Xiao Zhan menatap foto demi foto yang digeser ujung jari Wang Yibo. Ada sekitar 70 foto di dalam sana. Dan mereka melihatnya bersama.. sampai-sampai lupa masih berdiri di balik pintu apartemen itu.
Melihat raut Xiao Zhan, Wang Yibo justru menahan senyum. Pria itu mungkin ingin menyangkal, tapi kenyataannya memang begitu.
"Tidak berkomentar? Zhan Ge mendadak mengaku masih sangat-sangat muda?"
Xiao Zhan menampik pelan ponsel itu. "Lupakan saja. Aku tidak seperti itu."
"Haha..." tawa Wang Yibo. "Aku jadi yakin kalau Zhan Ge lahir pada hari baik. Sampai-sampai dapat keberuntungan sebanyak itu."
"Kau terlalu melebihkan."
"Tidak seperti itu. Apalagi soal yang tadi aku hanya menirukan."
"Soal yang mana lagi?"
Xiao Zhan menoleh dengan alis terangkat. Wang Yibo mengulum senyum penuh kejahilannya. "Yang cocok di sebelahku hanya Zhan Ge." Katanya dengan kedua bahu mengendik.
"Kata siapa?"
"Bo Xiao Gui."
"Mereka lagi?"
Wang Yibo tertawa. "Mereka mendukung kita. Kenapa terlihat tidak suka?"
Baru saja mengatakan itu, muka Xiao Zhan justru meremang. Mulai dihiasi serupa ruam-ruam merah.
Seketika, Wang Yibo berubah pikiran. Itu bukan wajah tidak suka.
"Bagaimana bisa? Aku tidak merasa terlalu—"
"Pendapat Zhan Ge Cuma dihitung satu suara," sela Wang Yibo. "Tapi jumlah mereka justru jutaan."
Xiao Zhan makin tegang, Wang Yibo malah terkekeh senang.
"Zhan Ge mau tahu mereka bilang apalagi?"
Jeda sejenak.
"Apa?"
Xiao Zhan terlihat ketar-ketir.
Wang Yibo malah menunjukkan kepercayaan diri yang lebih besar daripada biasanya. "Siapapun perempuan yang ada di sebelahku, mereka jadi kurang sesuai meskipun terlihat sangat-sangat cantik."
"Apa?"
"Kecuali Zhan Ge, walaupun bukan perempuan. Dan aku tidak pernah menganggap Gege seperti itu." Kata Yibo. "Sekali lagi. Itu pendapat mereka, Ge. Aku hanya mengulangi." Tegasnya.
Xiao Zhan terdiam lama. Wang Yibo kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku dan memandangi wajah itu. Dia tak terlihat ingin mengganggu, bertanya, atau mencoba menyentuhnya lagi. Mereka hanya menikmati momen itu dalam diam. Lagipula sudah lama mereka tidak seperti ini.
"Kau masih selalu mengikuti berita mereka..." kata Xiao Zhan tiba-tiba.
"Zhan Ge sendiri?"
Xiao Zhan menelan ludah sebelum menjawab. "Hanya terkadang. Aku terlalu takut dengan semua spekulasi mereka."
"Spekulasi?"
"Mereka... seperti tahu segalanya," kata Xiao Zhan. Dan dia sudah berkata lagi sebelum Yibo sempat membuka suara. "Semakin dekat, semakin benar... aku semakin khawatir dengan masa depan."
Wang Yibo memberikan dekapan lebih erat saat itu. "Ge..." Membuat Xiao Zhan terpejam dan menenangkan diri di dalam kehangatan lengan-lengannya
Sudah lama mereka tidak membahas soal ini. Pendapat publik, pendapat keluarga, pendapat orang-orang terdekat, dan masih banyak lagi.
Kurang lebih 2 tahun lalu, saat mereka memutuskan resmi berhubungan... Xiao Zhan masih meremehkan keseriusan Wang Yibo yang mengakui ketertarikan khusus padanya. Lelaki itu masih sangat bocah di matanya. Dan lagi, mereka sama-sama lurus sebelumnya. Tapi terkadang, beberapa hal di dunia memang tidak bisa dikendalikan.
Sesuatu telah terjadi sejak mereka bertemu pertama kali. Tanpa disadari. Banyak hal juga yang telah berlalu. Mulai bertemu lagi dalam drama The Untamed, berteman baik, berpisah, saling menghubungi lagi, terjadi banyak skandal setelah mereka sibuk di dunia masing-masing, saling mendukung dari kejauhan, bertemu beberapa kali, dan kini mereka kembali ke titik ini...
Mereka berdua sepakat masih tutup mulut soal hubungan itu. Meski sudah banyak yang mengira, tapi mengakuinya adalah beda persoalan.
"Besok Zhan Ge ulang tahun. Kenapa kita tidak membahas ha-hal yang membahagiakan?" tawar Wang Yibo.
Xiao Zhan berbalik perlahan, meraih kedua pipinya dan mendekat.
Mereka berciuman tanpa bicara lagi.
Bibir Xiao Zhan adalah satu yang paling Wang Yibo sukai. Tidak terlalu tebal, tidak terlalu tipis, tidak terlalu kemerahan, tidak terlalu pucat, dan sangat sesuai dengan bibirnya.
Teksturnya mungkin tidak selembut bibir para perempuan yang diciumnya dalam proses syuting. Tapi saat bagian itu bersentuhan dengan miliknya, ada begitu banyak perasaan menyerbu dada dan sulit diterjemahkan. Panas, dingin, dan menyengat seolah dialiri oleh sesuatu. Semakin dia memperdalam ciuman itu, bibir Xiao Zhan tak jauh beda dengan permen membal yang dia kunyah karena rasa manis imajiner yang menjalar. Lidahnya pun tak ingin berhenti jika sudah mengabsen deretan gigi-gigi di dalamnya.
Hatinya hangat setiap kali melakukan ini.
"L-Lao Wang... Lao Wang...!"
Xiao Zhan memukul-mukul pelan. Yang semula di bahu Wang Yibo, justru digamit pelan dengan lembut. Lelaki itu menuntun tangan Xiao Zhan berpegangan ke dadanya. Sedetik kemudian, kuku-kuku pria itu menggali dia kaus bagian dada dan lengannya.
"Ingat untuk bernafas dengan hidung, Ge..."
Wang Yibo tidak melepaskan bibir itu beberapa menit setelahnya. Dan dia sudah melatih Xiao Zhan agar bertahan lebih lama sedari dulu. Yang mula-mula marah karena hampir kehabisan nafas... kini Wang Yibo bisa melepas bibir itu ketika sudah berubah kemerahan.
"Kau ini... tidak berubah..." keluh Xiao Zhan. Tapi Wang Yibo hanya terkekeh kecil. Mereka berpandangan dan masih menenangkan nafas bersama setelah itu.