak sangat cantik dengan pakaianmu itu,kau terlihat lebih feminim dan menggairahkan jika dibandingkan kau yang biasanya...,ya...,kau layaknya bidadari.",ucap Gideon yang tak henti-hentinya dibuat terperanga memandang Agatha.

"Dasar mesum !",balas Agatha yang wajahnya memerah karena tersipu malu.

Agatha pun kembali masuk ke dalam rumah lalu mengambil jubahnya untuk dikenakan.

"Kenapa...?! Oh kenapa kau lakukan itu padaku ?!",gerutu Gideon yang sepertinya sedikit kecewa dengan Agatha yang memilih mengenakan jubah untuk menutupi lekuk-lekuk tubuh moleknya yang kelihatan.

"Sudahlah ! Jangan menggerutu lagi,mari kita segera berangkat !",ajak Agatha.

Mereka berlima pun berangkat bersama-sama menuju ke lokasi diadakannya pesta,selama perjalanan Gideon terus saja menggerutu layaknya anak kecil kepada Agatha,namun tak Agatha hiraukan sama sekali.

Sesampainya di lokasi diadakannya pesta para penduduk desa yang juga menghadiri acara itu pun langsung menyambut mereka dengan penuh suka cita,bahkan anak-anak seumuran Victor yang ada di sana bersorak untuk Victor yang mereka anggap sebagai seorang pahlawan atas jasanya yang telah ikut membantu para Light Scourge.

"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya,mari berikan tepuk tangan kepada para pahlawan yang telah menyelamatkan dan melindungi kita semua dengan keberanian mereka !"sambut sang pemimpin desa.

Para penduduk pun bertepuk tangan dengan meriah,layaknya Gideon yang menjadi pusat perhatian para gadis Helberg,Agatha pun juga berhasil menyita perhatian semua pria yang ada di sana.

Pesta dimulai,semua orang tampak berdansa dan bersuka ria dalam lantunan melodi indah yang dimainkan oleh para musisi.

Castor,Jacob dan sang petinggi desa ditemani beberapa penduduk pun saling bersulang dengan menegak minuman yang terbuat dari fermentasi sari buah Cranial Berry untuk menghangatkan suasana malam itu.

Victor tampak sedang asyik bermain dengan anak-anak seusianya dan Gideon tengah asyik bermain dengan para gadis cantik yang terus mengerubuti dirinya.

Sedangkan Agatha hanya duduk menyendiri untuk memperhatikan Victor yang sedang bergembira,tampak senyum bahagia terlukis di wajah Agatha melihat Victor yang tengah asyik bermain.

Ditengah banyak pandangan mata para pria yang tanpa henti dibuat terpikat oleh pesona dan kecantikannya tiba-tiba seorang pemuda tampan mengulurkan tangannya pada Agatha untuk mengajaknya berdansa bersama.

"Nona,maukah kau menjadi pasangan dansaku ?",ajak pemuda itu sembari mengulurkan tangan pada Agatha.

"Maaf,aku tak terlalu pandai berdansa",tolak Agatha secara halus.

"Kalau begitu inilah saatnya untuk kembali mencobanya !",kata pemuda itu untuk meyakinkan Agatha.

Agatha yang masih ragu akan tawaran dansa pemuda itu pun sekali lagi menolaknya dengan halus namun lagi-lagi pemuda itu terus meyakinkannya dengan lemah lembut.

"Ayolah...,kita bisa melakukannya bersama...",ucap pria itu untuk kembali meyakinkan Agatha sembari terus mengulurkan tangannya.

Akhirnya Agatha pun mau menerima tawaran pemuda itu,dia pun menyambut uluran tangan si pemuda lalu berdiri dari tempatnya duduk tadi,si pemuda pun menggenggam erat telapak tangan Agatha kemudian memeluk pinggangnya dengan mesra

"Santai...,ikuti saja alunan musiknya,kau pasti bisa...",kata pemuda itu pada Agatha yang tampak masih kaku dan malu-malu.

"Ouch..! Maaf...",ucap Agatha saat secara tak sengaja menginjak kaki pemuda itu.

"Tenanglah,tidak apa-apa",balas pemuda itu sembari tersenyum.

Mereka berdua pun terus berdansa hingga Agatha mulai terbiasa dalam alunan irama musik indah itu.

"Nona,boleh ku tahu siapa namamu ?",tanya pemuda itu.

"Aku ? Oh...,namaku Agatha...",jawab Agatha dengan nada yang masih malu-malu.

"Nama yang indah,seperti halnya dirimu...",puji pemuda itu.

Seketika Agatha pun semakin dibuat tersipu mendengar pujian pemuda itu.

"Agatha,namaku Joseph,ku dengar kau telah berpetualang ke banyak desa demi membantu para penduduk dan menaklukkan begitu banyak monster...",tanya pemuda itu.

"Oh,ummm...,ku rasa demikian...",jawab Agatha.

"Tak mengherankan jika kau pun dengan mudahnya mampu menaklukkan hati banyak pria,apa kau telah memiliki seorang kekasih ?",tanya pemuda itu sembari mencoba merayu Agatha.

"Oh,tidak juga,ku rasa aku hanya seorang pengembara biasa...",jawab Agatha yang tersanjung dengan perkataan si pemuda.

"Apakah kau sudah mempunyai seorang kekasih ?",tanya pemuda itu lagi.

"Kekasih ?...,ya...,ku rasa tak akan ada pria yang akan tertarik pada ku...",jawab Agatha yang semakin dibuat tersipu.

"Benarkah ? Mengherankan jika seorang bidadari secantik dirimu belum memiliki seorang kekasih...",ucap si pemuda.

Mereka pun terus menari dan bercengkerama satu sama lain,selama itu Agatha terus merasa tersipu malu dan sesekali salah tingkah.

Saat lantunan irama musik yang mengiringi pesta itu hampir selesai si pemuda memutar tubuh Agatha membelakanginya kemudian memeluknya dengan semakin erat dan mesra,seketika Agatha dibuat semakin tak berdaya dengan perlakuan romantis si pemuda kepadanya.

Iringan musik pun berakhir dan si pemuda memutar kembali tubuh Agatha hingga mereka saling berhadapan,pemuda itu masih terus memeluk mesra tubuh Agatha dan mereka berdua saling menatap mata satu sama lain,Agatha hanya terdiam saat pemuda itu menunjukkan senyuman yang menawan kepadanya.

Tiba-tiba si pemuda perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Agatha dan bermaksud mencium bibirnya,seketika Agatha pun menghindar dan si pemuda dibuat terdiam.

"Joseph,maafkan aku,aku tak bisa melakukan itu...,permisi !",ucap Agatha dengan nada yang seakan kecewa kepadanya kemudian pergi meninggalkan pemuda itu.

Si pemuda hanya terdiam tanpa tahu harus berkata apapun,dirinya seakan tak mengerti alasan mengapa Agatha menghindarinya.

"A...Agatha...",panggil pemuda itu dengan nada yang lemas seakan merasa bersalah.

Gideon yang secara tiba-tiba muncul di belakang si pemuda merangkul pundak pemuda itu dan mengatakan sesuatu.

"Sayang sekali bocah tampan...,ku rasa bibir dan hatinya memang bukan untuk kau miliki,hehehehe...",kata Gideon dengan nada yang sedikit mengejek.

"Permisi...!",pamit pemuda itu dari sana kemudian berjalan meninggalkan Gideon.

"Hey Gideon ! Kemanakah dirimu ?",panggil seorang gadis yang tengah melakukan permainan dengan mata yang tertutup selembar kain.

"Di depanmu ! Ayo tangkaplah aku...!",jawab Gideon.

"Curang ! kau pasti keluar dari lingkaran.",ucap gadis itu.

Gideon pun kembali ke lingkaran untuk kembali bermain dengan para gadis.

Malam semakin larut dan pesta itu pun telah usai,semua orang pulang ke rumah mereka masing-masing.Gideon yang sudah sangat mabuk karena terlalu banyak minum pun harus pulang dengan digendong Castor.

"Dasar ! Kau ini suka merepotkan yang lainnya saja !",gerutu Agatha pada Gideon.

Gideon hanya terus tertawa mendengar gerutuan Agatha kepadanya di sepanjang perjalanan mereka pulang.

Castor dan Jacob hanya tersenyum melihat Gideon dan Agatha yang selalu bertengkar seperti biasanya,Sedangkan Victor hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun seakan dirinya belum siap jika esok dia harus berpisah dengan mereka berempat.

Pagi pun tiba,Castor dan yang lainnya tak menemukan keberadaan Victor di rumahnya sejak mereka terbangun,Agatha berusaha mencarinya ke seluruh tempat yang ada di desa namun tak juga kunjung menemukan Victor.

Akhirnya dengan sangat berat hati mereka pun memutuskan untuk segera berangkat,di depan gerbang utama desa para penduduk dan sang pemimpin desa yang mengantarkan mereka berpesan agar mereka berhati-hati selama perjalanan.

Tak lupa Castor pun menyampaikan sebuah permintaan kepada sang pemimpin desa agar menjaga serta merawat Victor,permintaan itu pun disanggupi para penduduk dan sang pemimpin desa dengan senang hati.

"Di mana Victor ?!",tanya sang pemimpin desa.

Jacob pun menjelaskan bahwa mereka tak melihat Victor sejak mereka terbangun dan tak tahu dimana anak itu berada sekarang.

Agatha terus termenung dan tak berkata apa-apa,wajahnya tampak begitu sedih dan merasa sangat berberat hati meninggalkan Victor yang kini hidup sebatang kara.

Mereka pun berangkat ke Cadaverial,di tengah perjalanan Castor,Jacob dan Gideon terus mencoba menghibur Agatha yang bersedih dan meyakinkannya bahwa Victor akan baik-baik saja.

Sekitar beberapa meter dari perbatasan desa Castor,Jacob dan Gideon secara tiba-tiba menghentikan langkah mereka,seketika hal itu membuat Agatha yang terus tertunduk dalam lamunannya terkejut saat dia menabrak tubuh Castor yang membelakanginya.

"Victor...?!",ucap Castor yang tampak sangat terkejut melihat Victor yang tengah menunggu mereka berempat di dekat gerbang perbatasan desa.

"Sudah ku putuskan,aku akan ikut bersama kalian,dengan begini tak akan ada kata-kata perpisahan di antara kita...",kata Victor sembari tersenyum kepada mereka berempat.

Seketika mata Agatha pun berkaca-kaca,dia pun segera berlari menghampiri Victor lalu memeluk erat tubuh anak itu.

"Aku ingin makan masakan lezat yang kau masak di sepanjang hidupku...",ungkap Victor pada Agatha yang memeluknya kemudian memeluk balik Agatha.

"Hey...! Kau sudah berpamitan kepada sang pemimpin desa ?",tanya Gideon.

"Soal itu...,hehehehe...,pasti akan ku kabari dia nanti.",jawab Victor dengan malu-malu.

"Victor,apakah kau benar-benar yakin dengan keputusanmu ?",tanya Castor.

"Tentu,karena aku pun akan menjadi seorang Light Scourge yang melegenda suatu saat nanti.",jawab Victor dengan bersemangat.

Mereka berempat pun saling melepas haru dan tawa kemudian berangkat bersama menuju ke Cadaverial.