webnovel

Lembar Halaman Dari Memori Yang Hilang

Mentari kian tinggi menyingsing,sang wanita yang tanpa sengaja sempat terlelap kelelahan pun terjaga secara tiba-tiba dan mendapati Victor sedang tidak berada bersamanya saat itu.

Dia pun lantas mencoba memanggil nama anak itu beberapa kali namun tak sekali pun dirinya mendengar jawab sahut dari Victor.

Dengan perasaan khawatir dia mencoba mencari Victor kesana kemari namun tak juga kunjung menemukan dimana keberadaan anak itu di sekitar sana.

Seketika terlintas sebuah firasat di dalam benaknya,lalu sesegera dia pun pergi menuju ke suatu tempat dimana naluri menuntunnya untuk menemukan keberadaan Victor.

Dan sampailah dia di tempat pemakaman para korban dari tragedi naas yang terjadi semalam,sesuai perkiraan,dari kejauhan dia melihat Victor yang sedang duduk membelakanginya.

Anak itu seperti tengah melamunkan sesuatu di sebelah makam sang ibu,kemudian dengan langkah perlahan dia berjalan mendekati Victor yang tengah menyendiri di sana.

"Aku tahu kau pasti akan kemari !",ucap wanita itu beberapa langkah tak jauh di belakang Victor.

Victor yang terkejut pun sontak menolehkan kepalanya ke belakang dan dengan rasa heran dia bertanya tentang bagaimana sang wanita bisa tahu jika Victor sedang berada di sana saat itu ?

Wanita itu tersenyum lalu menjawab bahwa itu adalah intuisi seorang wanita,mendengar jawaban itu Victor pun kembali termenung.

Dia pun melangkah perlahan menghampiri Victor dan melepas jubah yang dikenakannya kemudian menyelimutkannya pada tubuh Victor yang tampak tengah menggigil menahan dinginnya udara beku Helberg yang tak ramah.

Wanita itu pun duduk di sebelah Victor lalu mendekap erat tubuhnya,seketika Victor merasa kaget dengan apa yang telah wanita itu lakukan,Victor merasakan sebuah kedamaian yang sulit dia jelaskan dalam peluk hangat wanita itu.

"Kenapa ? Kau bisa kedinginan bahkan sakit jika kau memberikan jubahmu kepadaku...",kata Victor.

"Tidak apa-apa,apakah kau masih merasa sedih ?",tanya wanita itu kepada Victor.

Victor terdiam dalam ratapan hatinya yang perlahan mulai memudar,kendati demikian wajahnya masih tampak murung seakan masih enggan untuk menerima kenyataan sang ibu tercinta telah tiada.

"Berapa usiamu sekarang ?",tanya wanita itu pada Victor.

"Aku...? Usiaku tiga belas tahun.",jawab Victor.

Wanita itu pun kemudian bercerita tentang masa lalunya yang juga mengalami nasib yang sama dengan yang Victor alami saat ini.

Dia pun kehilangan orang tua dan kerabat tercintanya akibat penyerangan oleh segerombolan monster di desa tempatnya tinggal tiga belas tahun silam.

Pada saat itu dia masih seorang gadis kecil seumuran Victor yang belum siap dihadapkan dengan tragisnya kehidupan,bahkan hingga saat ini rasa sedih atas kehilangannya itu masih membekas dalam benaknya meski belasan tahun telah berlalu.

Dia adalah satu-satunya korban yang berhasil selamat dari insiden maut berkat pertolongan dari beberapa orang yang tiga di antaranya masih selalu bersamanya sebagai rekan seperjuangan hingga saat ini.

Sejak saat itu dia bertekad untuk meninggalkan kesedihannya dan berubah dengan terus mengasah kemampuan bertarungnya demi menjadi seseorang yang tangguh dengan harapan agar nantinya dia dapat melindungi kebahagiaan banyak orang.

Akhirnya setelah sebuah pertimbangan panjang dia pun memutuskan untuk ikut bersama orang-orang yang telah menyelamatkan hidupnya itu dan mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain,menghadapi begitu banyak rintangan serta mara bahaya bersama-sama.

Namun tak sekali pun pernah dia menyesali keputusannya itu,dia berharap dengan semua yang telah mereka lakukan bisa mencegah agar jangan sampai orang lain merasakan betapa pahitannya rasa kehilangan.

Victor yang merasa semakin penasaran setelah menyimak cerita dari si wanita pun bertanya tentang siapa sebenarnya mereka dan bagaimana mereka bisa datang ke Helberg saat peristiwa mengerikan tersebut terjadi.

Wanita itu menjelaskan bahwa orang-orang menyebut mereka sebagai Light Scourge,dia pun memperkenalkan bahwa namanya adalah Agatha,lalu nama dari ketiga rekannya yang lain adalah Castor,Gideon dan Jacob.

Tentang bagaimana mereka datang malam itu karena mereka menerima pesan dari seorang teman lama mereka yang tinggal di Helberg bahwa akan segera terjadi penyerangan besar-besaran dari para Vampire Familiar ke Helberg.

Namun sayangnya perjalanan yang harus mereka tempuh untuk sampai ke Helberg memakan begitu banyak waktu sebab saat menerima pesan itu mereka tengah berada di suatu tempat yang berada sangat jauh dari Helberg sehingga mereka pun datang terlambat.

"Vampire....,Vampire Familiar ? Sebenarnya mereka itu makhluk apa lalu dari mana mereka berasal ?",tanya Victor pada Agatha.

Agatha menjelaskan bahwa mereka para Vampire Familiar adalah binatang-binatang buas piaraan para vampir yang konon katanya berasal dari Grimdale yang keberadaannya masih misterius hingga saat ini.

Sebagian besar orang yang pernah mereka jumpai meyakini jika keberadaan dari kerajaan vampir tersebut bukan hanya sekedar legenda belaka,meskipun juga tidak sedikit orang yang berganggapan bahwa cerita tentang Grimdale hanyalah sebuah dongeng kuno dan bukanlah suatu hal yang nyata.

Victor yang sedari tadi tampak begitu serius menyimak dan memperhatikan apa yang tengah diceritakan oleh Agatha pun mengatakan bahwa dulu sang ayah juga sering menceritakan dongeng tentang kerajaan vampir tersebut.

Namun Victor kecil menganggap bahwa itu hanyalah sekedar dongeng menyeramkan yang diceritakan oleh para orang tua untuk menakuti para bocah agar tak berkeliaran di luar rumah saat gelap tiba.

Percakapan hangat yang berlangsung di antara keduanya secara perlahan mampu mengalihkan suasana yang semula tampak asing menjadi sebuah keakraban.

Suasana hati Victor pun sedikit demi sedikit mulai berangsur membaik,kini perasaan sedihnya perlahan kian terkikis,kesepian yang sempat mendera jiwanya pun mulai menyingkir.

Beberapa saat kemudian Agatha merogoh subuah tas kecil yang terikat pada pinggangnya,kemudian menunjukkan sebuah kalung berliontin batu safir langka kepada Victor.

Agatha menyampaikan bahwa kemungkinan besar itu adalah kalung milik mendiang ibu Victor yang secara tak sengaja diketemukan oleh Castor di dekat jasad sang ibu ketika dia memeriksa keadaan di dalam rumah Victor malam itu.

Agatha meminta Victor agar menjaga kalung itu dengan baik untuk mengenang mendiang sang ibu yang akan selalu mencintainya tanpa mengenal batas waktu.

Victor pun terenyuh,dia menengadahkan tangannya lalu menerima kalung itu,kedua matanya tampak berkaca-kaca,dengan erat dia mendekap kalung itu kemudian mengenakannya.

Sejak saat itu Victor menemukan sebuah tempat baru dimana dia nanti akan menyandarkan hatinya,dia pun mulai menumbuhkan tekadnya untuk menjadi seorang ksatria yang hebat suatu hari nanti.

Sekian waktu setelah percakapan hangat itu berlalu keduanya pun bersama-sama beranjak dari tempat pemakaman itu untuk kembali ke kediaman Victor dengan saling bergandengan tangan layaknya seorang ibu dan putranya.

Di lain tempat Castor tengah didatangi oleh pemimpin desa dan beberapa perwakilan warga yang meminta mereka berempat singgah di Helberg untuk sementara waktu.

Castor pun menyampaikan bahwa dia harus memusyarawahkan hal itu terlebih dahulu dengan ketiga rekannya yang lain sebelum dia menyetujui permintaan itu.

Singkat cerita keempatnya pun bermusyawarah dan sepakat untuk berada di Helberg sementara waktu guna berjaga-jaga dari datangnya serangan susulan.

Mendekati penghujung waktu siang Gideon mengajak Victor yang tengah berlatih menggunakan pedang bersama Agatha untuk berburu sesuatu di hutan sekitar Helberg sekaligus mengajari Victor cara memanah.

Mulanya Victor tampak masih ragu untuk ikut namun akhirnya berhasil diyakinkan Gideon lalu memutuskan untuk menemani Gideon berburu.

"Jangan sampai kau membahayakan Victor ! Aku harap kau menggaris bawahi perkataanku ini ! Karena jika sampai sesuatu terjadi padanya aku akan benar-benar menghajarmu !",peringat Agatha pada Gideon

"Agatha,aku akan sangat senang ketika melihatmu marah-marah,karena saat itu kau akan terlihat semakin cantik,tapi jangan khawatir ! Karena aku akan melindungi Victor dengan segenap jiwa dan ragaku !",jawab Gideon seakan tengah menggoda Agatha.

Sebagai dua anggota termuda yang usianya tak terpaut begitu jauh Agatha dan Gideon memang sering terlibat cekcok,Namun Gideon tak pernah menanggapinya secara serius,sebab dia telah memakluminya dan menganggap Agatha sebagai seorang adik perempuan yang berwatak keras.

Saat melintas di halaman depan Gideon dan Victor berpapasan dengan Jacob yang tengah membaca secarik kertas yang dibawa oleh seekor burung hantu albino yang bertengger di lengan kirinya.

Selama ini burung hantu itulah yang menjadi pembawa pesan di sepanjang petualangan mereka,mereka menamai sobat kecilnya itu Phantom.

"Jack,Aku dan Victor akan pergi mencari sesuatu untuk menu makan malam kita nanti.",pamit Gideon pada Jacob.

Sebelum mereka pergi Jacob berpesan agar Gideon lebih berhati-hati dan menahan dirinya dari aksi nekat yang sangat sering dia lakukan,terlebih jika dia mengajak Victor bersamanya.

Jacob khawatir jika Victor yang masih anak-anak harus terlibat dalam situasi yang berbahaya yang saat ini belum siap untuk Victor hadapi.

Gideon meyakinkan Jacob untuk jangan mengkhawatirkan mereka soal itu sebab dia akan melindungi Victor dan mereka berdua akan segera kembali secepatnya.

Mereka berdua pun berangkat menuju ke sebuah Hutan yang letaknya berada di sebelah selatan desa dimana para penduduk biasa berburu di sana.

Konon para penduduk Helberg sangat jarang memakan daging karena populasi hewan buruan yang mulai langka,sebagai gantinya mereka pun memakan buah-buahan dari tanaman endemik yang tumbuh subur sepanjang tahun di Helberg yaitu Winter Apple dan Cranial Berry

Singkat cerita kini Gideon dan Victor telah berada di hutan selatan Helberg,Setelah cukup lama mencari hewan buruan akhirnya dari kejauhan mereka melihat seekor kelinci yang tengah berlindung di bawah pohon.

Gideon pun segera meminta Victor untuk mencoba memanah hewan itu,Victor yang mulanya ragu tak yakin bahwa dia akan berhasil,namun dengan sangat telaten Gideon mengajari Victor.

"Jangan alihkan pandanganmu sedetik pun dari sasaran,ikuti nalurimu...,sekarang ! Lepaskan panahmu !",kata Gideon dengan lirih sembari memberi Victor isyarat untuk melesatkan anak panahnya.

Anak panah itu pun berhasil mengenai sasarannya,Victor yang tampak masih tak percaya dengan apa yang berhasil dia lakukan pada percobaan pertamanya pun seketika terperanga.

"Kerja bagus !",puji Gideon sambil menepukkan kedua tangannya.

Ditengah-tengah rasa ketidak puasannya akan hasil buruan mereka Gideon pun mengajak Victor berjalan ke arah timur laut untuk menuju ke hutan yang letakknya berada di sebelah timur Helberg,mengingat sepertinya hutan itu sangat rindang seakan tak pernah terjamah oleh manusia.

Namun Victor segera mencegahnya,dia mengatakan bahwa hutan sebelah timur Helberg adalah kawasan hutan terlarang yang menurut cerita para penduduk bahwa hutan itu dihuni oleh seekor monster yang menjaga tempat itu sehingga tak seorang pun penduduk di desanya yang berani masuk ke sana.

Mendengar apa yang diceritakan oleh anak itu Gideon malah mentertawakannya,sebab baginya adalah hal yang lucu jika Victor fikir cerita itu akan membuat Gideon takut untuk masuk kesana hanya karena ada seekor monster yang menghuninya.

Dia pun meyakinkan Victor bahwa semua akan baik-baik saja sebab Victor sedang bersama dirinya yang telah berhasil menghabisi nyawa ribuan monster di sepanjang petualangannya.

Sesaat setelah mempertimbangkannya Victor pun setuju untuk mengikuti Gideon yang nekat mengajaknya berburu ke tempat itu.

Selama perjalanannya mereka melihat begitu banyak hewan-hewan penghuni hutan yang tampak hidup dengan sangat damai,kondisi alam di sana pun seakan menjelaskan bahwa kelestarian hutan itu sangatlah terjaga.

Beberapa meter dari arah mereka berada mereka melihat seekor rusa karibu berbadan gemuk yang seketika menyita perhatian mereka.

Gideon pun segera memberi isyarat kepada Victor agar kembali bersiap untuk memanah hewan besar itu.

Victor pun menurutinya,sesegera dia kembali bersiap untuk memanah sasaran besarnya itu,namun secara tiba-tiba Gideon menyadari akan adanya sebuah bahaya dari arah belakang mereka,dengan sigap Gideon menarik tubuh Victor lalu melompat menghindari serangan yang datang.

Victor yang merasa terkejut tanpa sengaja melepaskan anak panahnya hingga mengenai salah satu batang pohon besar yang berada di dekat rusa buruannya sehingga membuat hewan itu menyadari keberadaan mereka lalu kabur dari sana.

Merasa penasaran Victor pun menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi,Gideon menunjuk ke arah kristal-kristal es berwarna hitam yang tertancap ke tempat mereka berpijak tadi.

Lalu mereka pun mengalihkan pandangan mereka ke arah sebuah tebing yang berada di belakang mereka tadi dan melihat sesosok makhluk yang sekilas menyerupai seekor kuda hitam dewasa.

Makhluk itu pun segera melompat turun ke hadapan mereka,sesosok monster dengan tubuh seperti seekor kuda dewasa dengan sekujur tubuh dipenuhi sisik-sisik kasar berwarna hitam yang mempunyai cakar tajam pada keempat kakinya,makhluk itu bisa dibilang memiliki wujud layaknya seekor naga namun tidak bersayap.

"Astaga ! Gawat ! Si Salju Hitam Fendragnir !",ucap Victor dengan nada panik dan tubuh yang gemetaran.

Dengan segera Victor menarik lengan pakaian Gideon untuk segera kabur dari sana,sedangkan Gideon yang sebelumnya sempat berniat untuk bertarung melawan makhluk itu pun akhirnya terpaksa lari mengikuti Victor yang menarik lengan pakaiannya dengan kuat.

"Hey Victor ? Bukankah yang itu tadi seekor naga darat ? Orang-orang juga menyebut makhluk seperti itu sebagai drake,apakah makhluk itu yang tadi kau ceritakan menghuni hutan ini ?",tanya Gideon yang masih bisa-bisanya terlihat santai dalam situasi yang genting seperti itu.

"Tak ada waktu untuk menjelaskan soal itu,sekarang kita harus segera kabur !",jawab Victor yang sangat panik.

Makhluk itu terus mengejar mereka berdua sampai ke sebuah tebing dari jurang yang sangat curam sehingga keduanya tak lagi bisa kemana-mana.

Makhluk itu pun perlahan semakin mendekat ke arah mereka,sorot mata makhluk itu membuat Victor merasa sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetaran,dia yang tak tahu lagi harus bagaimana bertanya pada Gideon apa yang akan mereka lakukan selanjutnya ?

Dengan santai Gideon menjawab bahwa yang selanjutnya akan dilakukannya adalah menjalankan rencana awal yaitu menghajar makhluk itu.

Dia pun membelakangi Victor dan memintanya untuk tetap berlindung di belakangnya sampai dia memberi isyarat Victor untuk menjauh saat ada kesempatan.

Monster itu seakan mengerti dengan maksud Gideon yang hendak menantangnya bertarung,seketika perangainya berubah agresif dan mulai menunjukkan taring-taring menyeringainya.

Gideon pun tersenyum congkak melihat perubahan sikap si monster,dengan segera dia menarik sebilah belati dan mengaitkannya pada rantai panjang yang diikatkannya pada pinggang."Kau ingin menari ?! Maka ayo kita menari !",ucap Gideon dengan nada menantang.

Monster itu pun dengan cepat mengambil ancang-ancang lalu melompat ke arah mereka untuk menerkam,namun berhasil dihindari Gideon yang berjungkir sambil mendekap Victor.

"Sekarang ! Berlindunglah di belakang sana !",perintah Gideon kepada Victor sembari menunjuk ke sebuah batu besar yang berjarak beberapa meter dari mereka.

Dengan segera Victor pun berlari ke sana,seketika makhluk itu pun mengalihkan pandangannya kepada Victor,saat makhluk hendak mengejarnya dengan cepat Gideon mengayunkan rantai panjangnya yang berhasil membelenggu kaki dari si monster lalu menarik tubuh makhluk itu hingga tertahan.

"Hey keledai besar ! Teman bermainmu adalah aku !",Ejek Gideon.

Pertarungan sengit antar keduanya pun tak terhindarkan kelincahan Gideon dalam bertarung berhasil mengatasi kecepatan dari si monster,namun bukanlah hal yang mudah bagi Gideon untuk menaklukkan makhluk itu dalam waktu yang singkat,sebab dirinya harus berusaha keras mencari celah untuk melumpuhkan si monster yang ternyata lebih kuat dari apa yang sempat dia diperkirakan sebelumnya.

Setelah cukup lama bertarung akhirnya Gideon melihat adanya sebuah peluang,dengan segera dia menyabetkan belati berantainya hingga melilit leher makhluk itu,lalu Gideon pun melompat dan berjungkir kesana kemari mengitari tubuh makhluk itu.

Akhirnya si monster berhasil terjerat oleh rantai itu dan dibuat kesulitan bergerak,sesegera Gideon menembaki si monster dengan beberapa anak panah untuk melumpuhkannya lalu menebasnya dengan pedang hingga membuat tubuh makhluk itu roboh.

Gideon pun melangkah dengan santai mendekati si monster yang sudah tak berdaya,seakan tak mau menyerah makhluk itu terus berusaha memberontak dalam jeratan rantai lalu membuka rahangnya untuk bersiap menyembur Gideon.

Tak sampai hal itu terjadi Gideon menginjak rahang si monster kuat-kuat hingga tertahan ke tanah lalu bersiap memenggal kepala makhluk itu.

"Sayang sekali ! Kesenangan kita harus berakhir saat ini",kata Gideon.

Tak disangka Victor berlari ke arahnya untuk menghadang Gideon dan mencegahnya membunuh monster itu.

Gideon yang merasa bingung dengan apa yang telah Victor lakukan pun menanyakan alasan Victor melindungi monster yang hampir saja mencelakakan mereka.

Victor dengan tegas mengungkapkan bahwa dia merasa makhluk itu sebenarnya tidak berniat mencelakakan mereka,justru mereka berdualah yang telah mengusiknya dengan melakukan perburuan di hutan itu.

Gideon yang merasa tak habis fikir dengan jalan fikiran Victor pun mengurungkan niatnya untuk menghabisi makhluk itu.

Lalu dengan tubuh yang masih gemetar ketakutan secara sangat hati-hati Victor mencabut setiap anak panah yang tertancap di tubuh makhluk itu satu demi satu kemudian membantunya untuk melepaskan diri dari jeratan rantai panjang Gideon.

Victor pun merobek salah satu lengan dari pakaiannya kemudian mengikatkannya pada salah satu kaki si monster yang terluka cukup parah akibat tebasan pedang Gideon.

"Maafkan kami karena telah mengusik dan melukaimu !",kata Victor sembari berusaha melepaskan makhluk itu dari jeratan rantai secara berhati-hati.

Makhluk itu hanya terdiam melihat apa yang telah Victor lakukan,mereka berdua pun meninggalkan makhluk itu dalam kondisi yang masih terkapar di sana kemudian pulang dengan hanya membawa beberapa buah yang mereka petik di hutan selatan tadi dan seekor hewan buruan yang telah mereka dapatkan sebelumnya.

Ditengah perjalanan pulang Gideon terus menatap Victor lalu dia tersenyum secara tiba-tiba.

"Aku melihat kepribadian Vincent pada dirimu,kau memang sangat mirip dengannya...",ungkap Gideon sembari tersenyum.

Sontak Victor pun terkejut,dalam benaknya timbul sebuah pertanyaan soal bagaimana bisa Gideon mengetahui nama ayahnya ?

"Bagaimana mana kau tahu nama ayahku ? Apakah kau mengenalinya ?",tanya Victor dengan sangat penasaran.

Dengan santainya Gideon menjelaskan bahwa Vincent adalah teman lama mereka dan orang yang telah mengirimkan pesan agar mereka berempat datang ke Helberg.

Selain itu Gideon juga menyebutkan bahwa Vincent adalah seorang pria yang baik bahkan mereka berempat mengaguminya semasa Vincent menjadi rekan seperjuangan mereka dulu.

Mendengar apa yang diceritakan Gideon mendadak Victor terdiam,raut wajahnya tampak menunjukkan ekspresi yang sangat kesal hingga membuatnya mengepalkan kedua tangannya dengan keras.

Dalam benaknya terlintas betapa kecewanya dia kepada sang ayah yang tidak pernah kembali untuk sekedar melihat keadaannya dan sang ibu,bahkan tak datang sendiri untuk menyelamatkan mereka berdua dari peristiwa naas yang telah merenggut nyawa sang ibu malam itu.

Gideon yang tak mengerti dengan apa yang salah dari semua yang telah dikatakannya pun memilih untuk diam dan tak lagi mengatakan apa-apa.

Perlahan sang surya kian tenggelam di ufuk barat,ribuan kegelapan perlahan merayap menutup hari yang penuh ketidak terdugaan itu.