"Aku menyukaimu."
"A-ahh…, Regan kau tahu aku-."
"Aku tak memintamu membalasnya atau menerima perasaanku. Aku hanya ingin meluapkannya karena itu membuatku gila." Ujar Regan
"G-gila?." Vien mengerjap
Tiba-tiba saja Regan mengecup kening Vien lalu pergi meninggalkan Vien yang terdiam
"T-tadi itu apa?." Entah kenapa rasanya ada kupu-kupu yang terbang diperut Vien
Tiba-tiba ada angin deras yang muncul
"Aduh cuacanya sedang tak bagus ya. Mending masuk deh." Vien masuk tanpa tahu jika di setiap langkahnya ada angin kecil yang menerbangkan rerumputan
"Noctem Partem?."
"Iya. Itu semacam acara pesta dansa kalau di dunia manusia."
Vien terkejut ketika tangannya ditarik seorang perempuan berambut pendek
"Quine?."
"Hai!. Sudah lama kita tak bertemu. Kemana kau beberapa hari ini?." Tanya Quine yang tidak tahu apa-apa
"Ahh aku tak enak badan jadi pulang." Jawab Vien seraya berjalan menuju ruang guru
"Ohh. Siapa pasanganmu nanti malam?." Tanya Quine
"Aku tak berniat ikut."
"Hee?!. Ini kenang-kenangan lho!." Pekik Quine
"Aku sudah terbiasa tidur cepat." Jawab Vien singkat
"Hee padahal kau makhluk malam." Vien mengangkat bahunya cuek
Lalu mereka sampai di ruang guru. Hanya Vien yang masuk dan menaruh tumpukan buku
"Oh apa ini?." Tanya pak Shafier, seorang Shapesifter yang menjabat sebagai wakil kelas Vien
"Tugas-tugas selama saya mengambil libur, sudah semua." Jawab Vien optimis
"Hmm, bagus-bagus. Oh ya Vien, apa kau ikut pesta nanti malam?." Tanya pak Shafier sambil membuka buku milik Vien
"Hmm, sebenarnya saya tak berniat ikut."
"Kenapa?. Tak ada pasangan?."
"Itu mah gampang tinggal dicari. Dari dulu saya memang tak suka ikut acara yang mengenakan dress dan berdansa itu. Saya lebih suka Halloween." Ujar Vien
"Hee kau gadis yang menarik. Baiklah tinggalkan saja ini."
Vien membungkuk lalu keluar, ternyata Quine masih disana. Mereka akhirnya bersama-sama ke kantin dan berpisah
"Hai Vien!." Sapa Amora seraya bergeser. Vien tersenyum dan duduk
"Nanti malam ikut?." Tanya Prisca membuat Vien mendengus kesal
"Sudah kubilang aku malas." Vien mengambil nampan makanannya
"Kenapa?."
Vien menggeleng, enggan menjawabnya
"Emang kalian sudah dapat pasangan?." Tanya Vien
"Aku dengan Rion. Exotica dengan Aeroy. Prisca dengan Saul. Kirene dengan Harun. Dan Sandra dengan Tony." Jawab Youzu
"Kalian?."
"Aku dengan Nicho. Amora dengan Aaron. Violen dengan Klevin. Masih ada Micle Regan Orbit dan Oscar, tinggal pilih." Sarkas Ivory membuat Vien mendelik
"Tapi aku memang tak mau ikut."
"Ada alasannya?." Tanya Micle
"Hahh, aku hanya benci memakai dress dan berdansa dengan begitu anggunnya. Aku lebih suka Halloween. Tolong jangan memaksaku, toh bukan acara yang penting." Jawab Vien
"Kalau begitu kau akan kemana nanti malam?." Tanya Oscar
"Mau berjalan-jalan?. Aku bisa menemani." Tawar Orbit. Vien dan Regan bertatapan, Vien segera mengalihkan pandangannya
"Tidak, aku biasanya tidur cepat."
Regan diam-diam mendengus
Hari ini pelajaran selesai lebih cepat dan seluruh murid disuruh untuk tidur cepat karena pesta dansa akan dimulai tengah malam. Tapi ketika seluruh murid tengah tertidur, tidak dengan Vien. Ia menyendiri di rooftop
"Hey Vien." Vien terkejut dan menengok
"Madam Deana." Vien berdiri
Deana tersenyum lalu melihat ke bawah rooftop
"Indah sekali ya dunia Mythgium ini jika dilihat secara keseluruhan."
Vien ikut melihat ke bawah dan mengangguk kecil
"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?." Tanya Deana
Vien diam dan menggeleng
"Tidak ada ma'am."
Deana menyeringai
"Tidak ada?. Beraninya kau berbohong." Vien menengok
"Kau masih memikirkan adikmu?. Bukankah tak adil?. Mereka menyembunyikan hal penting dan mengatakan jika itu demi keselamatanmu?. Bahkan sekarang kau yang melindungi mereka, bukankah mereka terlihat tak becus?."
Vien terbelalak
"Ma'am tolong jaga batas anda."
"Hm?. Bukankah kau juga berpikir sama?. Bahwa keluargamu itu … sangat tak berguna?."
"Argh berhenti bicara omong kosong!." Bentak Vien
Kobaran api muncul membuat mereka terkejut. Deana tersenyum
"Madam Fantasia benar ternyata."
"Apa maksudmu?." Ketus Vien
Deana memadamkan api dengan sihir airnya
"Kau tak ikut ke pesta nanti malam kan?. Maka pergilah ke ruangan Madam Fantasia, dengan begitu kau akan mendapatkan maafku." Deana pergi lalu menghilang
Vien masih diam dengan mata terbelalak
Malam Harinya…
"Kak apa aku terlihat cantik dengan gaun ini?." Tanya Violen
"Tentu saja dik." Jawab Kirene dengan senyum sumringah
"Vien kau sungguh tak ikut?." Tanya Youzu sekian kalinya. Vien mendengus dan menggeleng
"Aku mau mengerjakan tugas saja."
Semuanya saling tatap
"Baiklah, jika ada apa-apa cepatlah turun. Kami pergi ya." Prisca mengusap kepala Vien lalu mereka semua pergi
Vien menghela nafas, ia menunggu setengah jam lalu memakai pakaian serba hitam dan keluar. Ia melihat meriahnya pesta dari lantai atas, namun matanya terfokus ke Regan yang hanya minum diujung ruangan. Semua teman-temannya sudah mendapat pasangan
Vien merasa kasihan
"Hahh ini hanya sekali Vien." Gadis itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan memakai sebuah dress hitam putih
Vien menguncir rambutnya sedikit lalu mengepangnya di sebelah kiri, lalu ujung rambut yang tergerai ia buat bergelombang. Ditambah dengan sedikit riasan wajah
"Oke cukup."
Vien mengulum bibirnya lalu keluar, ia turun tepat ketika semuanya sedang berdansa
"Eh kak lihat!." Seru Ivory
Vien berjalan ke arah Regan
"Mau berdansa?." Regan menengok dan terkejut
"Gak mau ya udah." Vien hendak pergi namun Regan segera menariknya
"Kukira kau tak datang." Ujar Regan sambil menahan senyum senangnya
"Bersyukurlah aku kasihan dengan wajahmu itu."
Vien menaruh kedua tangannya di pundak Regan, lalu mereka mulai berdansa mengikuti alunan musik. Tak sadar mereka berdansa di tengah-tengah dan seluruh murid berhenti dan menonton mereka
"Mereka benar-benar cocok." Ujar Micle
"Kau tak cemburu?. Kukira kau menyukai Vien." Tutur Charity, pasangannya
"Sekarang tidak."
"Argh Vien!."
Vien menunduk ketika menyadari mereka menjadi pusat perhatian. Regan tersenyum merasa itu lucu lalu mengangkat dagu Vien
"Apa yang kau pandang?. Aku disini."
"Sorry, aku kurang nyaman menjadi pusat perhatian." Ujar Vien. Regan menatap sekeliling
"Mau berhenti dan mengambil minum?."
Vien mencibir
"Mana bisa pergi saat begini, lanjutkan saja karena kau pandai berdansa." Ujar Vien
"Kau juga."
Mereka lanjut berdansa dan mengabaikan tatapan seluruh orang. Angin-angin sepoi muncul dan menerbangkan rambut Vien membuatnya terlihat semakin cantik
"Aku … sepertinya jatuh cinta."
Vien mendongak
"Kau tau tak ada sejarah-."
"Persetan dengan sejarah. Aku mencintaimu, dan tak akan bisa diubah. Emang kenapa jika vampir menyukai serigala?. Bukankah kita terlahir juga berbeda?. Kalian sedarah, tapi kenapa kalian berbeda?." Ujar Regan
Vien tersenyum dan kembali menatap saudari dan sahabatnya yang tersenyum
"Sepertinya kau terlalu keras."
"A-ahh maaf." Regan menunduk dengan wajah merona merah. Vien terkekeh
"Lucu hm?."
"Iya lucu!." Vien tertawa dan Regan tersenyum. Orang-orang tahu mereka pasangan yang cocok
"Aku ingin selalu seperti ini, Vien."
Vien diam dan seketika wajahnya memerah
"A-apa maksudmu kau, aku…"
"Ya, ayo berpacaran!." Ujar Regan. Vien mengedipkan matanya
"Kau bilang aku tak perlu membalas perasaanmu. Tapi entah kenapa, malam ini … pertama kalinya aku merasakan hal yang sama kepada Mythgium. Aku mencintaimu Regan!."
Regan tertegun lalu segera memeluk Vien. Semua orang bertepuk tangan. Madam Fantasia dan yang lain pun memperhatikan dari lantai atas
"Sekarang bagaimana ma'am?."
"Gadis itu berhak memiliki pasangan. Walaupun begitu, ia tetap akan menjadi pemegang Elemen perasaan."